Setelah berbincang masalah betapa rindunya sang ibu dengan anak, kini Irene, Jaehyun, Taeyong sedang berada diruang tamu sedangkan Baekhyun sudah pamit ke pasar dan Chanyeol sudah di toko di pagi buta.
"Taeyong, bagaimana rasanya pacaran sama Jaehyun." Irene menatap Taeyong yang hanya bisa tersenyum kecil. "Menyenangkan tante.'
"Jangan memanggilku tante, bunda saja itu cocok." Irene terkekeh kecil.
"Tidak apa, Jaehyun juga memanggil ibuku dengan sebutan tante." Jaehyun yang mendengar tuturan Taeyong hatinya terasa hangat.
"Baiklah, tapi kalau kalian sudah menikah kau harus memanggilku bunda." Tegas Irene membuat Taeyong mengangguk.
"Jaehyun, aku pergi ke kos-kosan Ten dan Winwin boleh?" Jaehyun mengangguk dan Taeyong pun pergi, ia hanya alasan kesana karena ingin membuat Irene dan Jaehyun saling melepas rindu berdua, Taeyong tau rasanya berpisah dengan ibu hanya masalah pernikahan.
Begitu Taeyong pergi, hawa canggung dan tegang terjadi pada Irene begitupula Jaehyun. Akhirnya Jaehyun memutuskan untuk membuka pembicaraan agar suasana menjadi cair.
"Bunda apa kabar?"
"Bunda baik Jaehyun, kau bagaimana badanmu semakin kekar." Jaehyun terdiam.
"Itu... Taeyong yang menyuruhku olahraga agar badanku bisa jadikan senderan untuknya."
"Syukurlah Taeyong mencintaimu dengan tulus bunda senang." Jaehyun tersenyum lebar mendengar pacarnya dipuji, tapi itu kenyataan.
"Bunda semakin kurus, apa bunda malas makan dan kantung mata bunda sedikit terlihat." Jaehyun kasihan pada Irene. Ia berfikir apa bunda-Nya mencarinya selama satu tahun?
"Tidak apa, selama satu tahun bunda malas makan apapun... Bunda hanya makan buah saja sambil membayangkanmu saat kecil yang berlari dikamar bunda, mengganggu bunda saat kerja, mengajak bunda bermain, setiap hari bunda merindukanmu berharap kau kembali." Irene terisak setelah mengatakan itu, Jaehyun segera memeluknya dan mengelus punggung sang ibu.
"Bunda jangan menangis, aku tidak kuat melihatmu menangis kumohon." Irene mengangguk lalu melepaskan pelukan mereka dan menggenggam tangan anaknya erat.
Sedangkan Taeyong tersenyum teduh melihat semua itu dari dapur, Memang benar kemanapun kita pergi ada ibu yang selalu memikirkan bagaimana anaknya disana.
Tanpa sadar air mata Taeyong jatuh, ia tidak kuat melihatnya itu terlalu indah, cinta ibu dan anak sangatlah hebat.
Akhirnya Taeyong memutuskan untuk pergi dari sana, sesuai dengan ucapannya Taeyong akan pergi ke kos-kosan Ten dan Winwin.
"Cepatlah nikahi Taeyong, bunda tidak sabar untuk mengajaknya berbelanja dan melakukan sesuatu yang menyenangkan bersama." Jaehyun tersenyum kecil.
Kini Taeyong sedang bersandar pada tembok bersama Winwin di kos-kosan Ten, tempatnya sangat nyaman, udaranya membawa ketenangan, ah rasanya mata Taeyong mulai mengantuk.
"Winwin, apa kau sudah memiliki pacar?" Pertanyaan Taeyong dijawab gelengan dari Winwin.
"Aku malas pacaran, pacaran itu membosankan tidak bisa melakukan hal bebas pasti ada larangan." Ujar Winwin sambil memejamkan mata menikmati belaian angin pada kulitnya begitupula Taeyong.
Sedangkan Ten yang baru kembali setelah membeli minuman dingin melihat teman-temannya yang tertidur di luar kamarnya.
"Kenapa dua orang itu tidur diluar, apa mereka malu masuk kedalam kamarku? Dasar aneh." Akhirnya Ten membangunkan Taeyong dan menyuruhnya tidur dikamarnya saja begitu juga Winwin.
"Taeyong bangunlah, jangan tidur diluar badanmu sakit nanti." Ten menepuk pipi mulus Taeyong tapi tidak berhasil. Ia beralih pada Winwin. "Winwin bangunlah, tidur dikamarku saja." Winwin bergerak karena Ten mengguncang bahunya.
"Ah ya, anginnya sejuk... Aku pinjam kamarmu ya Ten aku malas bergerak jauh." Ten mengangguk dan Winwin pun masuk kedalam kamar Ten untuk tidur.
"Taeyong... Bangunlah jangan tidur diluar." Ten masih berusaha membangunkan teman satunya ini tapi tetap nihil.
"Kau ini tidur atau pingsan sih." Gerutu Ten sebelum Jaehyun datang dan melihat pacarnya tertidur pulas di teras kamar temannya.
"Eh kenapa Taeyong tidur diluar?" Ten mengangkat bahu dan memilih masuk kedalam kamarnya. "Karena pacarnya sudah datang, bangunkan Taeyong jangan tidur diluar nanti dia flu."
Jaehyun tersenyum lalu menghampiri Taeyong dan mengangkat tubuh mungil itu menuju kamarnya. Dengan perlahan Jaehyun merebahkan tubuh Taeyong dan menarik selimut agar tidurnya lebih nyaman.
Sesekali Taeyong menggeliat karena mencari posisi nyaman untuk tidur dan itu membuat Jaehyun gemas melihatnya.
"Kau ini kalau tidur sendiri mencoba mencari posisi ternyaman sedangkan tidur bersamaku kau langsung terlelap." Jaehyun mengecup kening Taeyong dan meninggalkannya menuju kamar mandi, ia pulang karena tubuhnya merasa gerah dan Irene sudah pulang walau jarak rumahnya jauh dengan tempat tinggalnya, jadi Irene akan mampir satu minggu sekali. Bukan apa-apa tapi karena memang jauh jaraknya.
Setelah membersihkan tubuhnya Jaehyun keluar dan mencari baju, baru memakai celana perutnya sudah dipeluk oleh tangan mungil dan itu sudah pasti Lee Taeyong.
"Apa aku ketiduran Jaehyun?" Jaehyun membalikan badannya menatap manik Taeyong yang menggemaskan. "Iya kau ketiduran, kasian Ten yang susah payah membangunkanmu."
Taeyong terkekeh geli. "Aku terlalu nyenyak tidur jadi tidak sadar lagian tembok terasnya sejuk dan aku langsung tertidur hehe."
Jaehyun mengecup bibir Taeyong dan menarik pinggang ramping itu agar semakin mendekat. Taeyong membalas ciuman lembut pacarnya sambil mengalungkan tangannya di leher kokoh Jaehyun.
Lumayan yang semakin dalam membuat Taeyong membuka mulutnya dan lidah mereka saling melilit dan tanpa sadar liur mulai turun menuju dagu dan leher Taeyong.
"Mmmh"
Taeyong menahan dada lebar Jaehyun yang ingin menyudutkannya ke tembok tapi tidak berhasil, alhasil punggung Taeyong menabrak dinding dan lumatan mereka semakin agresif.
Taeyong yang mulai kehabisan nafas melepaskan tautan mereka dan menatap wajah tampan Jaehyun.
Jaehyun membersihkan liur yang ada pada dagu Taeyong sambil menatap wajah cantik pacarnya yang meraup banyak oksigen.
"Mau lagi~ mau cium." Rengek Taeyong membuat Jaehyun sedikit terkejut, apa pacarnya ketagihan? apa dia akan menahan nafsunya? Semoga saja.
"Cium Jaehyun." Taeyong merengek lagi karena Jaehyun diam saja, dengan perlahan Jaehyun mendekat pada telinga Taeyong dan membisikan sesuatu. "Apa kau mau lebih?" Taeyong menggeleng.
"Jangan cabul ingat, kau boleh memperkosaku saat kita sudah menikah." Jaehyun sedikit sedih, tapi ia berjanji akan melakukannya saat sudah berhasil menikahi pria mungil dihadapannya ini.
"Yakin? Tidak mau mencoba sekarang? Enak loh nanti pasti gak mau berhenti." Taeyong berfikir sebentar.
"Aku gak tau rasanya, kata ibu enak tapi kata ayah itu menyakitkan." Jaehyun tersenyum puas, sebentar lagi ia akan mendapat lampu hijau.
"Perkataan ibu selalu benar, ayah hanya menakut-nakuti anaknya saja mau coba dipagi hari ini? rasanya akan lebih enak." Jaehyun mengedipkan sebelah matanya menunggu jawaban Taeyong.
"Sebentar, Bubu tanya ibu dulu boleh atau tidak anaknya diperkosa." Sebelum Taeyong membuka pintu kamar, Jaehyun sudah mendorongnya ke kasur dan mengunci pintu kamarnya.
"Jaehyun, kenapa aku didorong sakit tau nanti aku encok kamu dorong kayak tadi." Ujar Taeyong galak.
Jaehyun menghiraukan ucapan Taeyong dan mengukungnya. "Kita lakukan sekarang baby?" Taeyong sedikit takut apa ia harus menerima tawaran Jaehyun atau tidak, ia bimbang.
T B C...
Hai...
Gimana masih aneh alurnya?
Takut kalian gak suka (●´⌓'●)Taeyong :"Vote dan commetnya ditunggu beb."
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Anak Kost [[Jaeyong]] ✓
Fanfiction[Humor] [Lokal] [Romance] Jaeyong (Jaehyun & Taeyong). "Jaehyun ngewe yuk".- Taeyong. "Enak saja mau menyentuh aset mahal milikku".- Jaehyun. "Yaudah jatuh cinta lah padaku".- Taeyong. BxB, Bahasa non baku. Ini cerita fiksi okey, "FIKSI" cerita yan...