Start?

3.2K 457 45
                                    

Haiii haiii I am comeback!
Lama ga update ya? Maaf ya teman-teman, aku usahain update cepet setelah ini.




























Start 🏠

























































































Tengah malam yang mana kebanyakan orang telah tertidur, seorang pemuda jangkung baru saja turn dari mobilnya dan jalan mengendap-endap ke dalam rumah sederhana yang seminggu ini menjadi tempat tinggalnya.

Pemuda itu Heeseung. Keadaannya berantakan dan jauh dari kata baik-baik saja. Bila sudah seperti itu, artinya sesuatu yang besar telah terjadi kepada Heeseung.

Heeseung masuk ke rumah dengan kunci cadangannya. Saat baru melangkahkan kaki, seketika Heeseung terdiam mendapati adik-adiknya tidur berjejer di ruang tamu dengan alas karpet tebal di lantai. Triplet atau kembar tiga tidur berjejer. Sementara the twins tidur dengan nyaman dengan bayi kecil adik bungsunya yang berada di tengah-tengah. Hati Heeseung mencelos mendapati keadaan adik bungsunya yang sangat memprihatinkan. Heeseung bisa melihat adik bungsunya pasti menangis tadi.

Heeseung jadi merasa bersalah belakangan selalu pergi pagi pulang malam. Tapi Heeseung rasa, tidak ada lagi alasan dia keluar lama-lama lagi. Karena semua hal yang semula menjadi alasannya keluar lama-lama, kini itu semua bukan menjadi urusannya lagi.

Perusahaannya telah jatuh bahkan hancur.

Ya, Choi San berhasil menghancurkan segalanya. Heeseung tidak tau pasti apa yang dilakukan choi San untuk menghancurkan perusahaannya. Yang Heeseung baru sadari, langkah yang diambilnya untuk bersembunyi ternyata salah besar. Karena San memanfaatkan keadaan Heeseung yang jauh dari perusahaan untuk menghancurkan perusahaannya. Beberapa hari ini Heeseung sering pulang malam adalah untuk mengurus perusahaannya yang kini telah hancur.

Kejadiannya begitu cepat. Awalnya Heeseung memantau perusahannya yang kata Paman Seokjin masih dalam keadaan stabil. Kemudian secara tiba-tiba, besoknya Paman Seokjin mengatakan satu per satu pemegang saham di perusahaannya pergi dan karyawan mulai meninggalkan perusahaan dan meminta gaji mereka. Paman Seokjin sudah mengatasi semuanya. Tapi sebagai akibat kerugiannya, Heeseung harus kehilangan rumah dan semua asetnya. Hanya tinggal dia, adik-adiknya, dan bibi Kim yang setia bersama mereka. Paman Seokjin juga kehilangan pekerjaannya. Tapi beliau sama sekali tidak marah, malah berjanji akan membantu Heeseung bangun dari keterpurukan.

Untuk saat ini, Heeseung benar-benar tida tau harus berbuat apa. Mungkin untuk memenuhi kebutuhan 3 bulan ke depan Heeseung masih bisa menggunakan tabungan nya yang tinggal sedikit. Tapi untuk bulan-bulan kedepannya?

Heeseung perlu membuat strategi dengan perencanaan yang matang.

Haruskah mereka memulai lagi semuanya dari awal... Di tempat ini?







Heeseung bergerak pelan-pelan ke arah adik-adiknya. Pertama-tama, Heeseung membenarkan selimut tebal yang membalut badan Jasuke. Kedua membenarkan selimut the twins dan terakhir mengangkat adik bayinya ke gendonganya pelan-pelan.

Ni-Ki yang merasa badannya diangkat, perlahan membuka mata. Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah wajah lelah Heeseung yang menatap nya teduh.

Seolah seperti sangat lama tidak bertemu, Ni-Ki memeluk badan Heeseung erat dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang Heeseung.

Heeseung sungguh tidak tega melihatnya. Apalagi saat dia mendengar isakan lolos dari bayi kecil mereka, rasanya Heeseung ingin memaki dirinya sendiri.

The Brothers With Baby (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang