Chapter 11

458 35 4
                                    

Akashi P.O.V

Jika aku memikirkannya lagi, aku sadar diriku adalah seorang bajingan.

Selama ini, aku tidak menaruh perhatian sedikitpun padanya, aku memandang gadis itu dengan remeh dan menganggapnya sebagai gadis yang menyebalkan.

Namun, di penghujung hidupnya ... aku merasakan yang disebut-sebut sebagai 'penyesalan'.

Mengapa aku harus menjadi laki-laki brengsek?

Mengapa aku terlalu egois-aku tidak menginginkannya yang tidak sempurna?

Aku berlari secepat mungkin, jalanan kota Kyoto sangatlah ramai saat ini. Jika aku tetap memaksakan diri naik mobil pribadi atau naik taksi-akan perlu berjam-jam untuk sampai ke Rumah Sakit Kyoto. Jaraknya tidak begitu jauh lagi, aku bisa sampai di sana hanya dengan berlari. Setidaknya, aku takkan menemui kemacetan jika berlari.

Napasku tersengal-sengal, rasanya sesak-tapi, tentunya tidak sesesak perasaan (Name) yang terus-terusan disakiti olehku.

Aku ingin menangis, tetapi aku tidak boleh terlihat menyedihkan. Aku ingin menemuinya dalam keadaan seperti biasa, lalu meminta maaf padanya dengan tulus. Dibanding rasa sesak ini, aku lebih merasa kesal-kenapa aku sebodoh ini sampai sekarang? Sungguh aku adalah orang yang bodoh.

Hei, diriku yang lain. Apakah kau menganggapku konyol? Apa kau sedang menertawakanku dari sana?

Tidak, tidak sedikitpun.

Jika kau bertanya kenapa, kau tercipta karena aku. Kepribadianmu adalah kepribadianku juga. Kau tahu, 'kan?

Kau ada dari ego yang kupunya. Perasaanku yang berpikir 'aku hanya ingin bersama (Name) yang sempurna, bukan gadis yang sebentar lagi akan mati.' Namun, aku menyudutkan perasaan negatif itu di hatiku, sampai akhirnya terciptalah dirimu.

Kalau begitu, apakah kau membenciku? Sebab, akulah yang membuat hubungan kita dengan (Name) menjadi seperti ini. Aku menyakitinya berkali-kali-menyakiti gadis yang kau cintai.

Dibandingkan membencimu, aku lebih membenci 'aku' sendiri. Aku ini begitu munafik, berkata cinta, tetapi-nyatanya cintaku hanya sebatas itu saja. Waktu itu pun, aku tidak bisa menerimanya, bukan? Aku pernah menyangkal perasaanku padanya karena ia tidak sempurna.

Namun, setelah berdiam diri di sini, aku sadar bahwa dia lebih kuat dari yang kukira. Ia begitu 'sempurna' sebagaimana manusia biasa, ia dipenuhi tekad dan tetap kuat meski kau sakiti.

Meski begitu, aku tidak membencimu. Justru sebaliknya, mungkin aku berterima kasih-sebab, karena kehadiranmu aku tahu, bahwa aku tidak pantas berada di sisi (Name) yang teguh, kuat, dan pantang menyerah itu.

Pada akhirnya, kita adalah orang yang sama. Kita adalah seorang bajingan, Akashi Seijuuro.

Jika Mayuzumi menyebutmu bajingan, maka aku pun sama. Aku adalah bajingan, aku hanyalah sampah yang tak pantas untuk gadis itu.

Haha. Kau benar, kita adalah bajingan.

Namun, setidaknya-kita tidak boleh terus-terusan menjadi bajingan. Kita harus minta maaf padanya, dan ... menjelaskan banyak hal.

Kau sudah semakin manusiawi, Akashi Seijuuro.

Benar. Ayo, kita harus segera menemui (Name) dan menjelaskan semuanya.

***

Napasku tersengal-sengal karena berlari cukup jauh. Aku segera menanyakan ke pusat informasi di mana tempat (Name) berada. Kemudian, aku segera menghampiri tempat yang dimaksud, aku bisa melihat Tetsuya berdiam diri di depan pintu. Aku hendak menyapa, "Tetsu-"

Kimi no Uso « Akashi Seijuuro x Reader » (Kuroko no Basuke)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang