Rumah gadang terlihat ramai. Semua orang sibuk melakukan tugas masing-masing. Hari ini, Rais, anak lelaki Pak Djamaris akan menikah dengan perempuan pilihannya. Seorang perempuan cantik dari keluarga terpandang di kampung mereka.
Semua orang kampung membicarakan pernikahan tersebut. Karena di mata semua orang, Rais dan Sahira merupakan pasangan yang sangat serasi. Rais seorang dosen di salah satu perguruan tinggi di kota Padang, berwajah tampan dan rupawan. Sementara Sahira, seorang dokter yang berparas cantik jelita. Keduanya sama-sama terlahir dari keluarga kaya dan terpandang serta disegani di kampung mereka.
Pernikahan akan dilaksanakan di rumah calon pengantin perempuan. Meskipun begitu, keluarga besar Pak Djamaris juga menyiapkan hidangan melimpah untuk sanak saudara dan handai taulan yang akan mengantarkan Rais ke rumah Sahira.
Namun, beberapa detik sebelum Rais dan rombongan bertolak ke kediaman Sahira, rumah gadang heboh seperti diguncang gempa. Bundo Rasuna berteriak histeris setelah Pak Djamaris menerima telepon dari keluarga pengantin perempuan. Sahira kabur tanpa meninggalkan pesan apa-apa. Pak Djamaris menggeram marah. Laki-laki yang pernah menjadi duta besar di salah satu negara di Eropa itu sampai kehilangan kesadaran untuk sekian detik. Hanya duduk tersandar di sofa ruang tamu tanpa bicara apa-apa.
Rumah gadang terguncang. Pesta besar sudah disiapkan. Orang-orang sudah memasak di rumah batu yang terletak di belakang rumah gadang. Sapi dan kambing telah dipotong untuk pesta yang akan diadakan dua hari dua malam itu. Satu hari satu malam khusus untuk orang kampung. Satu hari satu malam lagi khusus untuk para undangan yang akan datang dari kota, yakni para pejabat dan orang-orang penting di Provinsi Sumatera Barat.
Rais berdiri terpaku di pintu depan. Apa yang baru didengarnya seperti godam besar yang menghantam dadanya. Ia telah mengenal Sahira dua tahun lamanya. Meski ia tidak pernah berhubungan selayaknya orang pacaran dengan Sahira, tetapi, Rais telah menambatkan hati pada gadis itu. Ketika Rais datang melamar, Sahira dan keluarganya menerima dengan suka cita. Lalu, di mana letak kesalahannya sampai Sahira melakukan hal sekejam ini kepadanya?
“Duduk dulu, Da.” Arsyad membimbing Rais menuju sofa ruang tamu. Berpasang-pasang mata menatap Rais dengan tatapan pilu. Rais mengikuti langkah adiknya. Ia merasa jiwanya sudah tidak berada di dalam raga. Jujur, ia belum bisa mencerna apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Bundo Rasuna yang terlihat begitu cantik dengan baju kurungnya bangkit dari duduknya dan bergegas menuju rumah batu yang terletak di belakang rumah gadang. Suara berdengung yang membicarakan tentang Rais langsung senyap begitu melihat perempuan 52 tahun itu melangkah masuk ke dalam rumah batu. Bundo Rasuna langsung menuju dapur. Semua orang yang sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing menatap Bundo Rasuna dengan tatapan heran.
“Aida! Ikut Bundo!”
Aida yang sedang mengaduk rendang di kancah besar dengan amaknya menoleh dengan kaget. Mak Ina langsung memberi kode pada Aida agar segera mengikuti Bundo Rasuna. Aida meletakkan sendok kayu di tangannya dan bergegas mengikuti langkah perempuan yang amat diseganinya itu.
Bundo Rasuna membawa Aida menuju kamar Amanda di lantai dua. Orang-orang yang mereka lewati menatap dengan tatapan heran. Begitu juga dengan Amanda. Gadis berusia 22 tahun yang baru saja selesai dirias bergegas mengikuti sang Bundo menuju lantai dua.
“Mandi dan duduk di kursi ini nanti, Aida.”
Bundo Rasuna mengambil handuk baru dari dalam lemari pakaian anak gadisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajari Aku Cinta
RomanceAida harus menggantikan posisi Sahira, yang kabur di hari pernikahannya dengan Rais. Meskipun Aida dan keluarganya bekerja pada keluarga besar Rais, tetapi Aida tidak pernah mengharapkan dan memimpikan pernikahan tersebut, karena sudah ada satu nama...