14 ••• Sebuah klarifikasi dari Lino

72 12 13
                                    

"Cantik."

Uhukk. Satu kata yang dilontarkan oleh Jaemin berhasil membuat Lia tersedak sehingga membuat Jaemin langsung memberikan Lia segelas air dengan cepat. Lia pun langsung meminum air pemberian Jaemin hingga menyisahkan setengah dari sebelumnya.

"Li, tapi itu lo tadi minum minuman gue." ucap Jaemin yang berhasil membuat Lia kembali tersedak. Ga aman nih si Jaemin, bisa buat anak orang mati karena tersedak. Poor Lia.

"Eh lo kenapa? Dari tadi keselek mulu." tanya Jaemin kini ia merasa khawatir dengan Lia karena tersedak tidak berhenti-berhenti.

"Ga kok. Gue gapapa." jawab Lia setelah meminum minumannya sedangkan Jaemin, ia hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum tipis menanggapinya.

Setelah mereka menyelesaikan makanannya, mereka memutuskan untuk pulang kerumah mereka masing-masing dan sampailah mereka dirumah Lia. Mereka berjalan beriringan menuju pintu rumah Lia.

"Makasih ya Jaem buat semuanya." ucap Lia berterima kasih dan dijawab dengan anggukan kepala dari Jaemin sambil tersenyum tipis, kemudian berkata "Iyo sama-sama, ya walaupun ini ga seberapa."

Kemudian, Papahnya Lia keluar dari dalam rumahnya, lebih tepatnya ia menyambut kepulangan anak gadisnya.

"Ngga terjadi sesuatu apa-apa kan disana?" tanya Papahnya Lia sambil menatap Lia dan Jaemin secara bergantian.

"Ngga ada kok Pah, liat aku nih, ga kenapa-napa kan? Jaemin pinter jagain aku, ya kan Jaem?" jawab Lia yang disetujui oleh Jaemin sambil berkata "Iya om, aku udah berhasil mulangin Lia ke om dengan utuh dan selamat."

Papahnya Lia menganggukan kepalanya lalu kembali berkata "Terima kasih ya nak Jaemin." ucap Papahnya Lia berterima kasih.

Jaemin tersenyum lalu menganggukkan kepalanya dan berkata "Sama sama Om, kalo gitu Jaemin pamit pulang ya, udah malem takut dicariin sama Mamah." pamit Jaemin dan diangguki oleh Papahnya Lia.

"Hati hati dijalan ya nak." ucap Papahnya Lia.

Lia berlari menghampiri Jaemin yang hendak masuk kedalam mobilnya, kemudian ia berkata "Hari ini emang capek banget Jaem, pasti mau cepet-cepet nyampe rumah terus tidur kan? Inget, nyetirnya jangan ngebut-ngebut ya, harus jaga keselamatan lo juga, keselamatan yang paling penting loh. Oke." pesan Lia

"Oh ya nih, buat lo." Lia memberikan Jaemin beberapa butir permen kopi, kemudian berkata "Dimakan, siapa tahu ngantuknya hilang hehe." Jaemin menerima permen pemberian dari Lia dan berkata "Makasih, Li."

Setelah itu, Jaemin mengendarai mobilnya dan pergi dari perkarangan rumah Lia.

"Oh iya, powerbank gue ketinggalan disana." ucap Lia sambil menepuk dahinya dan menatap mobil milik Jaemin yang semakin jauh.

━━━━━━━

Tok tok

Suara ketukan dari jendela kamarnya membuat Lia terbangun dari tidurnya, kesel, banget, mengganggu tidur di waktu libur Lia.

Awalnya Lia ga mempedulikan itu dan lebih memilih untuk melanjutkan tidurnya lagi, tetapi suara ketukan dari balik jendela kamarnya kian membesar.  Dan takut jendelanya pecah juga.

Pada akhirnya, Lia memilih untuk bangun dari tidurnya lalu berjalan menghapiri balkonnya dengan langkah kesal. Ketika Lia membuka jendela balkonnya tiba-tiba

Pletak

Sebuah penghapusan yang dipotong kecil-kecil mendarat dengan tepat didahi Lia yang membuat sang korban meringis kesakitan dan membuat emosinya semakin menaik. 

INDECISIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang