Menemukan

12.9K 712 141
                                    

Seorang pemuda tinggi dan tegap keluar dari sebuah perusahaan besar dengan diikuti seorang pria yang sudah matang di belakang nya.

"Heeseung, kamu sudah mau pulang? Tapi setengah jam lagi ada rapat."

Pemuda bernama Heeseung itu memberhentikan langkahnya. Meraba saku celana dan mengeluarkan ponsel keluaran terbaru dari sana. Mengotak-atik Handphone nya sebentar dan membalikkan badannya menatap pria di belakangnya. Melempar senyum tipis dan menyimpan kembali ponselnya.

"Maaf Paman Kim. Tapi aku sudah ada janji dengan adik-adik ku di rumah. Kami sudah berjanji malam ini untuk quality time bersama di rumah. Sepertinya rapat kali ini, Paman bisa menghandle nya untukku. Terima kasih Paman ganteng. Aku duluan."

"Eh? Heeseung--"

Pria matang itu menatap punggung pemuda yang perlahan memasuki mobil dan melaju.

Pria bernama Seokjin itu menggelengkan kepalanya maklum.

"Anak itu. Selalu memprioritaskan adik-adiknya diatas segalanya. Aku salut padanya. Kinerjanya juga luar biasa walaupun dia bekerja sambil berkuliah."

Seokjin meraba sakunya dan mengeluarkan ponsel dari situ. Membuka galeri dan menatap fotonya dengan foto seorang pria yang senyum lebar menatap kamera.

"Kau pasti bangga pada anak-anak mu. Mereka mandiri dan hidup bahagia walau tanpa orang tua. Benar-benar persaudaraan yang kuat dengan fondasi yang kokoh. Semoga kau dan istrimu bahagia disana."

Seokjin tersenyum dan memasukkan ponselnya ke saku. Kemudian melangkah kembali ke dalam perusahaan. Menjalankan tugas sebagai wakil direktur, menggantikan sang sang CEO muda yang lebih memilih untuk menghabiskan waktu bersama adik-adiknya di rumah.

Seokjin sama sekali tidak keberatan dengan itu. Dia malah khawatir kalau kalau Heeseung menjadi orang yang workaholic dan melupakan keluarga di rumah. Seokjin cukup bangga Heeseung bisa memegang tanggung jawab di perusahaan dan rumah dalam keadaan balance atau seimbang.

Jadi Seokjin biarkan saja agar Heeseung tidak tertekan dengan pekerjaan dan dapat merasakan kehangatan keluarga di rumah.









🏠








Mobil mewah berwarna hitam mengkilap berhenti di depan sebuah rumah mewah yang kesannya elegan. Gerbang otomatis terbuka membiarkan mobil mewah itu masuk dan berhenti tepat di depan teras rumah.

Sang pengemudi membunyikan klakson mobilnya beberapa kali dan keluar sambil membawa tas kerja.

"MAS ICEUNG!!!"

Baru menutup pintu mobil dan menyerahkan tas kerjanya pada wanita paruh baya yang merupakan pelayan di rumahnya, tubuhnya langsung diterjang dua balita imut yang membuat badannya hampir terhuyung ke belakang. Untungnya dia sudah terbiasa dan reflek nya bagus.

"Uluhh uluhh bontot nya Mas Heeseung. Kangen, hm?"

Heeseung berjongkok mensejajarkan badannya di depan dua balita kembar yang tersenyum ceria menampilkan gigi gigi susu yang amat menggemaskan di mata Heeseung.

"Adek kangen!"

"Kakak juga!"

"Gemes nya... Sini sini peluk dulu."

Heeseung menarik dua balita kembar itu ke delapan hangat dan mengusap-usap punggung kedua anak itu dengan lembut.

Heeseung kemudian berdiri sambil menggendong dua balita mungil itu di tangan kiri dan kanannya. Kemudian Heeseung memasuki rumah yang disambut keadaan ruang keluarga berantakan dengan 3 anak-anak laki-laki SMA sibuk bermain game.

The Brothers With Baby (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang