39. Protective

7.8K 561 30
                                    

"Ayo minum Sayang, ini bagus untuk kandunganmu." Rayu Axel pada Alexa.

Ia tengah merayu Alexa untuk meminum susu hamil. Memang wanita itu sering mual, oleh karena itu Axel harus merayunya. Lagipula ini demi kebaikan Alexa. Susu hamil sangat penting sebagai asupan nutrisi untuk ibu hamil. Ia ingin anak dan ibunya tetap sehat hingga persalinan nanti.

"Aku sangat mual Axel, mencium aromanya saja aku tidak sanggup." Ucap Alexa sambil menjepit hidungnya.

Axel menghembuskan napas pelan. Ia terdiam dan berpikir bagaimana lagi cara untuk membujuk Alexa. Kemudian pria itu berbalik dan membuat satu gelas lagi susu hamil itu. Ia membawanya ke meja di mana Alexa tengah terdiam memperhatikannya.

"Oh astaga, satu gelas saja aku mual meminumnya dan apa ini? Kau ingin aku meminum dua gelas?" oceh Alexa.

"No, ini untukmu dan ini untukku." Ucap Axel sambil menyodorkan satu gelas susu kepada Alexa dan mendekatkan satu gelas lagi ke arahnya.

Bibir Alexa terbuka sedikit, ia menatap Axel tidak percaya.

"M-maksudmu?" tanya Alexa bingung.

"Aku akan menemanimu meminum ini, aku ingin merasakan setidaknya sedikit apa yang kau rasakan. Meskipun aku tahu, ini sama sekali tidak sebanding dengan pengorbananmu sebagai ibu." Jelas Axel.

Alexa tersenyum hangat, ia tidak menyangka Axel akan melakukan hal ini. Pria meminum susu hamil? Oh astaga, bahkan mereka tidak bisa hamil.

"Tidak perlu seperti ini, Okay? Aku akan meminum ini," ucap Alexa yang perlahan luluh karena pria itu.

"No, aku akan menemanimu." Ucap Axel dengan keras kepala.

"Ta-"

"Ssstt, ayo minum." Ucap Axel sambil mengangkat gelas susunya.

Alexa pun mengangkat gelasnya dengan ragu.

"Cheers!" ucap Axel sambil menempelkan gelasnya dengan gelas Alexa sekilas.

Axel meminumnya hingga habis, sesekali ia melirik Alexa memastikan bahwa wanita itu meminumnya juga.

"Habis!" ucap Axel dengan girang.

"Ayo! Semangat!" ucap Axel sambil memperhatikan Alexa yang tengah berusaha menghabiskan susu hamilnya. Tidak lupa hidungnya yang ia jepit menggunakan jari telunjuk dan ibu jarinya agar tidak menghirup aroma susu itu.

"Hah!"

Alexa meletakkan gelasnya di atas meja dan bernapas lega.

"Ini," ucap Axel sambil menyodorkan satu piring kecil berisi buah stroberi yang sudah potong kecil-kecil.

"Supaya kau tidak mual," ucap Axel lagi.

"Kau sangat siaga," ucap Alexa sambil mengangguk-angguk mengakui hal itu. Ia menusukkan garpu ke stroberi di dalam piring kecil itu dan memasukkannya ke dalam mulut.

"Ini sangat membantu," ucap Alexa sambil mengunyah.

Axel pun tersenyum lembut. Ia senang karena setidaknya Alexa tidak begitu keras kepala dan masih ingin mendengarkannya.

"Seperti apa wajahnya nanti? Akankah ia lebih mirip denganmu atau denganku?" ucap Axel sambil mengusap lembut perut Alexa yang masih rata.

"Bahkan usianya masih 2 minggu, Axel." Ucap Alexa sambil terkekeh.

"Aku hanya tidak sabar menanti kehadirannya," ucap Axel.

"Kali ini kau ingin anak perempuan atau laki-laki?" tanya Alexa.

Falling In Love With A KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang