Chapter 9

461 48 8
                                    

Akashi Seijuuro's P.O.V

Entah sudah berapa hari berlalu sejak hubunganku dengan (Name) berakhir. Atau sudah memasuki sebulan? Aku tidak ingat waktu pastinya, toh itu tidak penting.

Gadis itu benar-benar menjauhiku. Tiap kali ia berpapasan denganku, ia memalingkan wajah dan tidak menyapaku sedikitpun.

Tidak apa-apa, memang bukan urusanku.

Namun, meski aku bilang begitu. Rasanya ada yang aneh–terutama ketika aku melihat (Name) bersama Chihiro dengan raut wajah senang dan antusias. Senyumannya yang tadinya diarahkan padaku, kini berganti untuk Chihiro. Aku tidak peduli.

Hanya saja, rasanya seperti ada yang 'hilang'. Selama berbulan-bulan aku selalu bersamanya, jadi ketika ia tidak ada di sisiku, semuanya terasa berbeda.

Aku tidak cemburu. Dia bukanlah siapa-siapa. Dia hanya gadis bodoh yang mencintaiku.

Hahaha, maksudmu, gadis yang 'dulu' mencintaimu? Kau harus ingat, hubungan dengan (Name) sudah selesai. Dia sudah tidak mencintaimu.

Suara sialan ini ...?

Apa maksudmu suara sialan? Suaraku adalah suaramu juga, Akashi Seijuuro.

... Diam.

Kau dan aku itu berbeda, meski sama-sama menyandang nama Akashi Seijuuro. Aku adalah dirimu yang 'sempurna', dan kau tak lebih dari sampah yang kehilangan kesempurnaanmu, karena menyukai gadis itu! Tidak seharusnya kau menyukainya!

Memangnya kau siapa? Berani-beraninya melarangku.

Kau lupa, kalau pemilik asli tubuh ini adalah 'aku'? (Ore)

Tutup mulutmu, pecundang! Akulah pemiliknya yang asli! Hanya 'aku'! (Boku)

Fufu, terserah katamu saja. Kau hanya bisa menyangkal karena akulah Akashi Seijuuro yang sesungguhnya.

Diam kau, sialan! Kau itu–

Sshh, tenanglah. Ada seseorang yang menghampiri 'kita'. Aku akan 'pergi' dulu, Akashi Seijuuro. Sampai nanti.

Sesaat setelah kepribadianku itu berkata demikian, aku kembali menstabilkan emosiku. Aku menarik napas dalam-dalam, dan kemudian melirik ke suatu arah. Netra dwiwarna yang kumiliki mendapati sosok laki-laki berambut biru yang sangat kukenali.

"Tetsuya?"

Kuroko Tetsuya dari SMA Seirin. Mengapa dia ada di sini? Ini di Kyoto–dan lebih tepatnya di SMA Rakuzan. Untuk apa ia datang ke sini?

"Ada perlu apa? Aku tidak ingat kami memiliki jadwal pertandingan dengan SMA Seirin."

Aku beranjak dari kursi taman Rakuzan, menghampiri Tetsuya yang jauh-jauh datang ke sini. Senyuman tipis kupasang di wajahku, beramah-tamah pada salah satu mantan rekanku dari SMP Teikou.

"Memang tidak ada, Akashi-kun." Tetsuya menjawabku dengan nada datar, ekspresinya datarnya pun tetap ia pertahankan. "Aku ke sini hanya untuk mengantarkan buku adikku yang ketinggalan."

"Hee, adik?" tanyaku. Seingatku di Rakuzan tidak ada anak bermarga 'Kuroko' di sini. Aku penasaran siapakah adiknya itu. "Siapa nama adikmu? Aku baru tahu kau memiliki adik."

Tetsuya menatapku datar tanpa ekspresi. Ia membuka mulutnya untuk bersuara, "Adik kembarku. Kuroko (Name)."

Sontak kedua irisku melebar? Apa katanya? Kuroko (Name)? Tidak ada nama itu di SMA Rakuzan. Satu-satunya yang bernama (Name) adalah ...

... gadis itu! (Surname) (Name).

"Kenapa terkejut, Akashi-kun?" Tetsuya bertanya-tanya padaku, tatapannya sedikit menajam. Suaranya terdengar bergetar. Aku bertanya-tanya dalam hati, kenapa dia seperti itu. Ia kembali menyambung kalimatnya, "Kuroko (Name), atau lebih dikenal dengan nama (Surname) (Name). Kau tidak tahu?"

Kimi no Uso « Akashi Seijuuro x Reader » (Kuroko no Basuke)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang