Kembali ke Hutan Lute

7 1 0
                                    

Quest Type C

Quest 12 : Bawa pulang orang disukai tokoh utama kepada pria yang pernah merawatnya. Pemberian mana bab terserah dan jangan lupa ketentuan yang berlaku.

***

"Kini kamu tahu bukan alasan aku ditangkap oleh mereka?" ucapnya, setelah beberapa menit berselang dengan keheningan yang lama.

Kyle tak bisa berkata-kata. Kedua netranya menatap lurus Hans tanpa berkedip. Embusan napas kasar lolos dari mulutnya.

"Lalu, kalau aku tahu siapa kamu sebenarnya, lalu mengapa? Apa aku harus menjauh darimu?" Kyle balas menjawab, sedikit ketus setiap kalimatnya.

Hans mengerjap. Kenapa respon Kyle seperti itu? Kenapa ia harus bertanya kepadanya bahwa ia harus menjauh dari Hans? Bukankah seharusnya ia langsung menjauh saja?

"Ah, wajahmu sangat transparan seperti bertanya-tanya dengan ucapanku barusan." Hans tersentak. "Sudahlah, biarpun kamu seorang serigala atau harimau atau hewan menjijikkan sekalipun, aku tetap menyukaimu," senyum Kyle.

Wajah Hans langsung memerah bak tomat. Dia tak pernah mendengar pengakuan terang-terangan dari seorang gadis seumur hidupnya. Apalagi gadis itu seperti Kyle, meski berambut pendek dan hitam tak seperti gadis biasanya yang rambutnya bewarna merah atau pirang, gadis tetap cantik dengan perbedaannya dari orang-orang.

Lagi, Hans terkejut untuk kedua kali. Kyle meraih tangannya lantas membawanya kelua dengan kaki yang pincang.

"Apakah kamu tidak mau pulang? Aku  memiliki kenalan di Hutan Lute, tak jauh dari tempat kita bertemu, disana ada rumah kecil milik temanku lebih baik kita kesana untuk merawat lukamu."

"Kamu juga terluka, Kyle," tutur Hans membuat bibir Kyle menyunggingkan sebuah senyuman.

"Aku tahu."

"Tapi, pertama-tama, kita harus mengganti baju yang layak terlebih dahulu."

**

S

etelah melewati rute yang panjang dari Hutan Ophelia ke Hutan Lute, akhirnya Kyle dan Hans tiba di tempat tujuan mereka; rumah kecil milik Gill.

Kyle tidak berhenti bicara sepanjang perjalanan meski lukanya ditutupi oleh gaun yang tertutup. Itu membuat  Hans cemas, namun saat melihat senyum Kyle, ia pun ikut tersenyum. Setidaknya mereka selamat dari orang-orang itu untuk sementara waktu.

Kyle mengetuk pintu rumah kecil itu dengan semangat. "Gill, hei! Aku butuh bantuanmu. Ini aku, Kyle!"

Sontak, pintu kayu rumah kecil itu terbuka, menampakkan seorang pria yang memiliki goresan menyeramkan di matanya. Hans meneguk ludah. Ia merinding. Luka itu pasti sangat sakit.

"Kenapa kamu kembali lagi bocah?" sambut Gill membuat Kyle berdecak.

"Ayolah, jangan seperti itu, kamu bukan pamanku yang pantas menyebutku seorang bocah."

"Tapi, perangaimu mirip bocah sekarang." Gill menjawab tak mau kalah.

"Akh--" Kyle meringis.

"Hei, ada apa denganmu?" cemas Gill justru disambut tawa oleh Kyle.

Hans yang melihat interaksi kedua orang itu hanya bingung tak mampu berkata apa-apa. Tiba-tiba saja Gill menatapnya, ia langsung menunduk.

"Ini temanmu?" tanya Gill dengan tatapan tajam.

"Ya. Bantu mengobati lukanya. Aku juga akan mengobati lukaku sendiri."

"Kamu terluka?"

"Oh, ayolah Gill, bantu saja bocah satu ini!"

"Hei, aku lebih tua 193 tahun darimu," protes Hans dengan mulut menggembung.

"APA?!"

"Kamu tidak tahu? Dia seekor serigala jadi wajar saja umurnya sampai segitu," jelas Gill. Mulut Kyle menganga dibuatnya. "Sampai kapan kalian akan bicara di depan pintu rumahku? Ayo masuk."

Kedua orang itu lantas masuk. Hans menyisir pandangan di setiap sisi ruangan rumah kecil milik Gill. Sangat kosong tanpa interior apapun. Kemudian, Gill menyuruh dia masuk ke dalam kamar untum mengobati lukanya.

Namun, Kyle kembali bersuara. "Apakah kamu harus ditemani olehku Hans?" ucapnya.

"Tidak perlu," balasnya dengan wajah memerah. Lantas, pemuda itu buru-buru masuk ke kamar dimana Gill telah menunggunya.

Berbeda dengan Kyle yang tertawa keras hingga mengeluarkan air matanya.

**

Gill memberikan perban di bagian dada dan punggung Hans yang terluka. Luka yang ditorehkan orang-orang berbaju putih itu sebelum Kyle datang.

"Kamu tahu, meski aku telah merawat lukamu ini, lukamu akan sembuh besok harinya. Sia-sia sekali," ujar Gill  dengan nada mengeluh. "Ini hanya demi bocah perempuan itu saja aku susah-susah merawatmu dan menghabiskan stok obat-obatanmu kepadanya. Berterima kasihlah padanya."

"Ya, aku sangat berterima kasih padanya."


***

633 kata
NizSyazhu
wga_academy

The Pervert WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang