"Lawrence, Lawrence, Lawrence! Oh C'mon! Mengapa otakku menjadi buntu seperti ini?!" Axel menyisir rambut dengan jari-jarinya.
Ia seperti tidak asing dengan nama belakang wanita itu. Mengapa Alexa tampak menyembunyikan nama belakangnya itu?
Oh tunggu, sepertinya ia ingat sekarang. Axel segera mengambil beberapa folder di lemari kerjanya dan memeriksanya dengan teliti.
Setelah membacanya dengan detail, Axel mengernyitkan dahinya.
"Semoga ini tidak benar,"
***
Axel sudah duduk di samping ranjang Alexa. Wanita itu sedang tertidur, masih dengan infus di tangannya. Kondisinya masih lemah, oleh karena itu ia masih membutuhkan alat itu.
"Jika benar ia berasal dari Italia, seharusnya ia bisa menjawabku." Gumam Axel.
Ia akan bertanya pada wanita itu saat Alexa baru bangun. Semoga saja wanita itu tidak langsung sadar ketika Axel bertanya.
Tidak lama, Alexa mengerjap-ngerjapkan matanya. Belum sepenuhnya sadar, Axel mengucapkan sesuatu pada wanita itu.
"Come sono le tue condizioni?"
(Bagaimana kondisimu??"Mi fa tanto male la testa,"
(Kepalaku sangat sakit)Alexa membulatkan matanya setelah ia menyadari sesuatu. Apakah baru saja pria itu bertanya dengan bahasa Italia?
Alexa menoleh dan mengernyitkan dahinya. Ekspresi yang sama pun tercetak di wajah Axel.
"Siapa kau sebenarnya?" tanya Axel.
"M-maksudmu?"
"Baru saja aku bertanya padamu dengan bahasa Italia, kau langsung menjawabnya dengan fasih." Ucap Axel. Kecurigaan Axel pun semakin bertambah saat mendengar jawaban wanita itu yang begitu lancar dan tidak tersendat sama sekali.
"A-ah itu h-hanya pelajaran dasar, a-aku pernah mempelajarinya." Ucap Alexa sambil tertawa yang cenderung terlihat dipaksakan.
"Jawab aku Ms. Lawrence." Ucap Axel dengan nada rendah.
Alexa membulatkan matanya. Hampir saja jantungnya melompat keluar saat mendengar pria itu memanggilnya dengan nama belakang. Darimana ia tahu?
"S-sepertinya kau keliru, namaku Alexa Savannah." Ucap Alexa yang masih berusaha mengelak.
"Charlie Hunter Lawrence, kau mengenalnya?" tanya Axel dengan raut serius.
Hancurlah sudah rahasia Alexa yang selama ini tidak seorang pun tahu, bahkan Calvin pun tidak tahu. Bagaimana pria ini dapat mengorek informasinya begitu dalam?
Dengan ragu, Alexa mengangguk.
"Bagaimana kau mengetahui itu?" tanya Alexa.
"Aku curiga denganmu, kau tidak seperti wanita biasanya." Ucap Axel.
Tentu saja ia curiga. Dahulu sangat sulit menangkap Alexa, ia selalu berhasil melarikan diri. Kemudian Axel berhasil menangkapnya, dan ia cukup terkejut karena pembunuh adiknya seorang perempuan. Namun, ia berbeda. Bahkan Axel mengirim sepuluh orang untuk menyiksanya, tetapi wanita itu keluar hanya dengan luka di paha dan bibirnya.
Selain itu, strategi saat ia melarikan diri dari mansion Axel pun patut diacungi jempol. Tidak salah bukan jika ia mencurigai Alexa?
"Ada hubungan apa kau dengan Charlie?" tanya Axel.
"Dia, kakekku." Jawab Alexa pelan.
Axel menghembuskan napas pelan. Ini menjadi semakin rumit.
Charlie Hunter Lawrence, adalah pemimpin dari sebuah kelompok Mazzini Autorizza Furti Incendi Avvelenamenti atau kerap dikenal dengan Mafia. Kelompok itu merupakan mafia terbesar dan paling ditakuti di Italia. Tidak heran jika Axel mengajak mereka bekerja sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling In Love With A Killer
Lãng mạn"Siapa kau?!" teriak wanita itu. "Axel Orion Maverick. Orang yang akan menjadi mimpi burukmu," ucapnya dengan suara rendah, iris birunya menatap wanita itu tajam dan menusuk. "Dan aku yang akan mengenyahkan mimpi buruk itu." "Sebelum kau mengenyahk...