[12]

10 3 0
                                    

"Indah,teduh dan menenangkan namun hanya dapat kurasakan melalui fatamorgana"

-Daffa Arkanta Raksa

Daffa Pov

Pikiranku tiba tiba saja kacau tatkala menatap wajah yang selalu indah dimataku itu, Mata dan wajah damai Alana membuatku mengingat 'Dia' didalamnya. Entah mengapa padahal hari ini seharusnya aku merasa bahagia sebab bisa melihat wajahnya dengan seksama karna sebelumnya meskipun aku selalu menatapnya, Aku tak pernah memperhatikan setiap sudut wajahnya.

Sial,aku mengusak kepala ku kasar kesal dengan pikiranku yang sudah berantakan. Aku telah meninggalkan Alana untuk menuju ruang istirahat para pemain yang sering club basket ku pakai, disetiap dindingnya telah disediakan loker untuk tempatnya masing masing. Kini aku tengah duduk di bangku panjang tak ada sandaran yang berada di tengah tengah ruangan ini,aku menunduk dan merenungi perbuatanku beberapa menit yang lalu.

Niat ku menghilangkan bayangannya kini malah berantakan,bertemu dengan Alana ternyata tak selalu membuatku tenang dan melupakan masalah yang selalu berlarin dikepalaku. Aku semakin menundukan kepalaku, hatiku benar benar sakit ketika mengingat orang yang sejak dulu kutunggu tunggu tak kunjung memberi penjelasan atau bahkan sekedar datang untuk berkunjung.

"Sukma.. dimana kamu sebenernya.."Lirih ku tatkala air mata ku luruh keatas lantai.

Aku benar benar tak tahu dimana dia berada,bahkan penjelasan pun tak kunjung datang kepadaku. Ayah dan ibu yang selalu ku tanyai pun tak kunjung memberi tahuku yang sebenarnya terjadi,apa ia masih hidup atau sudah mati?? aku tak tahu.

Aku menangisinya lagi,Aku benar benar tak bisa menghentikan kesakitan tatkala ia selalu menghantui pikiranku. Sukmaa... aku rindu...

Perlahan aku terisak sebab tak ada siapapun sekarang,membuatku lebih leluasa mengeluarkan suara isakanku. Hingga hampir setengah jam aku menangis didalam ruangan ini hingga pikiranku kembali menangkap kejadian saat aku tiba tiba merasa marah pada Alana, Aku meninggalkannya begitu saja.

Kepala ku perlahan menegak, mata Alana saat itu terlihat terkejut dengan ketakutan yang bisa aku ingat. Aku ingat saat aku bangkit dan pergi ia terlihat diam dan... kecewa??

Sial, apa yang telah aku lakukan padanya.

Aku mengusak mataku dengan kasar sedikit berlari untuk kembali ke lapangan,berharap gadis itu berada disana meski aku tahu ia akan mengabaikan ku.

Langkah kaki ku berhenti tatkala hanya tumpukan buku yang, Tubuhnya berputar dengan pandangan menilik pada setiap sudut dilapangan ini. Tak ada siapapun,lalu mengapa Alana sengaja meletakkan buku buku ini dibangku pemain??.

Hatiku kecewa,kecewa pada diriku yang sudah bersikap kekanakan hanya karna mengingat seseorang dimata Alana. Hembusan nafas kasar ku keluarkan, tanganku meraih tumpukan buku untuk ku bawa sekedar kusimpan didalam lokerku.

Srek

Sebuah benda tak sengaja ku tendang hingga masuk ke bawah Kursi itu, dahiku berkerut tatkala melihat warna emas terlihat disela sela kursi itu. Badanku berjongkok untuk ku raih benda tersebut, Saat kurasa tanganku telah mencapai benda itu segera kutarik.

Benda ditanganku ini... banyak sekali terdapat plester yang tertempel,Aku kembali acuh menyimpan benda itu ke atas tumpukan buku buku dihadapanku. Ku Angkat dan segera ku langkahkan kaki ku menuju tempat peristirahatan dan meyimpan buku ini kedalam loker milikku dan berjalan untukku kembali kekelas.

ALANA SUKMA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang