PELUANG

52 15 1
                                    

D-DAY PO BUKU FAT CONCUBINE
AYO DI ORDER 🥺🥺🥺

D-DAY PO BUKU FAT CONCUBINEAYO DI ORDER 🥺🥺🥺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AUTHOR POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



AUTHOR POV

Sudah 14hari Jojo dan Demitri dirawat.
Segala usaha sudah dikerahkan kedua keluarga itu.

"Masih ada harapan, masih ada peluang mereka sembuh" ucapan doa Ayah yang tak hentinya memotivasi aemua orang.

"Anak kita kuat, mereka sedang berjuang" Bunda menambahi.

(Ps. karena ini fiktif, ada yang namanya alam bawah sadar, jadi aku coba masukin disini ya)


Jiwa Jojo sangat lelah, dia berusaha kesana kemari mencari jalan keluar dari tempat asing yang tak pernah ia kunjungi sebelumnya. Ia hanya mendengar tangisan Bundanya yang meminta dia untuk bangun.
Sejauh apapun kakinya melangkah dia akan berada dititik yang sama.

"Bunda.. jangan nangis. Hiks" isak Jojo.

"Kamu nangis karena capek? Sini istirahat dulu"
Suara familiar yang Jojo dengarkan, tidak mungkin.

Tapi, saat Jojo menoleh pada sumber suara, benar saja itu adalah suara Demitri.
Pria yang dia rindukan.

"Kamu kog disini juga?"
"Sini dulu, istirahat" kata Demitri sambil menepuk rumput disebelahnya.
Demitri telah duduk di bawah pohon rindang yang Jojo sendiri tak tahu sejak kapan pohon itu ada.

Menurut, Jojo duduk disebelah Demitri.
"Capek ya?" Tanya Demitri.
Jojo mengangguk.
"Sandaran di bahuku mau?" Tanya Demitri lagi.
Jojo menggeleng.

"Kita dimana?" Tanya Jojo.
"Entah, akupun tak tahu. Yang aku ingat aku sedang bermain bola lalu tidak sadar"
"Apa kita sudah mati?"
"Sepertinya belum, kalau sudah pasti kita tidak bertemu. Karena mati itu urusan masing-masing makhluk hidup"

"Aku minta maaf" kata Demitri setelah beberapa saat terdiam.
"Untuk apa?" Tanya Jojo.
"Semua karena aku, sumbernya aku. Kamu sakit, kamu kecewa, kamu terluka, kamu..."
Tangan Jojo membungkam mulut Demitri.
"Jangan diteruskan" sambung Jojo.
Demitri mengangguk.

"Kamu mau kembali?" Tanya Demitri lagi.
"Mau" jawab Jojo.
"Salah ga sih kalau aku pengen disini aja sama kamu?"
"Kenapa?"
"Ga tau, setelah sekian lama kaya lega aja akhirnya ketemu. Walau dengan keadaan kaya gini"
"Aku ga mau bikin keluargaku sedih. Aku harus kembali. Ah bukan, kita harus kembali"
"Kamu yakin? Berapa besar peluang kita kembali seperti dulu saat kita sadar? Berapa besar peluang kamu ingat aku? Berapa besar peluang kita bersama?"
"Demit, liat aku, sebentar" ucap Jojo.
Demitri pun akhirnya berhadapan dengan Jojo.

"Apa yang kita alami sekarang ini bukan kuasa kita. Aku tak bisa menjanjikan apapun padamu, aku tak bisa menjamin persen peluang kita berhasil atau gagal, tapi setidaknya kita coba kan? Jadi ayo bangun sayang" kata-kata menenangkan yang terucap dari mulut Jojo diakhiri dengan kecupan ringan dibibir Demitri.

Demitri pun akhirnya tersenyum, "I love you" ucapnya.

Di Rumah Sakit
Beep...beep..beep
Jojo membuka matanya pelan, mengerjapnya pelan hingga dia dapat melihat ruangan yang serba putih.

"Jo? Kamu sadar nak?" Ucap Bunda sambil menangis haru.
Jojo hanya tersenyum, lalu menengok sisi kirinya.
Terbaring lelaki yang beberapa saat tadi berjanji untuk bangun bersamanya.
Tapi mata lelaki itu tertutup rapat.
Jojo menangis, "Kenapa kamu bohong? Kembalilah bersamaku. Aku mohon" batin Jojo.

Keesokan Harinya.
"Hari ini kamu cek kesehatan dulu ya sayang, dokter Aryo udah menyiapkan semuanya" ucap Bunda.
"Aku ga mau Bun, nanti kalau Demit bangun gimana? Aku ga mau ninggalin Demit Bun" ucapnya.

"Nak, Mama nanti yang jagain Demitri, kamu cek dulu ya tubuh kamu, biar kita tau ada apa dengan Demitri juga, ya?" Bujuk Mama Demitri.
Iya kemarin aku langsung berkenalan dengan kedua orang tua Demitri.
Sedih dan tragis karena aku harus bertemu keluarga Demitri dalam keadaan seperti ini. Mama dan Papa Demitri terus menjaga kami berdua, keduanya tampak lelah dan sedih, sama seperti wajah Ayah dan Bunda.

Selesai Cek
"Ada retak di bagian rusuk ruas kedua, tapi itu tidak berbahaya. Jangan terlalu banyak bergerak dan mengangkat barang, jangan membungkuk terlalu sering. Kami akan balut sekitar dada hingga punggung. Selain itu semua kondisi Nona Jovanka dalam kondisi baik" jelas dokter Aryo.
"Bagaimana dengan Demitri dokter? Kenapa dia belum sadar?" Tanya Jojo.
"Kami belum tau pemyebab pastinya, hal ini jarang terjadi. Tapi kami pastikan akan lebih intense memantau Demitri"

Setelah kembali ke kamar.
"Bangun dong, kan kamu udah janji kita bakal bangun bareng" kata Jojo.
"Tau ga? Semua dugaanmu salah, aku ingat, ingat semuanya. Peluang buruk yang kamu takutkan tak pernah terjadi Demitri. Kumohon bangun, bukalah matamu. Tepati janjimu padaku. Aku ingin soulmate ku kembali"

"I really love you. I do love you" tangis Jovanka pecah dihadapan soulmatenya.

-Selamat Membaca-
Masih ada yang nungguin cerita inikah? 😅😅😅

SOULMATE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang