2. JESSIE ARGENTARA

2.1K 241 0
                                    

Jessie Argentara adalah karakter antagonis dalam novel Destiny.

Gadis berusia tujuh belas tahun yang memiliki sifat manja, egois dan childish.

Dalam novel, Jessie adalah si bungsu yang disayangi keluarganya tapi semuanya berubah saat Kiara Argentara—sang pemeran utama yang diketahui sakit parah yaitu kelainan pada jantungnya dan membutuhkan donor jantung.

Kabar itu membuat keluarganya lebih memperhatikan Kiara. Jessie merasa diabaikan, jika dulu apa yang ia minta langsung akan diberikan maka sekarang keluarganya akan berkata nanti. sedangkan pada Kiara mereka langsung memberikannya membuat Jessie marah karena merasa iri.

Kemarahannya lalu berubah menjadi dendam saat orang yang disukainya, Nagara Arsenio Lorez—karakter utama lelaki ikut memperhatikan Kiara. Jessie sudah mendekati Nagara lama, semuanya juga tahu ia menyukainya tapi lelaki itu malah melirik Kiara.

Lalu, Kiara yang mengatakan menyukai Nagara hingga orang tuanya yang akan menjodohkan keduanya membuat Jessie semakin benci.

Hasutan dari beberapa orang membuat Jessie bertindak gegabah, berpikir jika Kiara mati semua akan kembali seperti sebelumnya. Tanpa rasa takut, Jessie mencoba membunuh Kiara, mendorong gadis itu hingga jatuh ke kolam dan tenggelam. Tapi melihat Kiara yang meminta tolong membuat Jessie tersadar dan hendak menolong tapi sudah keduluan oleh Nagara yang datang bersama teman-temannya.

Setelahnya keadaan semakin rumit. mereka kecewa, marah dan benci kepadanya.

Aksi itu yang terjadi di kolam renang sekolah membuat satu sekolah mengetahuinya. Mereka mulai mengatainya jahat, kejam, psikopat, dan kata buruk lainnya. Tak ada yang membelanya, ralat ada banyak orang yang membelanya tapi yang diinginkannya adalah keluarganya bukan mereka. Tapi keluarganya sibuk dirumah sakit menjaga Kiara.

Hal itu membuat Jessie marah, sangat marah sampai ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. saat pulang sekolah, gadis itu berlari ke jalanan saat mobil melaju kencang hingga mobil itu menabrak tubuhnya.

Itulah mengapa Jessie berada dirumah sakit dan sudah koma sebulan.

Tapi aneh, seingatnya dalam dunia novel seharusnya dokter berbicara dengan orang tuanya bahwa ia tak akan bertahan lama dan berencana mendonorkan jantungnya untuk Kiara.

Harusnya Jessie meninggal, lalu Kiara dan Nagara hidup bahagia tanpa gangguin dirinya lagi.

Wait!

Jadi, gue bukan cuman ngejalanin hidup si antagonis? tapi juga ngejalanin hidup karakter yang harusnya sudah tidak ada?

****

"Hiks..jangan tinggalin mami, mami gak bisa hidup tanpa kamu!"

"Iya, mami!"

Sebenarnya, Ia merasa bersalah karena terpaksa harus mengaku bahwa dirinya adalah Jessie.

Mau mengaku bahwa ia bukan Jessie tidak bisa. Ia khawatir mereka tak percaya dan mungkin saja akan langsung membawanya ke psikolog. Dan lagi, ia tak mungkin membuat raut wajah bahagia mereka kembali sedih.

"Jangan tinggalin mami yah?"

Jessie tak menjawab,

"Jessie jawab, Mami! Kamu gak akan ninggalin Mami kan?"

"Iya mami, Jessie gak akan pergi!"

Setelahnya, ibunya kembali menangis masih memeluknya.

Entah sudah ke berapa kali kalimat jangan meninggalkan keluar dari mulut ibunya, bukan hanya ibunya keluarga bahkan sahabatnya juga mengatakan hal yang sama tadi saat memeluknya dan juga menangis.

Jujur saja sekarang, ia sedikit lelah berada diposisi seperti ini hampir dua jam. tepatnya sejak dokter selesai memeriksa keadaannya lalu memberitahu bahwa keadaannya sangat baik. Mereka, keluarga serta sahabatnya bergantian memeluknya.

Andin, ibunya, orang terakhir yang memeluknya setelah sadar adalah yang paling lama memeluknya dan masih juga menangis.

Jika dihitung, sudah sekitar dua jam lebih ia seperti. Tadi memang ia merasa sangat sehat tapi sekarang ia merasa lemas apalagi tubuh Jessie baru saja bangun dari koma setelah sebulan lamanya.

"Mami, udah dong nangisnya, gak malu apa diliat yang lain?"

Andin melirik Tara, "Papi juga nangis tadi!"

"Iya, papi emang nangis bahagia tadi, sangat bahagia." Aku Tara, "Tapi gak kayak mami, mami tuh udah bukan nangis bahagia tapi nangis lebay!" 

Pelukan itu sontak terlepas, "PAPI NGATAIN MAMI LEBAY?"

"E-enggak, Mi!" Ujar Tara gugup.

"Enggak? Mami gak tuli yah, tadi mami dengar papi bilang mami lebay!"

"Y-yah, habisnya mami nangisnya lama banget. Jeje kan baru bangun dati koma, dia pasti capek butuh istirahat!"

Andin melotot, ia sontak menatap Jessie. "Maaf sayang mami, lupa. Sekarang kamu baring lagi yah, istirahat! Mami bakalan ada disini, jagain kamu. Gak akan kemana-mana!"

Jessie mengangguk saja kemudian berbaring dibantu Andin, wanita itu juga menyelimutinya.

"Istirahat yah sayang, papi sama yang lain keluar gak lama!" Setelah mengatakan itu Tara mengecup keningnya lama lalu berlalu pergi, mengajaknya yang lain untuk keluar agak tak berisik.

Jessie menutup matanya, ia merasakan genggaman pada tangannya. Saat melirik, ibunya tengah menidurkan kepalanya dipinggir ranjang dan menggenggam tangannya erat.

Bingung. Itulah yang saat ini Jessie rasakan.

Apakah ia harus menjalani hidupnya sebagai Jessie Argentara?

Apa yang akan terjadi nanti ketika si antagonis yang harusnya sudah tiada malah hidup kembali?

Apa kisah novelnya berubah?

Pertanyaan beruntun muncul di kepalanya.

"Gimana sama kehidupan gue di kehidupan nyata? Gimana sama mama dan papa? Sahabat gue?" Gumamnya pelan.

Andin meliriknya, "Sayang, kok gak istirahat sih?"

Niatnya untuk mengaku semakin terpatahkan. Ia tak bisa melihat raut sedih di wajah orang-orang yang kini bahagia melihatnya hidup lagi.

Ternyata banyak yang menyayanginya walau ia adalah seorang antagonis.

"Sayang, kenapa? Ada yang sakit? Mami—

"Gak papa, mi. Aku istirahat sekarang!" Ujar Jessie tersenyum tipis lalu menutup matanya.

Semoga semuanya bakalan baik-baik aja. Ujarnya dalam hati sebelum masuk ke dalam alam mimpinya.

****

ANTAGONIS | DUNIA NOVELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang