𝐇𝐢𝐬 𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐆𝐨𝐝𝐝𝐞𝐬𝐬 [ON HOLD]

𝐇𝐢𝐬 𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐆𝐨𝐝𝐝𝐞𝐬𝐬 × Ø12

◆☆◆

𝐀𝐥𝐥 𝐲𝐨𝐮 𝐜𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐞 𝐢𝐧 𝐭𝐡𝐞 𝐝𝐚𝐫𝐤𝐧𝐞𝐬𝐬,
𝐧𝐨𝐭𝐡𝐢𝐧𝐠.
𝐁𝐮𝐭, 𝐲𝐨𝐮 𝐜𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐞 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐣𝐮𝐬𝐭 𝐨𝐧𝐞 𝐥𝐢𝐠𝐡𝐭.

◆☆◆

Jantungku terus berdegup kencang bahkan setelah menit-menit berlalu semenjak Judah mengantarku ke tempat kelas ballet.

Judah... Dia itu... Different.

Bagaimana sorot matanya selalu tajam tetapi cara memandang diriku yang berbeda. Terkesan careful bahkan hanya melihatku.

He is also bigger than me. Obviously duh.

Maksudku adalah Judah seperti preman dengan tubuh besar dan tattoo yang di milikinya. Prawakan Judah memberikan aura intimidasi.

Seharusnya aku juga merasa terintimidasi dengannya. Namun, anehnya justru aku merasa sebaliknya. Makanya itu kenapa aku mengatakan dia berbeda. Ditambah sorotan matanya yang lebih careful dan lembut kepadaku melupakan fakta bahwa Judah mengintimidasi.

Judah membuatku stay. Membuatku terus bertanya-tanya akan dirinya.

Aku sadar bahwa saat pertama kali bertemu dengannya, Judah menangkap perhatianku. Fakta bahwa Judah adalah sahabat dari kakakku membuatku penasaran dari mana mereka bisa bertemu dan kisah di baliknya.

Bukankah semua orang mempunyai momen disaat bertemu dengan seseorang dan menjadi teman? Kalo diriku saat bertemu dengan Ally sewaktu kecil.

Ally yang seumuran denganku, begitu ceria berbeda terbalik denganku yang lebih tenang. Dia mengajakku untuk bermain tea party saat kak Keir tidak bisa bermain dengannya dan pergi bersama sahabatnya seperti biasa bermain basket.

Semenjak itu, kami terus dekat. Rupanya asik memiliki teman perempuan. Terkadang kalo kak Keir ga bisa main yang mana emang jarang nimbrung, kami bermain berdua.

Selain itu, aku ingin lebih tau banyak tentang Judah. Seperti bermain sebuah kartu, satu persatu kartu tentangnya akan terungkap.

Dan yang membuatku khawatir. With the short time, kita mulai beradaptasi satu sama lain. Aneh bukan? Aku merasa diriku dan Judah moving too fast.