Karena tidak ingin kamu berbuat hal nekat,akhirnya Koko memilih menemanimu dikamar,ia duduk disamping kasur menatap sendu wajah pucatmu.
Ia tersenyum lalu senyuman itu memudar kala melihat wajahmu yang mulai tirus akibat penyakit itu.
Koko tidak bisa melakukan apa apa,karena kamu selalu menolak dan memberontak ketika dibujuk untuk menjalani operasi.Dasar keras kepala ini untuk dirimu juga tau.
"Saat kau menangis ditaman waktu itu,sungguh aku tidak mengenalimu (Name),Aku baru menyadari bahwa kau adalah adik tiriku saat ibu meninggal,disaat saat terakhirnya ia memberitahu bahwa gadis kecil itu adalah anak nya dengan lelaki lain."
"Aku sangat kesal,bukan-bukan karena dirimu tetapi karena ibu merahasiakannya.
"Kau tahu?Ibu sangat menyayangi kita berdua,ia tidak ingin melihatmu terluka karenanya,makanya saat itu kau ditipkan pada keluarga Takahasi,Kami merahasiakan tentang dirimu agar kau tidak terlalu memikirkan ibu."
"Oh ya,Ibu bilang '(Name) itu lemah Hajime Kun,jadi ibu mohon padamu untuk selalu menjaga dirinya hingga ia bisa mengurus dirinya sendiri' Itulah yang diucapkan ibu sebelum akhirnya ia meninggal.
"Aku nangis kencang sekali saat itu,Ayah sialan itu tidak ada disana hanya ada ayah kandungmu.
"Ia sangat baik,yang membantuku mencari uang dan memberimu uang jajan setiap bulan adalah ayahmu sendiri (Name),namun sayangnya ia meninggal saat kecelakaan pesawat 1 tahun yang lalu.Perusahaannya aku yang memegang sekarang dan yang menggantikan ia mengirim uang padamu adalah aku.
Koko terus terusan berbicara dengan nada pelan padamu.
Selang beberapa menit setelah bercerita Koko akhirnya tertidur dengan posisi kepala tertumpu oleh kasur empuk milikmu.
Netramu terbuka dengan pelan cahaya terang menembus hingga membuatmu mengedipkan beberapa kali matamu.
Kamu rasakan tanganmu berat,dan emnoleh melihat apa penyebabnya.
Ternyata Koko menggenggam erat tanganmu sambil tidur bersimpuh dibawah disamping kasurmu.
Membangunkan Koko pelan karena tenggorokanmu terasa sakit.
"Bang" lirihmu pelan.
Koko langsung terbangun, mendongakkan kepalanya keatas melihat wajah pucatmu.
Bukannya dilepaskan,tetapi tanganmu malah tambah digenggam erat olehnya.
"Jangan tinggalin Abang" Ucapnya pelan.
"Oke" Balasmu juga pelan tersenyum menatap lembut insan didepanmu itu.
"Kau berjanji?" Ucapnya lagi.
"Hmm,mungkin" Balasmu.
"Kalau begitu,apa kau mau menjalani opera-
"Tidak" sebelum Koko berkata kamu langsung memeotongnya.
"Sudah kubilang,aku akan mati secara perlahan" Ucapmu tersenyum.
"Bodoh sungguh bodoh" balas Koko memasang muka kecewa.
"Haha,kita akan menghabiskan waktu bersama!" Ucapmu agar Koko kembali tersenyum.
"Tidak.Aku tidak akan menemanimu jika kau akan mati sebentar lagi" Balas Koko berjalan keluar.
Menatap kepergian Koko dengan senyuman miris terukir pada wajahmu.
"Yasudah tidak apa" Gumammu.
Setelah mandi,kamu tidak melihat sosok abangmu itu,entah kemana ia pergi kamu tak tahu.
"Bosan juga ya,apa kerumah hina aja?" Gumammu,lalu berjalan menuju kamar untuk mengambil sweeter tebal agar tidak kedinginan karena salju masih terus turun dari atas langit.
Saat melewati taman kamu melihat seekor anak kucing yang sedang tidur dibawah seluncuran taman itu.
"Kurus sekali,apa kau sakit?" Tanyamu berbicara pada kucing itu.
"Ah!tunggu disini sebentar aku akan membeli susu dan makanan untukmu" Ucapmu lalu berlari menuju minimarket yang cukup dekat dari taman itu.
Saat mendekati minimarket tersebut kamu melihat kedua sosok pria yang kamu kenal,sepertinya mereka akrab atau---tidak?
Sesaat kamu mengira mereka benar benar akrab,tiba tiba si pria yang lebih tinggi memukul sipria bersurai ungu.
Melihat hal itu lantas kamu langsung bergerak cepat menuju kedua sosok itu yang merupakan Hanma dan Mitsuya.
"Shuji kun!" Teriakmu,agar sang empu berhenti.
"(Name)?" Balas Hanma ketika melihatmu.
Mitsuya hanya diam menatap Hanma dengan tatapan benci.
"Hei!kau sedang sakit kenapa keluar dihari dingin begini?!" Ucap Hanma mengeraskan suaranya
"Aku tidak peduli.Kenapa kau menghajar mitsuya san?" Ucapmu.
"Uh?dia menyakitimu kan?" Balas Hanma.
Mengabaikan perkataan sipria jangkung itu allu beralih kepada pria Surai ungu.
"Mitsuya san,maafkan Hanma ya"Ucapmu sedikit membungkuk.
"Dasar cewe sialan" Celetuk mitsuya lalu pergi.
Hanma sangat geram melihat balasan mitsuya yang diberikan padamu.
"Maaf kan aku" Ucap mu lagi.
"Shuji Kun,pulang lah kau dicariin bibi" Ucapmu tidak menatap pria itu langsung berjalan kedalam mini market itu.
Setelah berhasil mendapatkan apa yang kamu cari,kamu langsung kembali ke taman dan duduk disamping kucing yang sedang kelaparan itu.
"Makan yang banyak agar kau sembuh" Ucapmu.
"Hahh~menyenangkan bila diberi banyak waktu untuk menikmati indahnya dunia ya!tapi sayang sekali itu tidak berlaku untukku." Ucapmu tersenyum menatap langit yang tengah menurunkan salju itu.
"Aku jadi melupakan tujuanku yang sebenarnya ya,seharusnya aku sudah dirumah hina Chan sekarang." Ucapmu lagi sendiri.
"Oi,(Name)" Ucap seseorang lalu
Brukk
Tubuhmu terjatuh karena benturan keras itu tepat dikepalamu membuat kesadaran mu perlahan menghilang,dan darah segar mulai mengalir dari kepala,hidung dan mulutmu.
Hehehe eh aku mau tanya ni
Gambar kek gini udah bisa dijadiin kertas ganteng belom,soalnya mo bikin kertas ganteng ni hehe mo dijual:v
Mohon kritik sarannya ya ka
KAMU SEDANG MEMBACA
MAAF || Hanma Shuji X Reader X Mitsuya Takashi [END]
De TodoKenapa? bukankah semua manusia pantas untuk dicintaj... [Revisi] karakter bukan milik saya mereka adalah milik Mangaka Tokyo revengers. ©Ken Wakui Story: Sakusanoelle