Quest Type A
Quest 10 : Kisahkan pertarungan antara tokoh utama dengan sekumpulan orang berbaju putih di dekat perpustakaan kuno. Pemberian nama bab terserah dan jangan lupa ketentuan yang berlaku.
***
Napas Kyle tersekat. Ia terpaksa berlari ke kedai bar dan meminjam uang Selen untuk naik kereta. Ya, untuk menempuh perpustakaan kuno harus naik kereta terlebih dahulu sebab jaraknya yang jauh dari Hutan Lute ke Hutan Ophelia.
Perpustakaan kuno terletak tak jauh dari Istana Ophelia dimana keluarga kerajaan tinggal disana. Kyle mengembuskan napas berat hingga uap napasnya mengembun ke kaca kereta. Kereta berdecit keras, peluit kereta memekak, uap cerobongnya menyembur keluar begitu pekat. Kyle turun dari kereta, berdesakkan dengan penumpang lainnya. Setelahnya, gadis itu akhirnya bisa mengembuskan napas lega.
"Aku harus menemukannya," gumam Kyle.
Bermodalkan petunjuk arah dari Selen, Kyle menempuh perjalanannya. Ia bergumam takjub. Tak seperti di Hutan Lute penuh dengan jejeran kios-kios dan makhluk aneh lainnya, Hutan Ophelia benar-benar seperti tempat manusia melakukan segala hal menggunakan sihirnya.
Mulai dari sapu terbang, mencuci pakaian dengan bantuan sihir angin seperti bermain layang-layang, dan kereta kuda terbang. Mengagumkan.
Sudah satu jam ia menempuh perjalanannya dengan lumba-lumba air yang ia buat sendiri, Kyle akhirnya tiba di perpustakaan kuno--satu-satunya tempat yang tampak kusam dan tak bewarna seperti tempat-tempat lainnya di Ophelia. Perpustakaan ini hanya berwarna hitam dan krem saja.
Kyle semakin merapatkan tudung jubahnya, matanya awas ke sekeliling sekaligus mencari-cari dimana Hans berada. Akan tetapi, baru saja Kyle melewati pintu besar setinggi lima meter, sebuah serangan bola api besar bersamaan dengan bunyi pintu tertutup mengejutkannya.
Napas Kyle tercekat. Dia mengelak cepat dari serangan tersebut. Hal ini sudah ia perkirakan sedari menaiki kereta. Namun, tidak pernah terpikirkan olehnya serangan orang tersebut sebesar ini.
"Apakah kamu takut, Nona?"
Ia mendengar suara itu, sarat keremehan dan penghinaan kepadanya.
Kyle menggeram, ia lihat ke sekeliling arahnya, tidak ada seorang pun disana. Ia bersembunyi.
"Keluar kamu, Pecundang!" teriak Kyle marah.
"Jika aku keluar, aku tidak yakin nyawamu masih selamat nantinya."
Kyle meludah ke lantai. "Sekali pecundang, tetap saja pecundang," katanya.
Setelah itu, muncul ombak api ganas melaju cepat ke arah Kyle. Tak sempat mengelak, Kyle memasang kuda-kudanya, mengacungkan kedua tangannya, dan konsentrasi kuat. Ia rasakan sarafnya kini mendingin dan dialiri air yang mengalir deras menembus telapak tangannya. Kyle menyerap seluruh ombak api itu hingga perpustakaan yang tadi kering kini sudah basah.
"Wah, kamu lawan yang kuat rupanya." pria itu muncul tepat di depan Kyle, hingga Kyle mampu mencium wangi tubuhnya. "Dan juga cantik," bisiknya seraya mengusap pipi Kyle lembut.
Kyle menepis tangan pria itu, lantas menyerangnya dengan serangan bola air panas bertubi-tubi. Namun, pria itu sangatlah cepat menghindar hingga tubuhnya hanya seperti bayangan.
"Apakah kamu mengagumiku, Nona?" tanyanya yang justru diberi decakan oleh Kyle.
"Dimana Hans?"
"Hans? Kamu seharusnya tidak menanyakan bocah itu. Kukira kamu menjumpaiku untuk bermain-main," kata pria itu lagi.
"Cepat kembalikan Hans kepadaku!"
"Setelah aku menjadikanmu mayat terlebih dahulu," ucap pria berbaju putih itu.
Sontak, Kyle diserang oleh beribu panah api. Gadis itu langsung membentuk perisai 360 derajat ke seluruh tubuhnya.
Tak hanya itu, pria berbaju putih itu kemudian memanggil temannya. Menyerang Kyle bertahan dibalik perisai airnya terus menerus. Semburan api, panah-panah api, dan kini terakhir golem api.
Kyle tidak sanggup lagi. Mana-nya hampir habis.
"Apakah kamu akan menyerah, Nona?"
"Tutup saja mulutmu, Pengecut!"
Kyle lengah, ketiga pria berbaju putih itu menyerangnya dari belakang, menusuk Kyle sangat cepat dengan pedang apinya.
Darah menyembur keluar dari mulut Kyle. Ia tersenyum. "Beginikah caramu membunuhku? Sungguh tidak elegan sama sekali." Kyle tersenyum misterius, tangannya kembali terangkat. Ia mungkin tidak cepat, tapi ia memiliki otak yang cerdik.
"Kau tahu 'kan, jika darah itu cair layaknya air?" ketiga pria berbaju putih itu terdiam.
Tangan Kyle mengepal ke arah tiga pria itu, ia fokus memvisualisasikan penyerapan cairan bewarna merah dari ketiga tubuh tiga pria itu, tangannya memanas hingga telapak tangannya memerah. Sementara ketiga pria itu mulai melakukan penyerangan kembali.
"Matilah kalian!" Kyle berteriak, rasa sakit mendera di punggungnya dan tepat saat itu ia diterjang ombak panas orang-orang berbaju putih itu. Kulitnya terbakar. Napas Kyle tercekat. Bersamaan dengan itu juga, darah dari ketiga orang itu merembes deras dari setiap lubang dari tubuhnya
Kyle berhasil mengalahkan mereka.
**
693 kata
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pervert World
FantasySeorang anak nakal bersembunyi di sebuah toko kelontong. Namun, ada keganjilan terjadi setelah ia keluar dari toko tersebut. Dia tidak lagi di bumi yang ia pijak beberapa jam yang lalu. Dia datang ke sebuah tempat dimana para tokoh baik berbulu domb...