[06]

26 8 0
                                    

"Jangan jadikan aku sebagai plester yang hanya menutupi luka mu,Jadikan aku sebagai obat merah yang meski sakit tapi aku akan menyembuhkanmu"- Daffa Arkanta Raksa


Brak

Daffa sedikit menggebrak meja rapat diruang OSIS itu mengalihkan atensi dan kebisingan anggota OSIS dan juga MPK yang berada disana,semuanya kini menatap Daffa dan juga Alfian yang berada di depan.

Daffa menyangga tubuhnya dengan kedua tangannya,sedang kan Alfian hanya memasukan tangannya pada kedua saku,menatap dingin pada anggota yang kini tengah menatap keduanya dengan serius.

"Angkat tangan buat orang yang selalu bolos mengatas namakan OSIS dan MPK"Ucap Daffa dengan menatap satu persatu orang orang yang berada disana.

"Kalo gaada yang jujur,gue pastiin kalian keluar dari organisasi ini" Kata Alfian yang tak kalah terlihat marah.

Beberapa orang disana mengangkat tangannya dengan wajah yang menunduk sebab mereka tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Daffa segera menegakan dirinya menatap marah pada satu per satu anggota OSIS dan anggota MPK, Ia menatap Alfian tak minat.

"Gue kira cuma anak OSIS doang yang so keren bilang rapat padahal gue sama sekali ga pernah nyuruh kalian datang kesini buat rapat saat jam pelajaran berlangsung" Kata Daffa,terdengar suaranya menahan amukan yang tertahan.

"Lo tau?kelakuan murahan kaya gini yang kena imbasnya Daffa,kalo hari ini Daffa ga di panggil bu Mega dan disalahin soal ini lo semua bakalan terus keliatan so keren?? kelakuan lo pada bukan keliatan keren marah keliatan Jijik,so keren banget lo masuk organisasi ini?" Kata Alfian tak kalah kesal.

Yah..ucapan Alfian memang selalu kasar untuk orang yang tak pernah menghargai sesama.

"Gue tunggu permintaan maaf kalian besok sama bu Mega,kalo ini kejadian sekali lagi. Gue gaakan ngebiarin kejadian ini keulang lagi, yang ngelanggar ga segan buat gue keluarin dan diumumin beserta kesalahannya" Kata Daffa berlalu meninggalkan ruangan yang menyesakkan baginya.

Diva,berdiri menatap semua orang yang berada disana "Setingkat MPK yang jabatanya lebih tinggi dari OSIS juga ngelakuin hal malu maluin?? Gue aja udah ngetawain sikap rendahan anggota OSIS, ternyata gue harus lebih ngetawain orang yang ngerasa lebih punya kuasa jalur organisasi, Lo semua mau ikutan organisasi atau mau numpang nama doang??" Kata Diva, yah ia sudah pasti mengerti yang dirasakan Daffa sebagai orang yang menanggung beban.

Daffa sendiri terkejut sebab yang banyak melakukan hal seperti itu adalah anggota MPK,Jika bukan Daffa yang menanggug malu dihadapan bu Mega.Ia mungkin tak akan semarah ini,serasa reputasi disiplin yang ia terapkan pada murid murid disekolah ini.

Rapat itu selesai begitu saja dengan Daffa yang terlebih dulu meninggalkan ruangan itu, ia pergi dengan amarah yang benar benar memuakkan.Daffa pergi menggunakan motor vespa matic milik ayahnya lagi,kepalan tangannya memegang erat setir dengan kuat.

Ia benar benar ingin segera mengakhiri masa jabatannya ini,ia sudah muak sebab ia sudah tak dihargai seperti awal ia menjadi ketua osis.

Ckiiit

Motor yang Daffa bawa kini berhenti ditaman yang terletak tak jauh dari komplek rumah Daffa,Daffa terduduk dibangku taman dengan menunduk mengalirkan kemarahan yang memucak ditubuhnya. Daffa tak mau pulang dengan membawa amarah

"Sial sial sial" Racau Daffa dengan memukul mukul kepalanya.

Kepala itu mendongak keatas,merasakan angin sejuk yang menitup wajahnya dengan mata yang menutup.Nafasnya perlahan menjadi tenang,emosinya sudah terhembus bersama terpaan angin. Daffa perlahan membuka mata,melihat sekeliling yang terdapat banyak anak anak berlarian kesana kemari.

ALANA SUKMA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang