"Sejauh apapun kau pergi takdir akan membawamu kembali"
-kanigara-
Siang itu bersama teriknya matahari menjadi saksi bahwa takdir tuhan memang seindah ini. Mereka yang terpaksa terpisah karena keadaan kembali bertemu karena izin-Nya.
Benang takdir yang semula kusut kini terbentang lurus membawa sebuah pertemuan takdir yang tak pernah di ketahui siapapun, benang yang mengikat di keduanya kian menipis tak sepanjang dulu.
Menandakan takdir mereka yang kian dekat, doa jeno untuk bertemu dengan putranya satu persatu terbang membawanya mendekat.
Namun sayang seribu sayang baik keduanya tidak ada yang menyadari takdir mereka.
Si kecil yang sangat mendambakan kehadiran sosok ayah dan jeno yang tengah berjuang bertemu kembali dengan putranya.
Terkadang semuanya terlihat lucu, orang yang mereka harapkan kini ada di depan mata, namun tertutup dengan ketidaktahuan keduanya. Tapi percayalah ikatan batin antara ayah dan putranya sangat kuat, sejauh apapun mereka berpisah takdir akan kembali menuntun mereka bertemu seperti sekarang.
Jeno melirik siku jisung yang terluka hingga mengeluarkan darah, rasa bersalah memenuhi hatinya. Dengan rasa khawatir jeno mengulurkan tangannya untuk melihat luka pada siku jisung.
"Kau baik-baik saja nak?" tanya jeno memastikan jika hanya siku jisung yang terluka.
Jisung menekuk kedua tangannya dan memperlihatkan kedua sikunya yang terluka. Matanya berkaca-kaca karena tak kuasa menahan perih pada sikunya.
"Ayo kita obati lukamu, jika di biarkan lukamu akan infeksi"
Tidak ada jawaban dari jisung, hanya ada isakan kecil.Jeno sedikit terkejut saat mengetahui anak yang tak sengaja supirnya tabrak menangis. Jeno kalang kabut tak tau harus apa, hingga dengan keberanian dia kembali mendekati jisung.
"Maaf paman bukan orang jahat, paman hanya ingin mengobati lukamu, saat lukamu sudah sembuh paman akan mengantarkanmu ke rumahmu anggaplah ini sebagai permohonan maaf paman karena sudah melukai tanganmu, bagaimana? "
Jisung hanya mengangguk lalu ikut masuk ke dalam mobil. Jisung sendiri tidak paham kenapa ia percaya begitu saja pada lelaki di sampingnya, padahal ibunya selalu mewanti wanti agar selalu berhati hati pada orang asing, tapi entah kenapa jisung merasa jika lelaki di sebelahnya bukan orang asing.
Ia merasa jika mereka saling mengenal satu sama lain sejak lama tapi kenyataannya mereka baru saja bertemu. Tanpa sadar jisung terus menatap lelaki dewasa di sampingnya dengan tatapan memindai.
Jeno yang sadar sedang di tatap secara intens mengalihkan tatapannya membalas anak yang sejak tadi menatapnya tanpa berkedip. Acara saling pandang itu terjadi selama 2 menit sebelum jeno membuka percakapan di antara mereka
"Hm siapa namamu nak?" tanya jeno.
Jisung mengambil buku kecil yang di kalungkan ibunya dan menuliskan jawabannya "Namaku Seo Jisung paman".
Jeno menyertitkan dahinya bingung "Kau... Tidak bisa bicara? Maaf jika ini pertanyaan yang sensitif untukmu aku tidak bermaksud-"
Jisung menggerakkan tangannya mengisyaratkan jika tidak apa-apa, ia lalu menuliskan sesuatu di buku kecilnya "Benar paman aku tidak bisa bicara sejak aku lahir"
Jeno tertegun membaca kalimat yang anak di sampinya torehkan pada buku kecilnya. Jeno jadi teringat putranya yang sama seperti anak di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Is Gonna Be Okay
FanfictionKita akan belajar penyesalan dari sebuah kesalahan. Banyaknya pilihan dan perasaan ragu. Jisung hadir karna kesalahan kedua orangtuanya, tapi apakah jisung pantas di benci? Tentu tidak. Bagi ahra jisung adalah sebuah anugerah walau datang dari keb...