Quest Type A
Quest 13 : Kirimkan sebuah surat pada tokoh utama. Surat itu berisi panggilan menuju sebuah hutan. Ternyata semua tokoh utama juga menuju ke hutan yang sama. Pemberian nama bab terserah dan jangan lupa ketentuan yang berlaku.
***
Malam itu. Setelah sedikit mual dengan daging kelinci, Silviu sudah mentralisirnya dengan energi hijau miliknya. Sejenis self healing yang berskala kecil.
Dirinya sedang bertanya-tanya, alasan mengapa rasa makanannya berbeda sambil rebahan di dipan. Namun, tiba-tiba saja seekor burung melemparkan kertas tepat di depan wajahnya.
Elf itu hampir mengumpat, tetapi ia menahan diri agar tidak mengeluarkan kata kasar.
Pasti sampah lagi, batin Silviu menatap malas gulungan perkamen itu. Ia dengan malas mengambil gulungan itu yang ternyata tersegel stampel lilin itu. Silviu tersenyum kecil, ini pasti dari Cadassi.
Saat membuka surat itu dan membacanya perlahan, wajahnya tiba-tiba tergurat emosi kecewa dan kebingungan.
"Buka kembali undangan ini jam sepuluh pagi. pastikan kamu siap untuk mengunjungi hutan kemarin."
Silviu sedikit bingung. Tidak ada nama surat pengirimnya, hanya ada nama tujuannya, namanya. Isi suratnya singkat, padat, dan tidak jelas. Silviu sedikit ragu dengan surat ini.
Setahunya, hutan kemarin itu berada di lintas dimensi. Dia tidak bisa sembarangan keluar masuk seenak kupingnya. Ia curiga, apakah surat ini jebakan? Namun, masih ada kemungkinan surat itu berasal dari Cadassi.
***
Esok paginya, Silviu sudah mengisi energinya dengan penuh. Ia membawa persiapan senjata, juga rempah-rempah kemarin yang belum dia coba semua. Kemarin, ia hanya mencoba sesuatu yang bernama garam. Elf itu berpikir jika dia memasukkan banyak garam maka makanannya semakin enak. Namun, sepertinya rempah itu adalah kutukan terselubung. Lidahnya justru menjadi kelu, sempat tidak merasakan apa-apa selain rasa asin. Tunggu, mengapa paragraf ini berisi curahan hati Silviu?
Laki-laki itu memakai pakaian terbaik dengan tas selempang kecil, setelah itu dia keluar ingin melihat matahari untuk memperkirakan jam. Elf itu mengangguk pelan, jam sepuluh kira-kira masih satu setengah jam lagi. Tapi, dia tidak sabaran, Silviu membuka kemudian menutup kembali surat itu berkali-kali. Ia takut dibohongi.
Setelah membuka dan menutup sekitar lima puluh kali lebih, akhirnya surat itu tiba-tiba berubah menjadi portal. Tinta-tintanya bersusun menjadi bulatan, sedangkan stampel segel lilin itu menjadi intinya.
Langkahnya tak gentar, ia dengan berani masuk ke dalam portal antar dimensi itu. Tak lupa juga membawa barang-barangnya.
Sesampainya di sana, ia sedikit terkejut. Melihat gadis aneh, anak laki-laki pembuat onar, gadis yang sempat dibantu oleh Cadassi, dan laki-laki yang seumuran dengannya dengan jubah. Mereka semua pernah bertemu di pertemuan kemarin. Elf itu tidak akan salah ingat.
Sayangnya, ia mengenal wajah mereka, tetapi tidak dengan nama. Ia hanya kenal nama gadis aneh itu, Olita. Lala yang memberi tahunya setelah bertanya pada bandit kemarin, kejadiaannya saat malam pesta.
Mereka semua tampak kebingungan awalnya. Laki-laki dengan jubah itu bermaksud menyapa, tetapi suaranya sangat pelan. Kalau Silviu tidak mempunyai pendengaran yang tajam, pasti dia tidak mendengar ucapannya.
Karena sedikit kasihan dengan laki-laki itu, Silviu tersenyum canggung. Ia menyapa balik laki-laki itu. "Halo, Algasta."
Silviu mati-matian membulatkan tekad untuk memanggil nama Algasta. Ia harap, kalimatnya tidak salah. Namanya unik, itu sebabnya saat pertama kali tidak sengaja mendengarnya dari Lush dia tidak lupa.
Bertemu dengan mereka kembali. Silviu juga berharap bocah laki-laki pembuat masalah itu tidak membuat masalah lagi.
Jumlah kata: 482
wga_academy
Nichole_A
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Forest
FantasyBercerita tentang penjaga hutan berambut perak. Silviu Javer. *** Cerita ini diikutsertakan dalam WGA Fest 2021. Setiap babnya ditulis sesuai quest yang telah ditentukan. Genre: Fantasi Sub-genre: Advature & Action *** Dimulai pada: 1st August 2021 ...