Menunggu Bintang Tak Kunjung Pulang

49 10 0
                                    

"Aku hidup karena putraku, bahagiaku ada karena tawanya. Tangisku ada karena ketiadaannya. Jisung-ah ayo pulang"

-Seo Ahra-









Hening, satu kata yang dapat mendeskripsikan susana ruang tamu keluarga Seo sore ini, di temani isak tangis ahra keheningan itu semakin pilu. Ibu mana yang tidak khawatir saat putranya hilang tidak tau kemana, bahkan orang di sekitar sana tidak melihat putranya sama sekali.

Ahra bingung apa yang harus ia lakukan hingga terbesit rasa ingin mencari putranya sendirian. Karena demi tuhan anaknya masih kecil, dia belum mengerti apapun, bagaimana jika ia dalam bahaya? Jika ia di culik? Atau lebih buruk putranya menjadi korban tabrak lari lalu tubuhnya di biarkan sendiri di jalanan.

Pikiran ahra berkecamuk, ia sudah tidak bisa berfikir positif jika tidak melihat putranya secara langsung dengan mata kepalanya sendiri.

Ahra bangkit dari duduknya menyambar tasnya, ia harus mencari jisung-nya sekarang, ahra tak tau bagaimana keadaan putranya sekarang maka dari itu ahra harus mencarinya.

Baru selangkah ahra berjalan suara berat kakaknya menyapa indra pendengarannya.

"Mau pergi kemana?"

Ahra berbalik menatap kakanya dengan lelehan air mata yang sejak tadi tak berhenti mengalir, membuat pipi putihnya basah karena air mata, jangan lupakan mata sembabnya akibat terlalu banyak menangis.

"Mencari putraku"

"Duduk kembali"

"Tidak kak aku harus-"

"Duduk Seo Ahra!" perintah jaehyun tegas.

Ahra mau tak mau harus menuruti apa yang kakanya perintahkan. Ini sudah jam 8 malam dan jisung sudah hilang sejak siang tadi, sejak kepulangannya di antar Jaemin tadi sore Ahra hanya duduk menangis memperhatikan jaehyun yang sibuk menelfon bawahannya untuk mencari putranya.

"Kak aku mohon, hatiku tak bisa tenang jika terus berdiam diri seperti ini" ucapnya putus asa.

Jaehyun mengerahkan sepuluh orangnya untuk mencari keponakan kesayangannya, bahkan tidak tanggung-tanggung jaehyun kembali merambahkan lima orang agar jisung cepat di temukan.

Beberapa di antaranya sudah melapor dan mengatakan tidak mendapatkan jejak apapun sedangkan yang lainnya masih mencari.

"Kita tunggu sebentar lagi"

Ahra menatap kakaknya kecewa sudah muak ia mendengar kata itu sejak tadi, ahra lelah di suruh menunggu hal yang bahkan tak memberikannya rasa tenang dan kepastian. Ahra harus menunggu sampai kapan? Diam seperti ini tidak akan membawa putranya kembali ke pelukannya.

"Kak biarkan aku mencari putraku, aku sudah tidak bisa menunggu lagi!" Ahra kembali mencoba memohon.

"Ini sudah malam Seo Ahra! Jika kau berkeliaran sendirian nanti tidak hanya jisung yang menghilang tapi kau juga!
Lagipula kau tidak boleh berkendara dengan keadaan seperti ini, kau bisa kecelakaan Ahra!"
Ucap jaehyun tegas dan penuh penekanan.

Ahra memalingkan mukanya helaan nafasnya terasa berat, ahra yang sedari tadi sudah muak bangkit dan berlari menaiki tangga menuju lantai dua. Dengan penuh amarah ahra masuk dan membanting pintu kamarnya dengan keras hingga bunyinya terdengar ke penjuru rumah.

Ahra membanting tubuhnya ke atas kasur dan menangis sejadi jadinya, ahra kesal ia tidak bisa apa apa, ahra kesal ia sudah sangat ceroboh hingga putranya hilang dan ahra kesal ia tidak bisa sama sekali melawan kakaknya.

Everything Is Gonna Be OkayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang