[03]

33 9 3
                                    

"Mencintai adalah hak setiap orang,maka biarkan aku mengambil hakku untuk mencintaimu"

-Dava Arkanta Raksa

Rintik hujan mulai berjatuhan,anak anak disekolah pun mulai bergegas untuk meninggalkan bangunan yang menjadi tempat menimba ilmu. Daffa segera mengeluarkn motornya dari parkiran dan bersiap untuk pulang,Daffa ingin cepat cepat pulang sebab hari ini Daffa tak memiliki agenda osis maupun basket. Jadi ini cukup membuatnya senang

motor vespa matic berwarna abu itu ia jalankan,yah Daffa hari ini ingin memakai motor koleksi ayahnya itu.Hujan tak terlihat akan membesar,sebab itu ia memilih untuk menerobos saja karna Daffa khawatir dirinya akan terjebak didalam gedung sekolahnya itu.

Motor itu berhenti tatkalah Daffa melihat seorang gadis yang tengah berdiri dengan wajah yang tertunduk,diaa... gadis yang selalu Daffa lihat menyendiri diarea sekolah ini. Daffa yakin sebab ikat rambut berwarna abu itu selalu terikat indah pada rambut halus berwarna aga kecoklatan itu, Senyum Daffa terukir dibalik helmnya.

Dari sini Daffa bisa melihat,gadis itu mendongak tatkala Sean tengah berada dihadapannya.Sean tengah tersenyum dan berbicara pada gadis tersebut Daffa dapat mengetahui jika Sean tengah menggoda dan menawarkan tumpangan padanya,Halis Daffa berkerut tatkala gadis itu langsung menaiki motor Honda CB100 itu.

Dia tak menolak ajakan Sean sedangkan Daffa yang hanya mengajaknya berkenalan ditolak mentah mentah oleh gadis itu membuat hati Daffa sedikit kecewa. Daffa menghembuskan nafasnya berat dan kembali melajukan kendarannya saat dirasa kedua insan yang membuatnya kesal sudah tak terlihat dimatanya.

Daffa memegang erat pada stang motor itu,mengalirkan kekesalan yang tak ia ketahui arti dari kekesalan dalam dirinya.

'Gue kenapa sih marah'Batin Daffa 

Daffa berdecih dan kembali menatap tajam arah jalanan,Tanpa diduga duga ia kembali melihat gadis itu tengah berada dihalte bis dekat sekolah. Daffa segera memelankan laju motornya dan melirik gadis itu melalui spion motornya yang telah Daffa arahkan padanya,Sebuah bus berhenti dihalte tempat gadis itu berdiri.

Gadis itu kemudian menaiki bus tersebut,entah mengapa hati Daffa kini terasa lega. Senyum Daffa kembali terpatri bahkan senyumannya lebih berkembang dari sebelumnya, Daffa kembali melajukan motornya tanpa berniat untuk mengikuti kemana gadis itu pergi.

Daffa melajukan motornya dengan sedikit kencang,ia tak ingin kehujanan dijalan. Namun alam sepertinya tak mendukung Daffa untuk cepat sampai sebab kini hujan kian membesar,Lelaki bermata tajam itu kemudian terpaksa menepi untuk berteduh sembari menunggu hujan reda.

Daffa berlari kecil kearah ruko kosong yang terdapat bangku panjang,ia segera merekatkan jaket yang sudah ia pakai sejak tadi untuk menghalau rasa dingin yang menghinggapinya.

PUK

Seseorang ikut berteduh,Daffa dapat melihat dari ekor matanya jika seseorang itu seorang perempuan.Perempuan itu menghembuskan nafasnya dengan kasar, Daffa dapat mendengar kekesalan dari suara hembusan nafas perempuan itu.

Rok selutu yang dikenakan perempuan itu sama dengan rok seragam yang berasal dari sekolah Daffa,namun sama sekali tak megindahkan atau berniat untuk mengajaknya berbicara.Perempuan itu menoleh menatap Daffa,Sedang Daffa yang ditatap hanya diam dan tak berbicara sepatah kata pun.

ALANA SUKMA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang