QMA• 13☠

440 21 0
                                    

Zean yang mendengarkan Kata 'Anak-anak yang lain' mengerutkan Keningnya, "Anak-anak yang lain??, Maksudnya Apa sayang?" Tanya Zean Mencoba Memahami Kata yang diucapkan Putrinya.

"Anak Vi-"

"Ma-maaf Tuan" Roy Datang Dengan Nafas Memburu Sembari Menunduk Hormat Kearah Daddy Zean Dan Juga Syilla Yang sedang Berbicara Berdua.

"Ada Apa?"

"Ka-kami Telah Mencari ke-keseluruh Tempat yang Anda Kunjungi kemarin Tuan, na-namun kami sama sekali tak Menemukan nonona Vanya" Ucap Roy Terbata-bata Sembari berkeringat Dingin akan aura yang dikeluarkan oleh Putri Keluarga Aryan.

Zean yang mendengar itu Memijat Pelipisnya, "Tetap cari sampai Ketemu" Ucapnya Tegas dan tak terbantahkan.

"Baik"

°°°

Brum Brum

Setelah mendengarkan Kabar Dari Roy bahwa Vanya Belum Juga Ditemukan, Syilla kemudian Bergegas menuju ke Sekolah, Karena Sebentar Lagi Jam Pelajaran Akan dimulai, Maka dari itu Daddy zean menyuruhnya Untuk berangkat Terlebih Dahulu, Dan Meninggalkan Dirinya Di Mansion Seorang Diri.

"Shit, Macet"

Setelah Menunggu Beberapa Menit, Akhirnya Jalanan Kembali Seperti Semula, Kendaraan pun Mulai Beraturan. Setelah Berkendara Dengan Tenang, Beberapa Menit kemudian Mood Syilla menjadi sangat Baik, Ketika Mendapati Segerombolan Orang-orang Yang Juga sedang Berkendara, Namun dengan Berkelompok, Jika dilihat Dari seragamnya, mereka juga masih seorang Pelajar.

Brum Brum

Syilla Menerobos Gerombolan Motor Tersebut, dan melajukan Motornya Dengan Cepat, Bahkan Terdengar Suara-suara Teriakan dari Mereka, yang tak terima Jika ada yang mengganggu gengnya.

"Wah, Berani banget tuh orang Memprovokasi Geng Kita" Ucap salah Satunya Tak terima, dan Disambut Teriakan Setuju Oleh yang Lain.

'Geng?'- Batin Syilla.

'Shit, lampu merah'- batin Syilla lagi ketika aksinya harus terhenti akibat Lampu merah. Dan mau tak mau ia harus Berada ditengah-tengah Gerombolan anak-anak geng motor tadi.

"Woi, buka helm Lo"

"Ah Sial banget pagi-pagi gini" umpat Syilla Kesal Walaupun dengan nada pelannya. Sehingga tak banyak dari mereka yang mendengarnya.

"Woi, Sebelum mereka Lebih kepancing, mending buka helm Lo" ucap pria yang berada disisi Lain tempat Syilla memberhentikan motornya Akibat lampu merah yang entah kapan Akan berakhir.

"Berisik"

"Sialan Lo" umpatan yang Kompak dan Penuh Amarah dari Arah belakang Syilla, Refleks membuatnya Kaget. Dan untungnya Lampu Yang tadinya berwarna merah kini telah berubah menjadi Hijau.

'Kesempatan Bagus'- batin Syilla bersmirk Dan langsung menancapkan Gas Motornya begitu ia mendapatkan Cela.

"Ah sial, JANGAN KABUR LO"

"WOY"

Terdengar begitu banyak umpatan dan suara deru motor yang bersahut-sahutan untuk mengejar Syilla. Ini yang ia inginkan, mencari masalah di pagi hari memanglah hal yang paling mengasikkan baginya. Namun jika dirinya tertangkap itu barulah hal yang ia benci.

Setelah Terjadi aksi kejar-kejaran sekitaran 15 menit, tiba-tiba saja motor yang Syilla kendarai terhenti. tentu hal itu refleks membuat mereka yang sedari tadi mengejarnya mau tak mau juga harus ikut mengerem mendadak. Jika tidak, sudah dipastikan akan terjadi tabrakan yang merugikan banyak nyawa dari mereka yang terlibat maupun yang tak terlibat dalam aksi kejar-kejaran Mereka.

"Woi, Kalau mau ngerem Bilang Anj" umpat salah satu dari mereka yang hampir saja masuk kedalam tong sampah, akibat posisinya yang sedang dibonceng oleh salah satu temannya.

"Ah siallll!!!" Teriak Syilla frustasi ditengah-tengah kerumunan para pemuda itu. Syilla turun Dari Motornya dan hendak berlalu tanpa membuka helmnya. Namun langkahnya lagi-lagi harus terhenti akibat perkataan Dari seseorang.

"Tanggung jawab Lo"

Syilla berbalik masih dengan helm di kepalanya,
"Lo Hamil?" Tanya Syilla dengan polosnya sembari Menatap Cowok yang baru saja mengeluarkan suara.

"Sialan"

"Nama gw Al, Bukan Alan" Ceplos Syilla ketika dirinya dituduh bernama Alan oleh Cowok yang baru saja meminta pertanggung jawabannya.

°°°

"Al Tungguin elah"

Syilla dan Aura Terus saja berjalan tanpa memperdulikan panggilan dari qila. Rencananya Siang ini mereka hanya ingin bersantai di kantin lalu membolos ke Rooftop yang tentunya bersama dengan bodyguard Syilla yang tak akan meninggalkannya kapan pun itu.

Semua hal Itu Sudah menjadi tugas, atau bahkan telah menjadi rutinitas mereka berlima setiap harinya, dikarenakan Ada Sebuah benda terlarang yang berada dalam genggaman Syilla, dan benda itu adalah benda yang sangatlah berbahaya. Jika yang memegangnya adalah orang-orang yang salah, maka sudah dipastikan bahwa BD akan kembali menghilang seperti sebelumnya, Sebelum Syilla membangkitkan nya kembali.

"Al, aura, dan abang-abang semua. Qila mohon yah, sekali aja kita bertig- emm berdelapan duduknya ditengah-tengah Kursi kantin, Jangan di pojokan terus" omel Qila yang lagi-lagi harus menuruti keinginan sang tuan putri Syilla dan aura.

"Pantas aja ngk terkenal, orang hobinya duduk di pojokan mulu"

Syilla dan aura saling pandang sejenak lalu mendelikkan bahunya acuh, Keduanya telah bosan mendengarkan ocehan Qila yang tak ada habisnya.

"Lo ngk tau betapa enaknya jadi orang misterius" Goda Aura Sembari mencolek Dagu Qila yang mulai tampak kesal. 

"Nyenyenye, Misterius Apaan Cerewet gitu"

"Ck! Bawel Lo"

"Ya udah deh, pokoknya gw mau duduk di kursi yang paling tengah di kantin ini Al, Ra" Sekali lagi, Qila benar-benar Merengek meminta hal yang sama.

Syilla dan Aura Memutar bola matanya malas, sebelum akhirnya Syilla mengeluarkan Seringai Andalannya. Ia menatap kelima bodyguardnya lalu kembali menatap Qila yang sedari tadi Mengomel.

Gotcha, ia menemukan satu ide yang menurutnya sangatlah bagus, dan sangat-amat akan Disukai oleh Dirinya, Tapi tidak dengan Bima.

"Bang Bima Temenin Gih" Bima yang kebetulan sedang bersantai dan memakan makanannya dengan nikmat, Tersedak ketika mendengarkan ucapan Syilla. Ia menunjuk dirinya sendiri, dan benar saja Syilla langsung mengiyakannya tanpa berfikir dua kali.

"Kenapa coba Quee-"

"Ngk usah protes" potong Veron cepat sebelum Syilla menggantikan tugas Bima menjadi dirinya. Hal itu sudah biasa ia alami, maka dari itu ia mencoba sebisa mungkin agar dirinya tak lagi menggantikan Bima.

Dengan perasaan kesalnya, mau tak mau bima harus menemani qila yang ingin makan di kursi tengah-tengah kantin. pria itu berbalik kembali, menatap dengan penuh permohonan kepada mereka yang berada di pojokan Agar dirinya di jauhkan oleh siswa-siswi pecinta Pria berotot ini. Bisa-bisa dirinya akan menjadi sasaran empuk mereka.

'andai aja bukan queen yang nyuruh, gw pasti dah balik. Takut gw anjing sama tante-tante, mana mulutnya pada kesengat tawon, aduh'- batin Bima.

"Yang sabar yah bang. Qila mau pesan dulu haha" Qila berlalu dari hadapan Bima, yang ia yakini ketika ia berlalu dari situ akan banyak gadis-gadis yang berdatangan.

"Bang Bimaa Huaa"

"Haha mampus" Tawa Qila pecah melihat wajah sengsara Bima yang kini telah dipenuhi oleh gadis-gadis Badut.

QueenMafia And AlterEgoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang