Siang ini rombongan pertukaran pelajar sudah sampai di sekolah. Meski langsung dibubarkan untuk segera pulang supaya dapat beristirahat, beberapa anggota osis masih terlihat berkeliaran di sekolah dengan baju bebas.
Salah satunya Jaemin, yang sekarang sedang tiduran menunggu jam makan siang di ruang osis. Di dalamnya ada juga anggota osis lain yang masih enggan pulang, suasana cukup ramai karena, yea.. anggota osis itu kebanyakan anak-anak yang vokal. Cara halus saja untuk tidak menyebut mereka berisik sih.
Aku sudah di sekolah lho, kalo kangen nanti aku temenin kamu makan siang.
Jaemin mengirim pesan ke Jeno. Membayangkan bocah itu pasti sangat enggan untuk membuka ponselnya di kelas. Karena sejak kecil diberitahu bahwa peraturan itu untuk dipatuhi, Jeno benar-benar mengikuti semua peraturan yang diketahuinya. Meski terkadang peraturan itu menyulitkannya.
"Kangen Jeno baby," Yangyang merengek di sisi Jaemin.
Jaemin mendengus, sejak awal trip Yangyang bahkan sudah merengek berkata tidak tega untuk meninggalkan Jeno sendiri di sekolah. Bahkan berniat untuk membawa segala hal bagus yang ditemuinya ketika trip untuk di tunjukkan pada Jeno.
"Nanti makan siang kita nyusulin Jeno, sekalian makan," Jaemin membuka rencana makan siangnya pada teman-temannya. Lalu memunggungi mereka untuk mencoba memejamkan matanya sebentar.
Rencananya sih ketika jam makan siang Jaemin, Yangyang, Renjun, dan Sungchan akan ke kantin untuk menemani Jeno makan siang. Sekalian melihat bagaimana bocah itu makan siang selama mereka tidak ada, utamanya mereka ingin tau; dengan siapa? Meski besar kemungkinan bahwa Jeno mungkin akan makan sendiri.
Tapi ketika mereka sampai di kantin, Jeno bahkan tidak ada di kantin. Apa dia tidak makan?
"Aku cek ke kelasnya deh," Renjun menawarkan diri dan segera berlari menuju kelas Jeno.
Sungchan yang berdiri diam di sebelah mereka hanya membuka ponselnya. "Jeno ada di lapangan tuh," ujarnya sambil mengantongi lagi ponselnya.
"JENO BABY!!" Yangyang langsung berlari mendahului Jaemin dan Sungchan. Baru setelah Yangyang hilang dari pandangan mereka, Sungchan tertawa kecil.
"Lapangan luar, by the way," tambahnya sambil terkekeh seolah Yangyang masih mendengarnya. Sementara Jaemin melangkah pelan bersama Sungchan menyusul Jeno.
"Jeno pasti lagi makan sendiri deh," Sungchan menghela nafas membayangkan Jeno. "Ngapain coba makan siang di lapangan luar padahal lagi musim panas gini? Dia pasti ngehindarin orang lagi," tambahnya sambil menghela nafas lagi.
Jaemin juga tahu itu, malah diantara mereka sepertinya dirinya dan Yangyanglah yang paling paham kondisi Jeno karena kenal sejak kecil. Tapi.. "Jeno hyung, dia lebih tua dari kamu jangan kurang ajar."
"Dih apaan, Jeno aja gak keberatan. Malah dia yang minta dipanggil Jeno aja," ucapnya lalu mengejek Jaemin dengan memeletkan lidahnya. Berdebat sampai mereka melihat siluet seseorang di bangku sisi lapangan outdoor.
Mereka berekspektasi akan menemukan Jeno makan siang sendirian, atau begitulah Jeno di bayangan mereka.
Kejutan bagi Sungchan dan Jaemin, Jeno sedang makan siang di salah satu bangku sambil mengobrol dengan bukan satu, tapi dua orang yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.
"Jeno!" Sungchan menyapa lebih dulu dan berlari merentangkan tangan untuk memeluk Jeno. Jeno yang baru menoleh juga berdiri dan merentangkan tangannya untuk menangkap Sungchan sebelum mereka saling berpelukan.
"Sungchaan," Jeno balas menyapa dengan tak kalah riang.
Sementara Jeno dan Sungchan saling berpelukan dan bertukar kabar, Jaemin mengamati kedua orang yang tadinya makan siang bersama Jeno. Salah satunya menggunakan seragam yang tampak baru dan wajahnya asing. Besar kemungkinan anak baru.
Sedang satu lainnya.. Jaemin bersumpah selama beberapa detik rasanya ia hanya melihat bayangan gelap tanpa wajah sebelum akhirnya wajah dingin tanpa ekspresi terlihat mengenakan seragam mereka di bawah jaket denim berwarna hitam gelap.
"Kenapa gak makan di kantin?? Kita habis nyariin kamu ke kantin lhoo," Sungchan menggoyangkan tangan Jeno manja. Entah tidak sadar atau memang mengabaikan eksistensi dua orang lainnya bersama Jeno.
"Kantin sesak sekali, lebih enak makan di sini," Jeno menjawab sambil mendorong Sungchan untuk duduk di hadapan bekalnya. "Ada telur gulung kesukaan Sungchan, ayo makan." Dan Jeno sepertinya lupa bahwa ada dua orang yang asing.
"Jeno, mereka ini siapa?" Jaemin didahului, anak yang memakai seragam yang terlihat baru dan bahasa koreanya terdengar canggung.
"Oh! Aku lupa, ini Jaemin, ini Sungchan, lalu ini Shotaro anak baru di kelasku" Jeno menunjuk mereka satu persatu. Meninggalkan si jaket denim hitam.
"Dia?" Jaemin menunjuk si denim hitam dengan dagunya.
"Hah? Oh, diaa—" Jeno meliriknya ragu.
"Mark, Lee," denim hitam memperkenalkan diri. Jaemin menaikkan sebelah alisnya. Seriously?
Jaemin tak luput mengamati Jeno yang tampak menahan nafas mendengar caranya memperkenalkan diri. Hm?
"A-ayo makan, sebelum bel bunyi," Jeno menarik keduanya untuk duduk dan makan.
Mereka semua duduk dan makan bekal dengan tenang. Sudah sepenuhnya lupa pada Renjun dan Yangyang yang masih melakukan pencarian terhadap oknum Lee Jeno.
746 words.
this my escape,
plot tidak direncana.JIAKH MARK NYA BENERAN ADA DUA KAN
see you,
yes, hyungnim!
KAMU SEDANG MEMBACA
Lunch Mate • MarkNo
FanfictionJeno tidak sadar, tanpa sengaja ia telah memanggil 𝘔𝘢𝘳𝘬. 20210210