Sang penenang

5 2 0
                                    

Quest 9 : Pertemukan tokoh utama dengan seseorang yang selalu bisa menenangkannya jika sedang menghadapi konflil keluarga. Pemberian nama bab terserah dan jangan lupa ketentuan yang berlaku.

.
.
.

🌻🌻🌻

"Mil, ini kita nggak papa malam-malam ke sini?" tanya Lah dengan perasaan ragu.

"Iya. Mau gimana lagi, besok 'kan harus dikumpulin. Makanya kita datengin Bis langsung, takutnya belum selesai. Jadi, bisa kita yang lanjutin," jawab Mil.

"Ya, udah."

"Lah yang masuk ke dalam, ya? Soalnya Mil mau beli beberapa keperluan dulu di dekat sini, nanti kalau udah selesai Mil balik lagi. Nggak lama kok," ucap Mil lalu pergi ke arah yang berbeda dan meninggalkan Lah sendirian.

Kini Lah sudah berada di depan rumah yang tampak gagah dengan perpaduan warna antara putih dan abu-abu, serta terdapat beberapa tanaman hias yang membuat kesan tampak cantik.

Sebenarnya kini baru jam tujuh malam. Namun, Lah tetap beranggapan bahwa waktu seperti ini tidak baik untuk ke rumah orang. Karena Mil yang memaksa, Lah pun tidak bisa menolaknya.

"Assalammualaikum, Om," sapa Lah yang sudah hampir sampai di depan pagar.

Di sana sudah terdapat Ham yang hendak mengeluarkan mobil berwarna silver.

"Waalaikumsalam. Temannya Bis, ya?" tanya Ham.

"Iya. Apa ada Bis di rumah, Om?" tanya balik Lah.

"Ada, kamu masuk aja. Om mau pergi duluan, ya. Kamu bisa jadi teman Bis yang baik 'kan," ucap Ham sudah berada di dalam mobil dan bersiap untuk jalan.

"Insyaallah, Om," jawab Lah yang berdiri di samping mobil tersebut.

"Om, pergi dulu ya," pamit Ham lalu melajukan mobilnya.

"Iya, Om."


Lah pun masuk ke dalam dan ternyata pintunya masih terbuka.

"Assalammualaikum, Bis."


Beberapa kali Lah mengulang ucapan tersebut. Namun, tidak ada yang menjawab. Lah pun masuk ke dalam. Di dalam rumah terdapat berbagai lampu hias dan foto keluarga Bis. Pada akhirnya ia menunggu di ruang tamu sembari memanggil nama Bis.

Bis yang merasa namanya dipanggil pun pergi lalu keluar dari kamar dan pergi ke sumber suara.

Ia pun kaget melihat Lah sudah berada di ruang tamu menunggunya. Tanpa disadari Bis masih memegangi sebuah kertas bergambar sang Ibu.

"Waalaikumsalam, Lah ngapain sendirian ke sini?" tanya Bis yang berusaha menutupi rasa kesedihannya kini.

"Lah nggak sendiri, tadi ada Mil juga. Cuma lagi ada urusan sebentar. Lah ke sini mau tanya tugas yang kemarin udah belum?" tanya Lah.

"Oh itu, udah selesai. Besok Bis bawa ke sekolah," jawab Bis.

"Alhamdulillah. Bis lagi ada masalah sama Om lagi, ya?" tanya Lah karena melihat wajahnya yang sedikit berbeda.

"Iya, seperti biasanya. Ayah pergi lagi," jawab Bis menutupi rasa kecewanya.

"Itu gambar Tante, ya?" tanya Lah melihat gambar yang berada di tangan Bis.

"Iya."

Sepertinya Lah datang di waktu yang tidak tepat lagi, batin Lah.

Rupanya Bis lupa meletakkan gambar sang Ibu. Ia kira tadi sudah diletakkan kembali ke meja belajar.

"Bis kangen Ibu," ucap Bis dan duduk di sofa dengan menjaga jarak dari Lah dan memandangi gambar tersebut.

"Bis, harus sabar. Kalau kangen, Bis bisa kirim doa aja ke Tante. Supaya Tante di sana senang dan bahagia. Oh iya, Bis udah salat?" tanya Lah.

"Belum," jawab Bis singkat.

"Lebih baik Bis sekarang salat dan doa 'kan Tante. Sekarang udah masuk jam salat isya, 'kan? Semoga aja setelah salat hati dan pikiran Bis bisa tenang lagi. Curahkan aja semua isi hati Bis sama Allah," ucap Lah memberikan saran kepada Bis.

"Oke, Bis salat dulu. Terima kasih sarannya, Lah." Bis pun menuju ke dalam.

Namun, langkahnya terhenti tatkala Lah memanggilnya kembali.

"Bis, Lah mau pamit dulu, ya? Cuma itu aja yang Lah mau tanya ke Bis. Semoga besok suasana hati Bis udah lebih baik lagi, assalamualaikum."

"Terima kasih, udah ke sini Lah. Waalaikumsalam."

Lah pun keluar dan pergi ke tempat Mil yang sudah menunggunya di depan.

Bis pun mengambil air wudu dan melaksanakan salat dengan khusyuk.

"Ya Allah, Bis rindu Ibu. Jaga Ibu di sana, ya? Semoga Ibu di sana bahagia dan senang, karena udah ada samping Allah. Dan berikan Bis kesabaran untuk menjalani hidup ini."

Butiran bening pun jatuh dari wajahnya.

"Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk." (Al-Baqarah: 45)

.
.
.

To be continue ....

645 kata

wga_academy
Rin_Blueberry

Bismillah (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang