"Bosan, kok kalian pada diam sih?"
Kristin satu satunya cewek yang namanya cewek tapi galak kalau ada yang macam macam dengan teman temannya apa lagi kalau itu Noah
"Nggak tau mau ngapain bosan, mata kuliah kosong pulang juga nggak tau mau ngapain"
"Ngantin yuk"
"Ugh kalian saja"
"Ayoooo"
Kristin narik Noah dan yang lain setuju
"Ku liat sejak nikah kami kok beda ya"
Kristin berbisik membuat Noah membekap mulut Kristin
"Ish kau ini, ember .... berbisik tapi kok kayak bicara normal"
"Hi Noah"
Noah melepaskan Kristin dan berbalik itu Anna mantannya, Kristin spontan pasang badan.
"Anna hush hush sana pantas saja ada yang bau busuk"
"Heh nenek sihir minggir loe"
Noah dan yang lain jadi pusing dengan ulah kedua cewek nggak normal
"Kau mau apa Anna?"
"Bisa kita bicara berdua saja?"
"Anna maafkan aku, aku tidak bisa dan aku juga sudah tidak mempunyai rasa yang sama dengan mu"
"Noah sekali lagi beri aku kesempatan aku akan memperbaiki semuanya"
"Tidak, aku mencintai orang lain Anna maafkan aku"
Anna memegang tangan Noah memohon, Noah melepaskan tangan Anna dari perlahan
"Lupakan saja Anna sampai kapanpun tidak akan bisa, kita berteman saja aku permisi"
Noah meninggalkan Anna ia tidak perduli dengan teriakan Anna seperti orang gila membuat keduanya jadi pusat perhatian.
"Tuh aku bilang juga apa, dasar mak lampir"
Noah baru selesai menceritakan apa yang terjadi
"Aku memang sudah tidak mencintainya lagi aku sudah menganggapnya teman lagipula kalian tahu alasannya bukan"
Ketiga temannya manggut manggut
"Lagipula ia bukan gadis yang baik untuk jadi pacar, entah suami mana yang rugi mendapatkan dia sebagai istri"
Sahut Timofei, diangguki oleh Kristin dan Darin teman teman Noah.
"Seandainya ia tidak matre dan sombong pasti banyak yang mau dengannya"
Lanjut Timofei lagi
"Ish ia tidak cantik, kalian mau barang bekas aku yakin udah banyak yang make dia"
Sahut Kristin ia benar benar sakit hati dengan Anna dulu gara gara Anna mencomot pacarnya kek gorengan, Darin dan Noah hanya diam males.
"Aku pulang saja deh"
Noah bangkit pikirannya mumet pusing menjadi jadi
"Aku nebeng"
Sahut Darin
"Kami pulang nanti ada janji sama dosen"
Sahut Kristin dan Timofei.
"Jangan kau pikirkan Noah, itu hanya membuatmu sakit"
Darin menepuk bahunya berjalan disamping menuju parkiran mobil pemberian Chris untuk kuliah
"Setidak nya kau yang paling normal diantara tidak normal"
Darin tertawa pelan mendengarnya
"Itu pujian atau hinaan?"
"Satu paket, eh kau kerumah ku yuk mamah lagi ke butik pasti seharian dan Chris paling malam pulangnya"
"Boleh tapi aku pulang sore ya aku ada janji sama bokap"
"Beres, kau tidak usah khawatir nanti supir akan mengantarmu pulang"
"Sip"
Darin merangkul Noah.
"Jujur Darin aku iri denganmu, kau memiliki bokap yang baik dan sayang banget"
Darin menghentikan kunyahannya
"Ya aku dan bokap memang dekat, kau bisa kerumahku kapan pun dia dekat dengan kalian juga kan?"
Noah mengangguk
"Tapi beda dong, ayahku....seorang kriminal banyak hal buruk terjadi karenanya"
"Jangan pikirkan, bukanlah kau punya mamah dan sekrang Chris mereka adalah keluargamu...ngomong ngomong kalau ada yang model Chris aku mau kenalin ya"
Noah kaget
"Loh kupikir kau straigh"
Darin terkekeh mendengar Noah
"Itu rahasia besarku dan hanya kau yang tahu sekarang selain orang tuaku"
"Jadi orang tuamu tahu?"
"Yah mereka yang pertama tahu tapi mereka tidak marah atau menghakimiku mereka bilang hanya ingin aku bahagia tidak masalah dengan siapapun aku bahagia"
"Wiiih keren bonyok lu nggak egois sama dengan mamahku, awalnya aku juga nggak menyangka bakal menikah dengan Chris hingga aku merasa Chris adalah orang yang tepat"
"Ia sangat memanjakanmu, ia bahkan membelikan mu mobil huuuu mau bokapku masih enggan membelikanku mobil, kau tahulah nyokapku"
Noah tertawa pelan
"Bersabarlah kawan akan indah pada waktunya"
"Hadeh menyebalkan sekali aku tidak tahu harus menunggu berapa lama mau sampai jenggotan atau kucin bertanduk?"
Naoh tertawa inilah yang menbuatnya dekat dengan Darin.
Tbc