Quest Type S
Quest 8 : Pertemukan semua tokoh utama beserta ekspedisinya di sebuah hutan terbuka. Semua tokoh utama maksudnya adalah tokoh utama dari masing-masing cerita peserta satu grub. Khusus bab ini jumlah maksimal kata naik jadi 1500 kata. Pemberian nama bab terserah dan jangan lupa ketentuan yang berlaku.
***
Setelah beberapa hari berada di pulau terpencil itu, Cadassi memutuskan untuk berangkat melanjutkan perjalanan. Kapal mereka pun sudah sepenuhnya diperbaiki seperti biasa.
Perjalanan pun dilanjutkan ke arah tujuan pertama mereka setelah melewati tempat paling dingin di benua itu.
Silviu tidak banyak berkomentar apalagi mengeluh pada Cadassi, selama mengikuti ekspedisi ini dia bahagia-bahagia saja. Makanannya terpenuhi, istirahatnya juga cukup. Bahkan, di atas kapal ini tersedia tempat latihan pedang dan panahan.
Silviu melihat dari jendela kamarnya, sedikit lagi sudah akan sampai ke pulau baru. Hutan tempat tujuan kedua mereka. Cadassi tidak pernah memberi tahu tepatnya, dia selalu berusaha menutup-nutupi apa yang sedang dia kerjakan.
Personel diminta turun dari kapal, sekali lagi para personel yang masih di atas kapal segera turun.
Pemuda itu masih saja terkejut jika mendengar pemberitahuan Lala lewat telepati. Bisa saja, dia terkena penyakit jantung setelah selesai bersama ekspedisi sialan ini.
Turun dari kapal, bertemu dengan puluhan elf lain yang sedang mempersiapkan sesuatu. Mereka seakan mendapat sebuah misi yang sangat berbahaya. Ia melihat, mereka memakai suatu di mata mereka.
"Pakailah. Bantu kami mencari sesuatu di dalam hutan ini."
Menerima barang dari Cadassi, tetapi sebelum memakainya Silviu menganalisis hutan yang akan dimasuki olehnya. Hutan itu terlihat rimbun, biarpun mereka masuk ke sana pada pagi hari bukan tidak mungkin cahaya matahari diserap habis oleh tumbuhan besar itu.
Cadassi menatap Silviu yang belum memulai. "Ah, kau pasti takut dan bingung. Intinya, kau harus mencari sesuatu hal yang bercahaya di dalam sana. Bentuknya menyerupai batu tidak terlalu besar, hanya sekitar ...." Jari telunjuk dan jari jempol Cadassi menujukkan ukurannya. "Sekitar ini besarnya."
Silviu tidak mengangguk juga tidak menggeleng. Ia hanya diam seperti batu, mengabaikan Cadassi. Berjalan masuk setelah menyelesaikan analisis di kepalanya.
Saat masuk, dia merasa energi yang sangat besar ada di hutan ini. Tadinya, dia ingin mendeteksi letak batu itu. Namun ternyata tidak bisa. Menarik napas, ada sedikit perasaan kesal ketika melihat Cadassi yang mengikutinya dari belakang.
"Bukankah kita harus berpencar?"
Cadassi tersenyum ke arah Silviu. "Tidak. Kalau kau perhatikan, mereka berkelompok."
Silviu mengangguk saja. Ia melanjutkan mencari benda apalah itu yang disuruh oleh Cadassi.
Sampai beberapa jam, akhirnya Lala yang berada di sisi lain hutan mengirimkan telepati kepada seluruh anggota. Bahwa dia sudah menemukan barang itu.
Cadassi bergegas ke arah Lala. Mereka sudah berada di sisi selatan, sedangkan Cadassi dan Silviu berada di sisi utara hutan tersebut.
"Bagaimana kita dapat mencarinya?" gumam Cadassi yang masih terdengar Silviu.
"Aku bisa memakai teleportasi singkat milikku dan menggunakan kekuatan memindai untuk mencari lokasi."
Pemuda itu menoleh. "Wah ... benarkah? Omong-omong, apakah kau sadar kalau ini adalah kalimat terpanjang---"
Belum selesai berbicara, Cadassi sudah terlempar ke sisi lain hutan. Tempat Lala sedang menunggu mereka.
Perempuan itu mengeluarkan napas kasar. "Kenapa kalian lama sekali? Aku berusaha menyembunyikan diri agar elf yang lain tidak tahu."
Kali ini Cadassi tidak ingin berceloteh panjang lebar. Ia membuka telapak tangannya, menyuruh Lala untuk menaruh benda itu ke telapak tangannya.
"Baiklah, Lala. Ayo berangkat."
Silviu masih di tempatnya sejak sampai di tempat Lala. Ia sedang mencerna pembicaraan Cadassi dan Lala.
"Tunggu." Lala menahan Cadassi yang akan membantunya membuka portal. "Apakah Tuan Silviu ... tidak diajak?"
Kapten yang menyebut dirinya sebagai kapten itu mengaitkan tangan Silviu ke dalam genggamannya. Anak itu harus dipegang erat-erat agar tidak tertinggal.
Lala melihat ke arah gelang Cadassi yang berkedip-kedip. Rupanya, sebab itulah kaptennya terburu-buru menyelesaikan misi di sini.
Memejamkan mata sembari mengatakan sesuatu dengan berbisik. Setelah energi tersebut terkumpul, ia menunjuk batang pohon yang lebar. Setelah itu, terlihat portal tiba-tiba saja terbuka dari batang pohon yang kokoh itu.
Silviu didorong oleh Cadassi, dilanjutkan dengan Cadassi kemudian Lala yang masuk terakhir di portal itu.
***
Sampailah Cadassi, Silviu, dan Lala di sebuah hutan yang sama lebatnya dengan hutan sebelumnya.
Silviu terkejut, sebab seorang laki-laki memeluk Cadassi begitu kencangnya. Sambil berkata, "Cadassi, aku sudah menunggumu sejak tadi."
Yah ... begitu. Intinya. Silviu tidak tertarik untuk mendengar. Dia didorong ke dalam sini. Bukan dengan kemauannya sendiri. Di sana sangat berisik, akhirnya Silviu hanya berdiri seperti patung selamat datang.
Pemuda itu meringis sedikit karena tak nyaman, setelah mendengar seseorang terlihat begitu kagum padanya. Pandangannya yang seakan melihat monster dari luar angkasa sedikit membuatnya mual.
Ia melihat Cadassi tersenyum senang ke arah semuanya. Pemuda itu bahkan membantu seorang manusia yang baru saja datang. Siapa orang bodoh yang jatuh dari langit seperti dia? Ya ampun, orang-orang di sini tidak ada yang waras.
Belum selesai dengan kehebohan yang baru saja dilihat Silviu. Entah mengapa, tiba-tiba dia merasa hawa tidak enak mengelilinginya. Terutama bagian atas sebuah pohon.
"Ada pengintai!" Tiba-tiba seseorang berteriak sambil menunjuk ke sebuah pohon.
Tersenyum miring, sambil berbangga diri di dalam hati. Instingnya tidak pernah salah, bahkan di dunia antah berantah seperti ini.
Memasang kuda-kuda, Silviu bersiap dengan sihirnya dan alat panah yang sudah ia berikan mantra pengecil. Begitu juga Lala, tangannya refleks mengeluarkan cahaya berwarna merah muda, siap melawan. Cadassi, wajahnya memang tetap santai, tetapi diam-diam sudah memanggil senjata kesukaannya. Pedang.
wga_academy
Nichole_A
Jumlah kata: 820
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Forest
FantasyBercerita tentang penjaga hutan berambut perak. Silviu Javer. *** Cerita ini diikutsertakan dalam WGA Fest 2021. Setiap babnya ditulis sesuai quest yang telah ditentukan. Genre: Fantasi Sub-genre: Advature & Action *** Dimulai pada: 1st August 2021 ...