Suasana mobil sport hitam Nagara kini sangat canggung.
Tak ada obrolan. Jessie juga sedari tadi melirik keluar jendela, tapi mengingat sesuatu membuat ia kini melirik Nagara yang tengah fokus menyetir.
Ia berpikir sebentar,
Apa ia harus berterima kasih?
Atau, meminta maaf karena kejadian tadi?
Keduanya kah?
Kayaknya harus!
Menarik nafas ia lalu menatap Nagara.
"Kak Nagara!" Panggilnya pelan.
Nagara mengernyit, biasanya gadis ini memanggilnya Nagara saja.
Tak mendapat jawaban membuat Jessie makin gugup,
"Aku mau bilang makasih dan maaf buat kejadian di kantin tadi dan depan toilet!" Ujarnya pelan. untungnya Nagara masih bisa mendengarnya.
"Hm!"
Hanya deheman saja?
Jessie tersenyum, maklum saja memang begitu sifatnya. cuek dan dingin.
"Eh, kok berhenti disini kak!"
Nagara melirik, "Ini rumah lo kan?" Tanyanya.
Jessie sontak menoleh keluar jendela, ia menepuk jidatnya. Ia hampir saja lupa rumahnya sendiri.
"O-oh iya, makasih yah kak udah nganterin aku pulang!"
Tak ada jawaban,
Jessie sedikit kesal, tapi sudahlah ia hendak membuka pintu tapi Nagara duluan menguncinya.
"Eh, kok dikunci sih?" Paniknya.
"Siapa bilang gue nganterin lo gratis?"
"Loh, Kak Nagara minta bayaran? Kakak kan udah tajir, lebih tajir dari aku juga tuh!" Ujarnya.
"Bukan bayaran kayak gitu!"
"Terus apa?"
Nagara tersenyum devil, ia mendekati Jessie yang sontak membuat gadis itu melotot menahan nafasnya karena Wajah Nagara yang sangat dekat dengannya sampai akhirnya cowok itu berbisik yang membuat jantungnya terasa akan pindah tempat.
"Kissing with me, one minute!" Bisiknya serak.
Setengah menit kemudian, Jessie sontak mendorong tubuh Nagara.
"IH, MESUM!" Teriaknya.
****
Seminggu setelah kejadian pulang bareng itu. Jessie tak pernah lagi bertemu Nagara, bukan tak pernah, ia sering melihat cowok itu tapi langsung menghindar. Kevan saja sampai bingung karena Jessie menolak berangkat dan pulang bersamanya lagi dan malah memilih berangkat bersama sahabatnya.
Tak ada yang terjadi setelah Jessie berteriak dengan berani mengatai Nagara mesum. Karena setelahnya cowok itu tertawa saja melihat wajahnya yang memerah kemudian membuka pintu mobil, Jessie segera turun berlari masuk ke dalam rumahnya.
Ini aneh. sangat aneh. Seingat Jessie, Nagara itu cuek dan dingin. Kenapa sekarang ada sifat mesum?
Atau, itu adalah salah sayu sufatnya yang lupa diberitahu penulis?
Sungguh, mengingat kejadian waktu itu saja sudah membuat pipinya memerah.
"Tuhkan, pipi gue merah lagi!" Ujarnya memegang kedua pipinya.
"Ih, Jessie lo gak boleh gini, dia tuh calon tunangan kakak loh." Peringatnya.
Ketiga sahabatnya berhenti dan saling lirik melihat sahabatnya yang berjalan di koridor dan berbicara sendiri. sekarang saja, Jessie tak sadar ketiganya tak lagi berjalan disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIS | DUNIA NOVEL
Roman pour AdolescentsJessie Argentara. Gadis berusia enam belas tahun itu tak menyangka modal berkhayal saja bisa membuatnya masuk ke dalam dunia novel. Tapi sayangnya buka sebagai peran utama, tapi sang antagonis. Antagonis yang harusnya mati, tapi malah hidup lagi. **...