Chris terkejut mendengar cerita Mary ia menjadi emosi dan ia sakit hati, entah kenapa Chris merasa ada yang lebid dari Mary ceritakan terjadi pada Noah jika dilihat dari air muka dan mata Noah.
"Saya sebenarnya ada niat lain selain ingin bersilaturahmi dan ini hanya antara nyonya dan saya dulu, saya ingin meminta persetujuan anda dulu baru Noah"
Mary agak bingung dengan arah pembicaraan Chris
"Saya berniat hendak melamar dna menikahi Noah, saya tertarik pada putra anda"
Mary terkejut ia seperti terkena serangan jantung saat itu juga.
"Tuan Chris anda sedang bercanda bukan, Noah itu laki laki bukan anak gadis bagaimana mungkin anda terpikir untuk menilahinya jika saya restui juga ia masih kuliah"
"Siapa yang mau menikah?"
Keduanya menoleh kepintu entah sejak kapan Noah berdiri diambang pintu mereka terlalu asyik sampai tidak sadar dengan kedatangan Noah.
"Mamah mau nikah lagi?"
Spontan Chris ngakak dan Mary mendelik memandang Chris.
"Model gini mamah juga doyan tapi mamah masih ingat umur, dia ingin menikah dengan kamu bukan mamah"
Noah mematung dan Chris menyeka air matanya ia tertawa sampai keluar air mata wajah Noah dengan polosnya berkata ibu mau menikah lagi.
"Noah kemarilah"
Noah mendekat berdiri disamping Mary ia masih belum loading
"Bagaimana, kamu mau?"
"Noah tidak mengerti, Noah kan laki laki dan Noah juga masih mau kuliah dan kerja bantu mamah"
"Noah tidak perlu terburu buru dan nonya Mary saya permisi"
Chris yakin Mary tidak masalah hanya Noah sepertinya perlu waktu, dirumah Noah gelisah ia mondar mandir memikirkan jawaban setahunya ia straigh dan sekarang ia dilamar seorang laki laki seperti dirinya Mary menyerahkan keputusan kepada Noah.
Pria paruh baya memakai pakaian penjara Chris menatapnya dingin ia dengar pria itu dipenjara lagi karena penipuan asuransi.
"Chris, kumohon keluarkan aku dari sini aku minta maaf atas semuanya"
"Aku kemari bukan untuk melepaskanmu, tapi memberimu kabar baik dari mantan istri dan anakmu"
Pria itu memegang jeruji ia merindukan mereka selama ia dipenjara
"Apa kabar mereka, apa mereka baik baik saja?"
"Baik mereka baik baik saja sekarang tapi akibat ulahmu Noah hampir celaka ia menggantikan posisimu, ingin rasanya aku mengakhiri hidupmu karena mu Noah terluka"
Pria itu jatuh dilutut ia masih memegang jeruji air matanya jatuh
"Aku memberi mereka masalah aku tidak pantas dimaafkan"
"Untuk apa kau menangis dulu kau tertawa angkuh dan sombong dengan harta curian, saat bebas jangan pernah kau temui mereka lagi......dan oh iya secepatnya aku akan menikah dengan Noah aku akan memastikan ibu dan anak itu bahagia mereka layak mendapatkannya setelah banyak luka kau toreh dalam hidup mereka"
Chris berbalik pergi mengabaikan suara serak memanggilnya, didalam mobil entah mengapa Chris yakin Noah akan setuju menikah dengannya.
Semua terduduk dalam diam Chris datang setelah ditelpon Mary, hingga Chris memecah kesunyian
"Jadi, ada apa?"
Chris bingung melihat Noah salah tingkah dan wajahnya juga seperti malu malu
"Begini.....Noah setuju menikah denganmu Chris, tapi dengan satu syarat"
Mary memandang Chris
"Apa syaratnya?"
"Aku ingin kuliah dan berkerja meski setelah menikah"
"Baik aku setuju, itu bukan masalah dan aku akan mengurus segala urusan pernikahan kalian tidak perlu melakukan apa apa oh ya saya mau nyonya tinggal bersama kami"
Mary setuju ia senang setidak nya ia tidak berpisah dengan putranya.
"Mah aku boleh tidak ngundang teman ku dikit yang aku percaya, aku tidak mau siapa pun selain teman temanku tahu mengenai pernikahan ini"
"Tentu saja sayang, mamah rasa Chris nggak bakal keberatan"
Noah bangkit dan mengenakan jaket
"Loh mau kemana?"
"Ketemu teman teman di kafe biasa"
"Duduk Noah sayang, pake WA saja atau telpon dan sms mau nikah gak boleh kemana mana"
Noah duduk dengan wajah di tekuk dan bibirnya manyun kesal
"Anak ini, itu buat kebaikan kamu ayo cepat kabari mereka hmm?"
Ibunya bangkit mencium dahi putranya hendak menyiapkan makan siang Noah itu cerewet kalau bukan masakan Mary ia bakal nggak doyan kalau ke kafe minum doang dan chiki.
Tbc