Kafe Ghosting.
Jessie mengerjap membaca nama kafe depan sekolah yang terpampang jelas di atas gedung itu. Namanya unik sekaligus meresahkan yah.
Oh iya, walau terletak di depan sekolah Alaska bukan berarti kafe ini khusus anak Alaska. banyak juga murid-murid sekolah lain yang datang, nongkrong di kafe ini. Apalagi, mendengar rumor anak-anak Alaska yang visual banget.
Lihat saja, pengunjung kafe yang memang didominasi cowok pemburu cecan itu kini menatap kedatangan Jessie bersama ketiga sahabatnya. Mereka mulai berbisik entah apa dan beberapa terang-terangan menggoda mereka tapi hanya ditanggapi senyuman tipis aja.
"Eh, anjir, itu Kak Yudha sama teman-temannya kan!"
"Eh iya, Yudha anak Tritanius kan!" Ujar Steffa.
"Dia jalan ke kita?" Tanya Kate heboh.
Jessie mengangguk, "Kayaknya iya!" Ujarnya yang setelahnya Yudha berhenti didepan keempatnya.
"HAY!"
DEMI APA YUDHA NYAPA MEREKA?
Yudha itu anak Tritanius yang juga populer banget.
"Hay Kak!" Sapa Jessie ramah berbeda dengan ketiga teman-temannya yang memakai nada genit.
"Mejanya udah penuh semua, mau duduk bareng gak?"
Tanpa mengecek ucapan Yudha benar atau tidak, keempatnya mengangguk antusias membuat Yudha tersenyum dan mengajaknya ke meja mereka.
Setelah duduk nyaman, Yudha mengulurkan tangannya mengajak kenalan duluan yang langsung disambut Tere semangat.
"Aku Tere, Kak!" Ia tak hanya mengenalkan namanya tapi juga sahabatnya membuat ketiganya menatap kesal tapi Tere abai saja, "Ini namanya Steffa, Jessie, dan Kate!"
"Eh!" Yudha agak kaku, gagal berkenalan dengan ketiga cewek lainnya.
Teman Yudha menertawakan nasibnya saat hendak mengulurkan tangan berkenalan tiba-tiba Tere bersuara lagi,
"Kita juga udah tahu nama kakak kok, Kak Yudha, Kak Aji sama Kak Putra kan!" Ujar Tere.
Steffa melotot langsung menginjak kaki Tere, cewek itu meringis tapi kemudian tetap tersenyum seolah tak terjadi apa-apa.
Putra terkekeh, "Lo lucu yah!"
"Iya aku emang lucu, tapi aku udah punya gebetan Kak."
"TERE!" Seru Jessie, Kate dan Steffa sontak.
"Emangnya kak Putra mau apa sama lo? Dia bilang lo lucu kek badut." Ujar Steffa kesal.
"Beneran, Kak?"
"Enggaklah, lo manis kok!"
Mereka melotot,
"DEMI APA IH!" Genit Tere.
"Re, lo diam yah atau gue tendang keluar dari kafe ini!" Ujar Kate membuat Tere mendengus.
Mereka lanjut mengobrol santai tentang sekolah atau beberapa hal tak penting lainnya, sampai akhirnya Yudha kini menatap Jessie.
"Gue baru ingat, Lo Jessie Argentara bukan sih?"
Suasana berubah, ketiga sahabatnya menatap Jessie yang tampak gugup tapi tetap mengangguk mengiyakan. ia sedikit khawatir mereka akan mengatainya.
"Santai aja, Jes." Ujar Yudha, "Gue nanya doang soalnya marga lo mirip sama teman gue dan lagi lo kan sempat bikin heboh sekolah tempo kemarin gegara kecelakaan." Jelas Yudha.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS | DUNIA NOVEL
Novela JuvenilJessie Argentara. Gadis berusia enam belas tahun itu tak menyangka modal berkhayal saja bisa membuatnya masuk ke dalam dunia novel. Tapi sayangnya buka sebagai peran utama, tapi sang antagonis. Antagonis yang harusnya mati, tapi malah hidup lagi. **...