•◦⚜◦•
𝐻𝑒 𝑤𝑎𝑠 𝑓𝑜𝑟𝑐𝑒𝑑 𝑡𝑜 𝑔𝑟𝑜𝑤 𝑢𝑝 𝑎𝑡 𝑠𝑢𝑐ℎ 𝑦𝑜𝑢𝑛𝑔 𝑎𝑔𝑒
𝑏𝑒𝑐𝑎𝑢𝑠𝑒 𝑡ℎ𝑒 𝑜𝑛𝑙𝑦 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑤𝑎𝑠 𝑡𝑜 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑 𝑎𝑛𝑑 𝑓𝑖𝑔ℎ𝑡.
𝑇ℎ𝑎𝑡'𝑠 ℎ𝑜𝑤 𝑚𝑜𝑛𝑠𝑡𝑒𝑟𝑠 𝑎𝑟𝑒 𝑐𝑟𝑒𝑎𝑡𝑒𝑑 𝑛𝑜𝑡 𝑏𝑜𝑟𝑛.•◦⚜◦•
Judah mengangguk seraya tersenyum tipis saat beberapa kali berpapasan dengan perawat yang menangani Nayla.
Semakin dekat Judah berjalan ke ruang rawat Nayla, ia melihat pintu sedikit terbuka.
Judah berdiri di samping pintu mendengarkan percakapan Nayla dengan perawat Julia.
"Nayla cape minum obat terus, sus," rengek Nayla.
"I know, sweety. Tapi kamu harus meminumnya. Untuk semakin membuatnya sembuh," ucap suster Julia yang menguatkan Nayla.
"Bohong!" seru Nayla kesal. "Suster udah bilang gitu berkali-kali. Hasilnya tetap sama. Nayla ga akan bisa sembuh," ucapnya sedih.
Mendengarnya, membuat hati Judah tertusuk karna Judah tau betapa Nayla mengharapkan dan menanti-nanti kesembuhannya. Terus menunggu.
"Nay, aku, para suster lainnya dan dokter percaya dan yakin Nayla sembuh."
"Kakak juga yakin adik kakak sembuh," ucap Judah yang memutuskan untuk masuk ke dalam setelah menenangkan hati dan menyembunyikan kesedihannya.
"JC!" seru Nayla senang.
Judah tersenyum lebar melihat wajah ceria Nayla saat masuk ke ruang inapnya.
Nayla yang duduk di ranjangnya, merentangkan kedua tangannya, siap memeluk kakaknya.
"Hai, Nay." Judah langsung memberikan pelukan untuk Nayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐇𝐢𝐬 𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐆𝐨𝐝𝐝𝐞𝐬𝐬 [ON HOLD]
Teen Fiction[ATHANASIUS #4] [Semper Fi #2] She is innocent, pure and untouchable. Just like a Goddess. But things get change when sin came along. Lure her into the desire of abyss until she hardly escape from him. *⋆»♠︎«⋆* Athena Arabella Athanasius Everyone kn...