Di Sebuah Balkon Kamar, terlihatlah Seorang Gadis Yang Sedang Duduk termenung, Sembari Menatap Bintang-bintang Yang sangatlah Banyak Malam ini.
Sembari Mengingat-ingat Kembali Kenangan Masa Lalunya Yang Cukup Terbilang Sempurna, Dimana Ia Diberikan Orang tua Kandung Yang Utuh, Dan Setelah Kepergian Kedua Orang tua Kandungnya, Ia kembali diberikan Sepasang Orangtua Angkat Yang Sangatlah Menyayanginya.
"Al ngk Nyangka, Ternyata Pelukan yang Kemarin Adalah Pelukan Yang Terakhir Buat aku, Dari Mommy"
"Padahal Aku Belum Tepatin Janji Aku ke Mommy, Tapi kenapa, KENAPA MOMMY PERGI" Teriak Syilla Diakhiri Teriakannya, Ia Kemudian Berdiri Dan Berjalan Menuju ke Tepi Balkon.
"KENAPA BUNDA SAMA MOMMY JAHAT SAMA AKU, KENAPA HAA hiks_" Teriaknya Sembari Menggenggam Erat Pagar Pembatas Pada Balkon Kamarnya.
"_Ak-aku Takut hiks, kalian jahat tau ngk hiks... Bahkan jahat banget, Kalian tega Ninggalin Aku, Kalian Jahat" Ucapnya Lirih Dan Terus Menatap Bintang-bintang Sembari Mengeratkan Pegangannya kepada Pembatas Balkon.
"Haha Kalian tau ngk?, Aku Kecewa_" Syilla Terkekeh geli Ketika Melihat Sebuah Lukisan Besar yang Berada Didalam Kamarnya, Dimana Pada Isi Lukisan Tersebut, terdapat Tiga Orang Wanita yang Sedang Tersenyum Hangat.
Lukisan Itu ia Lukis Sendiri, Ketika Ia Genap Berusia 15 Tahun Tepat Dihadapan Kania, Ia Melukiskan Wajah Almarhumah Sang Bunda, Dan juga Mommy nya Yakni Kania.
"_HARUSNYA KALIAN NGAJAK AKU" Teriaknya Lalu menghempaskan Seluruh Benda yang berada Di Balkon Tersebut, Tanpa memperdulikan Seseorang yang Sedari Tadi Menatapnya Dengan Tatapan Penuh Kesedihan.
"Hiks, Aku mau ikut, Jemput Aku Ayo" Sekarang Syilla tak dapat Lagi Menahan Tubuhnya, Ia Jatuh Terduduk Sembari Memegangi Kepalanya, Dan Sesekali Menjambak Rambutnya, Sembari Tertunduk.
Beberapa Saat kemudian, Ia Mengangkat Kepalanya, Dan dapat dilihat Bola mata yang Berwarna Merah Darah, Menggantikan Bola Mata asli Syilla yang berwarna Hitam.
"Kalau Gitu, Aku aja Yang Susul kalian" Ucap Syilla a.k.a Rora, Alter Ego Milik Syilla yang Terkenal Sadis Pada masa Hidupnya dahulu.
"Sebab Tak Ada yang Menarik Lagi di Dunia ini Semenjak Kau Pergi, ok Wait for me" Ucap Rora sembari Tersenyum Smirk namun matanya Mengeluarkan Air Mata yang begitu Banyak, dan tak Henti-hentinya Mengalir dengan Derasnya.
Ia kemudian Menaiki Pagar pembatas Rofftop Sembari Merentangkan Kedua Tangannya, Sembari menghirup Udara Segar pada malam ini dalam-dalam, Dan Memperhatikan Bintang-bintang Sembari tersenyum.
"Tunggu aku"
Tiba-tiba Saja Rora ingin Melompat Kebawah Dari Lantai 2 kamarnya, Namun Aksinya Terhenti Karena Seseorang Yang Tiba-tiba Saja datang Dan Langsung Memegang Tangannya Dengan Erat, Seolah ia tak Ingin Jika Syilla Terjatuh.
"Al aku Mohon, Jangan Bodoh hiks" Ucap Seorang Gadis sembari menangis dan tetap menahan Tangan Syilla a.k.a Rora Tanpa berniat Untuk melepaskan Genggamannya.
"LEPASIN, LO NGK TAU APA-APA hiks, gw mau nyusul Bunda Gw" Ucap Syilla Sembari Terisak, Dan Terus saja memberontak Agar Tangannya Dilepaskan oleh Gadis Tersebut.
Ketika Gadis tersebut menggenggam tangan Syilla, Entah Mengapa Rora Langsung Menghilang, Sepertinya Ia Tak Bisa Berkontak langsung kepada Gadis tersebut.
"Cukup Al, Aku ngk Mau kehilangan Untuk yang Kedua Kalinya Hiks, Udah Cukup Mommy yang Udah Ninggalin Gw, Lo jangan Hiks, Gw Takut" Ucap Gadis tersebut Sembari terus menangis, Dan Semakin Menarik Syilla Agar Ia Naik Kembali keatas Balkon.
"Mommy?"
"Al Aku Vava hiks" Ungkap Gadis yang Katanya Bernama Vava, Yang Mampu membuat Syilla membelalakkan Matanya, Sebab Gadis yang ia cari selama beberapa bulan terakhir ini akhirnya Muncul Dihadapannya.
Sedetik Kemudian, Syilla Mengayungkan Badannya, Tetapi Genggaman Tangannya Dengan Gadis bernama Vava Mulai Melonggar Dan....
Brak
"ALL" Teriak Vava Yang Tak lagi menggenggam Tangan Syilla, Ia Mengangkat Tangannya dan menatapnya Dalam-dalam.
"Hiks, Lo bego va, bego tau ngk Hiks" Ucapnya Lirih Ketika Menatap Tangannya, yang telah gagal Menyelamatkan Syilla yang berniat untuk Bunuh Diri.
"Hiks BEGO TAU NGK, KENAPA LO NGK BISA CEGAH AL BUAT LOMPAT HAA , KENAPA HAA" teriak Vava Sembari Memaki Dirinya Sendiri, Dan Memukul-mukul Dadanya Yang Semakin Sesak.
"Aku Bahkan Belum Mengikhlaskan Kepergian Mommy, Dan Sekarang Aku Harus Kembali Kehilangan Saudara Angkat ku, Selanjutnya Siapa lagi, Hiks, Aku Capek Tuhan, Aku Capek Hiks"
Vava Tertunduk Dan perlahan-lahan Posisinya Berubah Menjadi terduduk Dan Memeluk Lututnya dengan Erat, Sembari terus-menerus Menangis.
"Jadilah Kuat, Karena jika kau lemah Tidak akan ada yang peduli padamu" Ucap Seseorang Yang tiba-tiba Muncul Dihadapan Vava, Yang membuat Gadis tersebut Refleks Mendongakkan Kepalanya. Dan betapa terkejutnya ia ketika Melihat Seorang Gadis cantik Yang Sedang Ia tangisi, Berdiri Dihadapannya Sembari Mengulurkan Tangannya Untuk Membantu Dirinya.
"Hiks, HUAA AL" teriaknya Lalu berdiri dan Langsung Memeluk Syilla Dengan Sangatlah Erat, Hingga Membuat Syilla tersentak Kaget Akan di Pelukan Tiba-tiba yang ia dapatkan.
"Hiks Vava kira Vava udah ngk bisa ketemu sama Al, Vava takut Ngk Bisa Bareng Al hiks"
"Ck! Lo siapa Si?_" Tanya Syilla yang bingung akan semua Ini, Sedari Tadi yang Ia dengarkan Hanyalah Nama Vava saja, Nama yang sama dengan Yang Pernah Diucapkan Oleh mommy nya Ketika ia Depresi Dahulu, Namun ia Sama sekali Tak mengerti Ada hubungan apa Keluarga Angkatnya Dengan Seseorang Yang bernama Vava itu.
"_Dari kemarin Lo nempel Mulu sama Nyokap Gw"
"A-aku Vava, Lebih Tepatnya Asvanya Queendarae Aryan hiks"
"Terus Kenapa Lo nangis?" Tanya Syilla santai, Dan hanya ber'oh Ria dengan Jawaban yang diberikan oleh Vanya, Dan tentu Hal itu Membuat Gadis Yang Bernama Vanya Tersebut Membelalakkan Matanya, Akan Sifat Santai Milik Syilla.
"Hiks, Al mah Ngk asik, Responnya cuman gitu Huaaa" Ucap Vanya Dengan Mata yang Semakin Memerah Dan Menangis Sekencang-kencangnya.
Brukk
Aduh
Brakk
Suara Gaduhan Terdengar Jelas Di Indra Pendengaran Kedua Makhluk Hidup yang Sedang Berpelukan, Ah Lebih Tepatnya Hanya Vanya yang memeluk Syilla.
Mereka Berdua Sempat Melakukan Kontak Mata, Namun Segera Diputuskan Oleh Syilla, Dan Sedetik Kemudian Keduanya Kompak Meloncati Pembatas Balkon Dan Memasuki Kamar syilla, Lalu bersembunyi Dibawah Kasur dan Vanya yang bersembunyi di dalam lemari.
Bruk
Terdengar Suara Pintu terbuka Dengan cara yang sangat Kasar, Dan Setelah Hitungan Ketiga, Keduanya Kompak Keluar Dari Tempat Persembunyiannya Dengan Cara berguling, Lalu berdiri Dengan Tegap Sembari Memegang Benda-benda Berbahaya ditangannya.
Syilla Dengan Pistol Ditangannya, Dan Vanya Dengan Sebuah Pisau yang juga berada Ditangannya. Sebelum Bersembunyi Didalam Lemari Tadi, Vanya menyempatkan Diri untuk Mengambil Sebuah Pisau Buah Yang berada Di Kamar syilla, Kebetulan Pisau Tersebut lumayan Dekat Dengan Lemari yang Ditempatinya Untuk Bersembunyi.
Ahk
![](https://img.wattpad.com/cover/278654753-288-k149433.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
QueenMafia And AlterEgo
ActionSyilla, Seorang Gadis Cantik Berusia 17 tahun, Yang Dikenali dengan Statusnya sebagai Pewaris tunggal keluarga Aryan. Menjadi pewaris tunggal keluarga terkaya No 2 Di China tak Membuatnya Menyombongkan Diri, Dan Dirinya juga tidak begitu dikenali ol...