Sidang Perdana Jisung

7 1 0
                                    


"See you chocolate, I miss you"







Matahari sudah muncul dari peraduannya, menyambut semua ibu di seluruh dunia yang sibuk dengan berbagai pekerjaan rumah.

Burung-burung meloncat kesana kemari sambil bersenandung riang menyambut pagi yang cerah di awal musim gugur, angin hari ini sedikit kencang membuat semua orang merapatkan tubuh mereka ke dalam selimut.

Tapi hari yang cerah ini tak boleh terlewatkan, menurut ramalan cuaca yang muncul di berita pagi ini, hari ini akan di landa cuaca cerah. Pembawa berita menyarankan untuk mencari tempat destinasi wisata seperti berpiknik di sungai Han dan bersepeda menikmati alam.

Namun wanita cantik yang masih bergelung dengan selimut itu tampak resah. Keringat dingin  bercucuran membasahi seluruh tubuhnya, bahkan nafasnya sedikit tersengal tidak beraturan. Ahra seperti habis di kejar setan, pasti terjadi sesuatu di mimpinya.

"JISUNG! "

Ahra terbangun dengan kasar, dia terduduk dengan nafas tersengal, melihat ke sekitarnya matahari sudah menunjukkan eksitensinya. Ini sudah pagi dan bagaimana dengan jisungnya? Apa dia sudah kembali?

Ahra bergegas turun dari kasurnya, namun baru saja ia menapakkan kaki ahra kembali terduduk di kasurnya merasakan kepalanya pening bukan main.
Ahra memegangi kepalanya yang terasa berputar karena efek pingsan semalam.

Pintu kamar ahra terbuka, jisung berjalan masuk dengan nampan berisi roti dan susu kotak.

Jisung terkejut melihat ibunya tengah terduduk sambil memegangi kepalanya. Jisung menaruh nampan di nakas samping kasur ibunya, ia segera menghampiri ibunya.

Jisung menepuk lengan ibunya pelan, jarinya mulai merangkai untaian kata.

"Eomma kenapa?" tanya jisung.

Ahra menoleh dan terkejut melihat putranya ada di hadapannya. Ahra segera memeluk jisung, air matanya sudah tak dapat terbendung lagi. Rasa khawatir semalam melebur begitu melihat jisung baik-baik saja dan kini ada tepat di depannya.

"Eomma khawatir sekali jisung-ah kau kemana saja?"

Jisung yang melihat ibunya menangis juga ikut terbawa suasana, bahkan tangisannya lebih pecah daripada ibunya.

"Eomma maafkan aku"

"Iya eomma maafkan, lain kali jangan seperti itu lagi mengerti?"

Jisung menganggukkan kepalanya, lalu mengusap air matanya dengan lengannya.

"Sudah jangan menangis lagi ya?"

Ahra kembali membawa jisung kedalam dekapannya, ia takut jisungnya hilang kembali seperti kemarin.

"Oh ini untuk eomma?"

Tanya ahra saat melihat nampan berisi roti dengan selai coklat dan satu buah susu kotak kesukaan putranya.

Jisung mengangguk semangat, ia sengaja membuat itu sebagai bentuk permintaan maafnya.

"Lalu apa jisung membuatnya sendiri?"

Jisung tersenyum lalu mengangguk.

Ahra di buat gemas dengan putranya, hidungnya yang memerah akibat menangis tadi di tambah senyum manisnya dan mata sipitnya membuat ahra tak bisa untuk tidak mencubit pipi tembam putranya.

Keduanya tertawa bersama menyambut pagi yang cerah dan kepulangan jisung.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Everything Is Gonna Be OkayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang