Alaska High School.
Turun dari mobil kevan, Jessie mengedarkan pandangannya. Takjub menatap parkiran sekolah ini dipenuhi mobil sport dan bersampingan dengannya juga ada banyaknya motor-motor sport yang terparkir rapi.
"Je, ngapain berdiri disitu?"
Jessie menoleh, "Eh, gak ngapa-ngapain!"
Kevan mengernyit, hendak bersuara tapi teriakan memanggil nama kembarannya membuat mereka menoleh.
"KIARA!"
Dua gadis itu menghampiri Kiara, mereka melirik sinis pada Jessie.
"Yuk, Ra masuk bareng."
Kiara mengangguk, "Van, Je, gue masuk duluan bareng teman-teman gue yah!"
"Iya, jaga kesehatan yah, Kak!" Ujar Jessie membuat mereka terkejut.
Kiara tersenyum kemudian mengangguk dan berlalu pergi karena teman-temannya yang menariknya. tak sabar ingin menggosipi Jessie.
"Ayok, gue antar ke kelas." Ajak Kevan.
Keduanya berjalan masuk ke dalam gedung sekolah yang kembali membuat Jessie lagi-lagi kagum. sangat berbeda jauh dengan sekolahnya.
Melihat kedatangannya membuat mereka meliriknya dengan berbagai macam tatapan tapi tak ada lagi kata jahat atau buruk lainnya yang keluar dari mulutnya.
Jelas saja, setelah kejadian ia ditabrak mobil dan sahabatnya memberitahu bahwa ia dibully membuat keluarganya marah. Andin datang ke sekolah, mengamuk kepada pihak sekolah sampai ketua yayasan—Bokap Nagara yang datang sendiri mengatasinya.
Mereka lalu melihat cctv dan ternyata Jessie dibully dan gadis itu melawan tapi tetap saja kalah suara. Melihat itu membuat keluarga Argentara sangat marah, mereka langsung meminta kepala sekolah untuk berhenti karena tak becus sedangkan ketiga siswa yang paling brutal dikeluarkan dari sekolah. Dan lagi semua murid Alaska mendapat point.
Ketua Yayasan—Bokap Nagara menyetujui permintaan keluarga Argentara. memecat kepala sekolah. bagaimanapun keluarga Argentara adalah donatur terbesar disekolah ini.
Walau tanpa keluarga Argentara, sekolah akan baik-baik saja karena keluarga Lorez juga sangat kaya. Tapi ia harus menjalin kerja sama yang baik, apalagi mereka bukan hanya donatur tapi juga partner kerja sama dalam bisnisnya.
"JESSIEEEE!"
Teriakan cempreng itu membuat Kevan dan Jessie menoleh. sedikit terkejut.
"IH SENANG BANGET LIAT LO BALIK LAGI!" Ketiga sahabatnya sontak memeluknya erat sambil lompat-lompat pula. benar-benar lebay.
"Eh, Eh, Itu Jessie sesak, lepasin!" Kevan menarik ketiga sahabat adiknya saat melihat Jessie susah bernafas.
"Eh, maaf, Je. kita senang banget." Ujar Kate.
"So, plan kita waktu itu jadi kan. nongkrong di kafe depan sekolah, banyak cogan tahu Je."
"Cogan?" Mata Jessie berbinar, cewek mana sih yang gak suka liat cogan pasti sukalah.
"Iya, sejak kafe depan sekolah di buka tuh banyak banget tahu cogan-cogan yang datang buat kumpul-kumpul. Apalagi pada tajir-tajir pula." Ujar Steffa semangat.
Tere mengangguk, "Siapa tahu aja ada yang ngajak kenalan, terus kita di traktir!"
"APAANSIH LU KEK ORANG MISKIN!"
Tere mendengus, "Gue tuh ngerasa apapun makanannya, lebih nikmat kalau ditraktir."
"Jauh-jauh sana lo!" Steffa mendorong bahu Tere hingga gadis itu nyaris jatuh tapi untungnya Kevan yang masih berada disini dan menatap ketiganya, menahan Tere.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS | DUNIA NOVEL
Teen FictionJessie Argentara. Gadis berusia enam belas tahun itu tak menyangka modal berkhayal saja bisa membuatnya masuk ke dalam dunia novel. Tapi sayangnya buka sebagai peran utama, tapi sang antagonis. Antagonis yang harusnya mati, tapi malah hidup lagi. **...