1

7.3K 651 15
                                    

Ayla's pov

Aku tak mengerti ketika aku terbangun, seorang wanita paruh baya. yang kelihatan masih muda, Meski ada beberapa kerutan samar pada wajah nya memeluk ku.

Tepat di sebelah nya ada seorang laki-laki yang dari tadi hanya memperhatikan kami, aku dapat melihat binar lega serta syukur di wajah nya dengan senyum tipis di bibir miliknya.

Tapi ada satu yang dari tadi mengganggu, nama yang disebutkan wanita itu saat memeluk ku.

bahkan sekarang sambil terus menangis, serta memeluk aku dia tetap mengucap nama itu.

"Hiks maafin mama Del." apa kubilang, dia terus bergumam maaf dan syukur sambil menyebut nama Adel.

"Ada yang sakit, kenapa dari tadi kamu diam?" ucap ya dengan raut khawatir.

"pa panggil dokter pa." dia menyuruh pria disampingnya untuk memanggil dokter.

Mungkin sekitar 6 atau 8 menitan baru dokter dan suster serta pria itu datang, tanpa bertele-tele mereka langsung memeriksaku.

"Hm saya rasa putri anda mungkin akan kehilangan sebagian ingatan ya, bisa disebut dia mengalami amnesia." ucapan dokter itu membuat ku bingung, pasal nya ingatan ku baik-baik saja menurutku.

Aku bahkan masih ingat kalau aku seharusnya sudah mati karena tertabrak truk itu,oh ayolah mana mungkin ada yang selamat.

Aku saja masih ingat rasa nya saat terlempar jauh setelah truk itu menabrak ku, kalau sampai aku masih selamat maka Ku yakin aku telah berbuat kebaikan itulah mengapa aku masih selamat.

Tapi dari pada gegabah lebih baik aku ikuti saja kata dokter tadi, hm baiklah aku akan mendengarkan pembicaraan mereka dahulu.

"Hiks hiks pa bagaimana ini, apa Adel hiks tidak akan mengingat kita sebagai tua ya sendiri?" wanita itu bertanya sambil sesekali sesegukan.

perkataan wanita ini aneh menurut ku. bagaimana tidak aneh, oh ayolah orang tua ku sudah meninggal saat aku berumur 18 tahun.

Aku tetap memilih diam, karena selain aku tidak mengerti dengan situasi sekarang. aku juga masih merasa terlalu lemah.

Dan omong omong tidak ada kah dari mereka yang akan memberikan aku air?.

Aku haus dan aku baru saja sadar bukan kah mereka harus nya menawarkan ku air?.

"A..a..air."dengan sedikit patah patah, akhir nya aku memilih bersuara juga.

kalau aku tidak membuka suara untuk meminta air. kurasa tenggorokanku akan tetap kering menyaksikan perdebatan mereka.

"Ah tunggu mamah akan ambil kan air untuk mu." dengan sigap wanita itu mengambil kan air, kemudian membantu ku meminum nya.

Aku memandangi mereka bingung, pasal nya aku tidak mengenal mereka. sementara mereka terus saja dari tadi memanggil ku dengan nama Adel itu.

"Sayang maafin mama ya,mama ga bisa jaga kamu. mama bener bener ibu yang buruk, maafin mamah ya sayang." ucap wanita itu ya aku tidak bisa memanggil nya mama, karna jujur saja aku tidak kenal siapa dia.

Orang tua ku sudah meninggal 3 tahun lalu sewaktu aku berumur 18 tahun, dan lagi aku masih ingat betul wajah ibu ku.

Jelas-jelas dia bukan ibu ku, "maaf tapi anda siapa." hanya itu yang bisa aku ucapkan sekarang, lagi pula dokter itu sudah bilang kalau aku kehilangan sebagian ingatan ku bukan?

Wanita itu terlihat sedih dengan pertanyaan ku, tapi masalahnya aku juga harus tau dia siapa.

"Aku mama kamu sayang, nama mama Winata dan ini ayah kamu Dimas Armayuda." jujur aku merasa aneh dengan nama meraka, ah aku ingin sekali menepis rasa penasaran ku

Tapi kurasa tak bisa, "siapa nama ku." oh pertanyaan ku ini sungguh bodoh menurut ku,tapi mau bagai mana lagi?, Aku hanya ingin memastikan sesuatu yang bersemayam dalam otak ku dari tadi ketika melihat kedua orang ini.

"Nama kamu Adelia Putri Avira." oh ternyata hal yang aku pikir kan dari tadi adalah benar.

Yah aku bertransmigrasi kurasa tapi nama itu tidak asing, dimana aku pernah mendengarnya ya?

Oh kumohon semoga kali ini apa yang kupikir kan tidak lah benar.

"Cermin." dengan cepat wanita yang ku ketahui bernama Winata itu, mengambil cermin dari dalam tas nya.

Ah ini bukan wajah ku ya aku akan mengerti, karena aku tau aku bertransmigrasi. yang jadi masalah adalah wajah yang kulihat di dalam cermin adalah wajah.

Seorang Adelia antagonis dalam novel, yang berakhir mati di tangan teman masa kecil nya sendiri. Dia si adalah protogonis pria.

"Hah..." aku menghembuskan napas ku kasar, baik lah kurasa hidup yang keras akan menanti ku nanti.

Semangat Ayla atau Adelia mulai sekarang.

Ayla's Pov End

TBC.

figuran or antagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang