12. Coklat

9 3 2
                                    

Happy Reading❤️

***

Aca terbangun dilihatnya Gavian yang berada di samping nya.

"Gue ketiduran?" batin Aca.

Langsung dia mengangkat kepalanya yang berada di bahu Gavian. Sekejap Aca menatap Gavian yang kini telah tertidur lelap. Tenang sekali, pikir Aca.

Aca langsung beranjak dengan muka datar andalanya pergi meninggalkan Gavian.

***

Gavian terbangun dilihatnya Aca sudah tidak lagi ada ditempatnya.

Langsung saja Gavian beranjak dari duduknya. Sudah tahu pasti Aca sudah pergi meninggalkanya jadi dia biasa saja.

Gavian memutuskan untuk kekantin "Dari mana lo?" tanya Alfan saat melihat muka Gavian yang seperti baru bangun tidur.

"Taman belakang." jawab Gavian.

"Ngapain?" kini Devan yang bertanya.

Sudah dipastikan mereka bolos sebenarnya sekarang sudah saatnya kembali kekelas tapi mereka memutuskan untuk menghabiskan waktu di kantin.

"Tidur." jawab Gavian.

"Oh." Devan mangut-mangut paham.

Gavian mendudukan bokongnya disamping Alfan menatap ke atas memikirkan Aca. Rencananya Gavian ingin memberi Aca sesuatu.

"Gue mau kasih Aca sesuatu menurut kalian enaknya apa?" tanya Gavian.

"Coklat." jawab Alfan cepat.

"Coklat?" tanya Gavian.

"Iya, kan kalo orang mau nembak biasanya ngasi coklat." jelas Alfan sambil mengunya bakwanya.

"Oh gitu ..." paham Gavian.

Sepertinya coklat tidak terlalu buruk?
pikir Gavian.

"Besok gue mau kasi Aca coklat." Gavian berujar semangat sambil  mengangkat satu tangan keudarah.

Devan dan Alfan hanya diam menatap ke arah Gavian dan jangan lupakan Rakha yang sedari tadi menatap tanpa minat ke arah ketiga teman-teman nya.

***

Esoknya kini Gavian telah siap dengan seragamnya berdiri di depan gerbang sembari merapikan rambutnya, tidak lupa dengan rencanahnya kemarin ditangan Gavian kini sudah ada coklat berbentuk hati yang sudah dibungkusnya.

Akhirnya yang ditunggu-tunggu pun tiba. Gavian langsung tersenyum kearah Aca yang baru turun dari mobilnya.

"Pagi Acaa." sapa Gavian.
c,
Aca langsung berjalan masuk ke gerbang tanpa menghiraukan Gavian sedikitpun Gavian ikut masuk dan berjalan di samping Aca tidak lupa coklat yang ia sembunyikan di belakang tubuhnya.

"Ca, ini buat lo." akhirnya Gavian memutuskan untuk memberikanya di tengah koridor sekolah yang masih sepi tapi ada beberapa siswa-siswi yang memperhatikan mereka.

A

ca melirik sekilas dengan ekpresi datar tak berminat untuk menerimah nya. Dia kembali melanjutkan jalan nya menuju kelas.

"Ca." Gavian terus memanggil Aca yang berada disampingnya.

"Nih ambil gak dimakan juga ga apa-apa kok." ujar Gavian.

Aca menepis tangan Gavian membuat coklat tersebut jatuh kelantai ada beberapa siswa yang sedang berlalu lalang kini sontak melihat ke arah suara.

"Ck, harus berapa kali gue bilang gausah gangguin hidup gue." Aca pergi dengan sedikit hentakan sepertinya dia sangat kesal karnanya.

Gavian mengambil coklat yang telah terjatuh di lantai berjalan sempoyongan lalu membuang coklat tersebut. Benar Aca tidak mungkin mau menerima coklat pemberiannya.

"Haha." Gavian tertawa garing.

"Apasih yang gue harapin." dia memukul tembok yang berada disampingnya.

***

Kini sudah jam istirahat Gavian sedang berada dikantin bersama Alfan, Devan, dan Rakha.

"Sedih mulu, lo." ujar Alfan.

Gavian tak menjawab sedari tadi dia hanya menelungkupkan kepalanya di meja kantin memikirkan Aca apa yang harus ia lakukan nanti? dia binggung bagaimana caranya membuat Aca membalas perasaannya.

"Nanti pas pulang, ajakin Aca pulang bareng aja Gav." usul Alfan.

Gavian mengangkat kepalanya terdiam sejenak lalu berkata "Gue tiap hari ajak dia kali." ujarnya kembali tak bersemangat.

"Gitu doang lo nyerah? jadi cowok lembek amat. Yah kalo ditolak ajak lagi lah sampe dia mau." ujar Alfan.

Gavian terdiam mencernah ucapan Alfan.

***
t

ring tring

Akhirnya bel pulang berbunyi siswa-siswi Sma Lima Sila berbondong-bondong keluar dari kelasnya masing-masing termasuk Gavian kini yang sudah berlari kearah perkiran seperti anak kecil tidak lupa juga Alfan yang menjadi teman gilanya ikut mengikutinya berlari. Hari ini agak mendung membuat hari tampak sudah sangat petang.

Aca pun akhirnya keluar dari kelasnya Gavian yang melihat dari kejauhan tersenyum sumbringah.

"Mirip monyet njir." ejek Alfan yang sedang menatap kearahnya.

Gavian menatap sinis kerah Alfan. Saat Aca sudah mau keluar gerbang segerah Gavian menghampirinya.

Tidak lupa dengan payung di tangannya jika ditanya kenapa tiba-tiba Gavian mempunyai payung? tentu saja dia pulang kerumahnya saat jam istirahat kedua saat melihat hari yang sudah mendung dari tadi. Tentu saja dia melakukannya demi Aca.

"Ca kalo hari ini lo gak dijemput kan?" tanya Gavian penuh harap.

Mulai gerimis disini tapi Gavian masi menunggu jawaban Aca sembari memayunginya tidak menyadari dirinya sendiri bahkan sudah setengah basah.

"Gue ga mau pulang bareng lo." jawab Aca tanpa melihat kearah Gavian.

Barra datang membawa dua payung ditangannya segera Aca mengambil satu payung yang dibawa oleh Barra dan memakainya. Gavian terdiam Aca mulai menjauh dari hadapannya. payung yang dipegangnya kini sudah jatuh Gavian basah kuyup tidak peduli dirinya yang kini telah menjadi tontonan murid-murid yang sedang berlalu lalang Gavian hanya diam sedari tadi sampai pundaknya disentuh oleh seseorang. Alfan menyadarkan Gavian dari lamunannya.

"Udah Gav, pulang yuk." ajak Alfan.

Gavian berjalan sempoyongan ke arah motornya terparkir tidak menghiraukan Alfan yang mengajaknya berbicara. Gavian naik ke motornya dengan cepat keluar dari gerbang sekolah dengan ugal-ugalan dia mengendarai motornya di tengah hujan Gavian menerobos matanya perih terkena air hujan. Tujuan Gavian sekarang hanyalah ke rumahnya. Mungkin hari ini tidak berhasil Gavian berpikir masih ada hari esok dia tidak boleh bersedih hanya karna ini.

"Gue bakal berjuang." batin Gavian.

Meski pun hatinya sakit. Gavian terus saja berharap dan berharap agar ada hari dimana Aca membalas perasaannya.

***

SEE YOU NEXT PART❤️

JANGAN LUPA VOMENT❤️

APRIYANI🍒

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GAVIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang