"Jadi maksudnya Chihiro-kun ingin membuatku bahagia?"
Kupaksa sebisa mungkin supaya suaraku tidak terdengar parau. Aku tak ingin Chihiro-kun semakin merasa bersalah dan merasa khawatir padaku. Aku memandang wajahnya, dan ekspresinya terus menunjukkan kesedihan.
Chihiro-kun menganggukkan kepalanya. Ia menatapku lekat-lekat, kemudian aku melihatnya memaksakan senyum di wajahnya. "Maafkan keegoisanku, (Name) ...."
"Aku sudah mengetahui, kalau perasaanmu itu berlabuh pada seorang Akashi Seijuuro, sejak pertama kali aku bertemu denganmu," kata Chihiro-kun. Aku menyimak baik-baik perkataannya.
"Dan kalau kau menyadarinya, sejak pertama kali aku melihatmu pun, hatiku tercuri olehmu. Rasa cintaku ... afeksiku ... yang selama ini kusimpan rapat-rapat untukku seorang saja, tiba-tiba semuanya teralihkan padamu, (Name)."
Kedua mataku membulat lebar mendengar pernyataan yang diucapkan oleh Chihiro-kun. Melihat ekspresiku, Chihiro-kun hanya tertawa sendu–aku sangat yakin tawanya tidak menunjukkan kesenangan.
"Jangan khawatir, (Name). Aku tidak memintamu membalas perasaanku, dan aku tahu kau menyukai Akashi," kata Chihiro-kun seolah-olah ia bisa membaca pikiranku. "Hanya saja, aku ingin kau tahu itu. Sebab ... ini ada hubungannya dengan cerita tentang Akashi."
"Tentang Akashi-kun?"
"Ya. Semua itu bermula ketika iblis itu mengetahui perasaanku padamu," kata Chihiro-kun. Tatapan mata Chihiro-kun berubah menjadi tajam, ekspresi sedihnya seperti tergantikan dengan kemarahan.
Aku bertanya-tanya dalam hati, 'Mengapa Chihiro-kun tampak ... begitu marah?'
Chihiro-kun menundukkan kepalanya ketika aku menatapnya tepat pada sepasang netranya, ia cepat-cepat memutus kontak mata antara kami dan kemudian memalingkan wajahnya ke arah lain. "(Name) ... aku ragu ... kalau aku menceritakan ini–kau pasti akan sangat terluka."
"Tidak apa-apa, Chihiro-kun. Ceritalah," kataku sambil mengulas senyum paksa, supaya Chihiro-kun tidak mengkhawatirkan aku nantinya.
"Benar tidak apa-apa?"
"Ya. Tidak apa-apa ... Chihiro-kun. Aku akan berusaha menerimanya, apapun yang kau ceritakan."
"Meski itu berarti ... setelah ini kau pasti takkan menganggap Akashi Seijuuro sebagai 'Akashi-kun' yang kau tahu?"
Mendengar perkataan Chihiro-kun, seketika aku terdiam selama beberapa saat. Dalam memoriku terbayang jelas momen ketika aku bersama dengan Akashi-kun ... meski tidak begitu menyenangkan. Tetapi, hanya dengan itu saja, sudah cukup bagiku.
Ayo, Kuroko (Name). Bersemangatlah. Aku harus bisa menerimanya, melupakan Akashi-kun ... pasti akan menjadi pilihan terbaik untukku.
"Ya ... aku siap, Chihiro-kun," kataku sambil tersenyum paksa. Kulihat netra kelabunya memandangku dengan khawatir, maka sebisa mungkin aku mengulas senyumanku padanya. "Jika ini akan mengubah pandanganku pada Akashi-kun, itu justru lebih baik ... aku akan melupakannya."
Chihiro-kun terdiam sejenak setelah aku berkata seperti itu. Ia kemudian menarik napasnya dalam-dalam, dan kemudian ia mulai menceritakan kenyataan yang sebenarnya terjadi, antara aku, Akashi-kun, juga dengan Chihiro-kun.
.
.
.
.
Mayuzumi Chihiro's P.O.V, flashback
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimi no Uso « Akashi Seijuuro x Reader » (Kuroko no Basuke)
Fanfiction(AKASHI SEIJUURO X READER) Cover & Banner by : ShizuReiku Aku tahu ini adalah kebohonganmu. Walau begitu, aku tak bisa membencimu. Meski ini hanya kebohongan dan kepalsuan, aku bahagia menerima itu semua. Namun, tetap saja... Rasanya sangat sakit. K...