9. Mine

15 15 1
                                    

Happy Reading❤️

"You will definitely be mine."

-Gavian Ardava Pratama

***

Sudah waktunya pulang tapi Gavian masi nangkring di motornya, apa yang dilakukan Gavian? tentu saja menunggu Aca selesai rapat osis. yah tepat sekali Aca adalah salah satu anggota Osis Sma Lima Sila.

"Gav ngapain lo, gak balik?" tanya Alfan berjalan sambil memegang kacang ditangan nya.

"Gue nunggu Aca." jawab Gavian.

Kenapa Alfan belum balik? tentu saja manusia satu ini masih asik makan dikantin ketika bel pulang sekolah.

"Oh." Alfan mengangukan kepalanya paham.

Alfan ikut duduk di motornya yang memang diparkirkan disamping Gavian.

Setelah menunggu lama akhirnya Aca keluar dari ruang osis. Gavian langsung saja berjalan menghampiri Aca.

"Ca pulang yuk." ajak Gavian.

"Gue bisa pulang sendiri." ujar Aca.

Aca berjalan pincang karna kejadian di lapangan tadi saat Aca ingin melanjutkan langkanya tiba-tiba kakinya tersandung batu kecil membuatnya sempoyongan. Gavian yang berada tidak jauh di belakang Aca langsung saja menangkap pinggang Aca.

"Kaki lo masih sakit, biar gue anter." ujar Gavian.

"Sya." belum sempat Aca menjawab ada orang yang memanggilnya di depan gerbang yang tidak jauh dari tempat Aca sekarang. Dia adalah Barra pria yang Gavian pukul saat di warung Teh Lilis.

"Gak usah gue udah dijemput." tolak Aca.

Aca kembali melangkah ke arah gerbang meski kakinya masih agak sakit dia terus saja berjalan. Gavian memperhatikan dari belakang pandangan Gavian beralih ke arah Barra Gavian menatap Barra tajam tapi sang empu seolah tidak melihat.

"Gav." panggil Alfan.

"Kuy balik gue mau langsung kerumah lo." ujar Alfan yang baru saja datang menghampiri Gavian.

***

Disini Gavian sekarang duduk santai dikamarnya sambil bermain game dan makam camilan bersama Alfan.

"Bangs*t, kalah lagi." umpat Alfan.

"Hadeh." ujar Gavian. Bukan sekali Alfan mengumpat ini mungkin yang kelima kalinya dia mengumpat pasal kala bermain game bersama Gavian.

"Alfan, turun kebawah yuk tante udah bikin makan siang." ucap Mama Gavian dibawah sana.

"Iya Tante." balas Alfan cepat.

"Kok Gavian gak di tawarin Ma." ujar Gavian setengah berteriak. Merasa tidak adil, beginilah ketika Alfan ada dirumahnya dia seperti terasingkan dirumahnya sendiri.

"Kamu kan bisa ke dapur sendiri." balas Mama Gavian.

Alfan menjulurkan lidahnya kearah Gavian dan segera berlari keluar kamar Gavian. Gavian mengikuti Alfan dari belakang. Sudah seperti tuan rumah saja si Alfan ini.

"Kalian makan yang banyak, tante mau ke kamar." ujar Mama Gavian lalu berlalu pergi.

Dengan cepat Alfan mengambil nasi beserta lauk porsi kuli. tidak lupa membaca doa Alfan langsung makan.

"Lu kayak gak pernah makan setaon aja." Gavian mengeliat ngerih melihat piring Alfan yang kini sudah terisi penuh.

"Gue lapher." balas Alfan yang tengah mengunya nasinya.

"Anjir." Gavian tak mau berlama-lama mengobrol dengan Alfan. Gavian langsung mengambil nasi dan lauk, dan segera menyantapnya.

***

ditempat lain Aca kini baru saja sampai dirumah setelah diantar Barra. Aca kembali teringat saat dia terkena bola dan saat dimana Gavian dengan cepat langsung menolong dan mengobati lukanya.

"dia baik juga ya." gumam Aca.

***

Hari sudah larut malam tapi Gavian belum juga bisa tidur sedangkan Alfan sudah tertidur lelap sedari tadi di kamar Gavian.

Gavian memutuskan untuk memainkan ponsel Gavian membuka aplikasi WhatsApp Gavian langsung mencari nama Aca untuk menanyai kabarnya

***

My Aca❤️

Ca udh tidur?

Kaki nya masi sakit?

Kaki nya jangan kena air dulu

sleep well my girl❤️

***

Tidak ada balasan sepertinya Aca sudah tidur Gavian tersenyum tipis lalu berujar "You will definitely be mine".

***

SEE YOU NEXT PART❤️

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN❤️❤️

APRIYANI🍒

GAVIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang