Kecewa

5 3 1
                                    

Quest 8 : Kisahkan sebuah konflik tokoh utama dengan keluarganya. Buatlah tokoh utama kecewa dengan keluarganya hingga sedikit frustasi. Pemberian nama bab terserah dan jangan lupa ketentuan yang berlaku.

.
.
.

🌻🌻🌻

Malam yang sunyi, hanya ada bintang-bintang yang berkelip-kelip, dan bulan purnama yang tampak cantik menghiasi langit.

Suasana nan sepi, itulah yang terdengar di tempat ini. Rumah yang tampak gagah dengan perpaduan warna antara putih dan abu-abu, serta terdapat beberapa tanaman hias yang membuat kesan tampak cantik.

Seperti biasanya, Bis dan ayahnya kini sedang di meja makan dan sedang makan malam bersama.

"Yah, coba liat gambar ini," ucap Bis sembari mengeluarkan gambar yang sudah diletakkan di sampingnya dan memberikannya gambar tersebut. Yang jelas sekali itu tampak gambar pria yang berada di depannya.

"Wow, tampan juga ayah di sana Bis. Gambarnya seperti nyata, memang anak kesayangan ayah ini hebat. Siapa dulu ayahnya," kata Ham memuji hasil karya anaknya serta mengambil gambar tersebut.

"Terima kasih, Yah."

"Bis," panggil Ham dan meletakkan gambar tersebut di atas meja.

"Iya, Yah," jawab Bis dan menoleh.

"Ayah, hari ini harus pergi lagi," ucap Ham.

"What! Ayah pergi jam berapa?" tanya Bis yang kaget dengan ucapan sang Ayah.

"Setelah kita selesai makan. Ayah ada kerjaan di luar kota dan harus pergi malam ini juga," jelas Ham memandangi wajah anaknya yang tampak kaget.

"Nggak bisa gitu, Yah. Ayah baru aja pulang dua hari yang lalu, sekarang harus pergi lagi," protes Bis.

"Iya. Bis," kata Ham dengan cepat.

"Kenapa Ayah selalu pergi tinggalin Bis sendirian? Memangnya Ayah nggak sayang sama Bis lagi, ya. Kemarin Ayah juga nggak dateng ke sekolah buat ambil rapor. Asal Ayah tau Bis itu sedih, karena setiap pengambilan rapor orang tua murid yang ambil. Sedangkan Bis harus ambil sendiri atau minta tolong sama orang lain untuk ambil. Bis malu, Yah. Udah kayak anak nggak punya orang tua aja," ucap Bis dan berdiri.

"Ayah sayang sama, Bis. Cuma ayah harus kerja untuk kita juga. Dan ayah juga minta maaf, karena tidak bisa hadir saat pengambilan rapor. Ayah harap Bis bisa maklumi ini," kata Ham lalu mendekati anaknya yang tidak terima dengan ucapannya tadi.

"Bis kecewa sama, Ayah. Semenjak Ibu sudah tidak ada, Ayah selalu pergi. Bis kesepian selalu sendiri di rumah. Bis selalu iri setiap melihat teman-teman bersama dengan orang tuanya yang selalu memperhatikan anaknya. Ini bukan pertama kalinya Ayah pergi, mungkin udah ke beberapa kalinya atau mungkin di luar sana Ayah udah menemukan pengganti Ibu? Makanya jarang di rumah," ucap Bis dengan nada sedikit tinggi.

"Nggak gitu, Bis. Ibu selalu ada di hati ayah, tidak akan pernah tergantikan. Bis, tolong jangan egois," ucap Ham berusaha membuat anaknya untuk mengerti dengan keadaannya kini.

Sebenarnya Ham juga ingin seperti orang tua di luar sana. Yang selalu memperhatikan anaknya setiap hari dan bertemu serta bercanda gurau. Walaupun ia pergi, Bis selalu diawasi oleh seorang suruhannya dan orang itu yang akan melaporkan bagaimana dengan keadaan anaknya.

"Ayah kalau mau pergi silakan, sekalian aja nggak pulang-pulang juga nggak papa. Biar keliatan Bis kayak nggak punya orang tua. Ayah memang nggak pernah pahami posisi Bis sekarang," ucap Bis.

Lalu pergi meninggalkan Ham sendirian yang masih tampak duduk di sana dan memandangi anaknya semakin menjauh.

Sungguh hatinya kini sangat kecewa, karena Ham selalu pergi dadakan. Bukannya memberitahu dirinya dari kemarin. Alih-alih ingin mendapat kebersamaan. Namun, yang didapat hanya sebuah kekecewaan semata.
Tujuannya kini adalah kamar, berjalan dengan rasa kecewa bercampur kekesalan.

Bis pun tiba di kamar, langsung mencoret-coret gambar yang ada di atas meja belajarnya yang sudah dipenuhi beberapa hasil gambar yang sudah selesai. Satu per satu dicoret dengan asal, tanpa disadari Bis melihat gambar sang Ibu yang ia gambar sendiri.

Sebelum sempat mencoret gambar tersebut tangannya pun berhenti.

"Foto Ibu, astagfirullah. Bis nggak boleh coret ini, karena cuma ini yang bisa Bis lihat selalu tatkala rindu."

Andai Ibu tau, sekarang Bis rindu. Kalau Ibu masih ada di sini, Bis nggak akan kesepian lagi. Coba aja kalau Allah kasih waktu lebih lama lagi buat nunda ambil Ibu dari Bis. Ibu pasti ada di samping Bis sekarang dan memeluk, batin Bis.

Bis pun duduk di dekat meja belajar tersebut. Sembari memandangi gambar sang Ibu, satu per satu butiran bening pun jatuh dari wajahnya.

.
.
.

To be continue ....

659 kata
wga_academy
Rin_Blueberry

Bismillah (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang