11

928 82 5
                                    

"Ay lu kenapa? Gue perhatiin dari tadi lu ngelamun mulu." tanya Layla pada Ayla.

Sekarang mereka sedang berada di halaman belakang sekolah, dengan cemilan yang ada ditangan keduanya.

"Eh? Gue gapapa ko." jawab Ayla.

Sebenarnya dia sedang memikirkan rencana yang bagus, untuk dua orang brengsek yang menghancurkan hidup Adel.

Sebenarnya yang menjadi pertanyaan kenapa dinovel 'aslinya' disebutkan bahwa Adel di bunuh oleh Alvin?

Inilah yang dibingungkan Ayla, entah apa yang harus Ayla percaya. Cerita dari Adel atau kenyataan dari cerita novel?

Dan pilihan Ayla jatuh pada yang pertama, setelah mengamati segala cerita yang Adel berikan. Dapat Ayla simpulkan kalau Adel tidak berbohong.

Terbukti dari binar matanya sebelum dia menghilang entah kemana, Adel bahkan juga tidak tau dia akan dibawa kemana. Alam kematian atau dunia novel lagi?

Entahlah, dan entah mengapa Ayla ingin sekali membalaskan dendam Adel. Itu sebabnya sadari jam istirahat dari pelajaran kedua berdering, dia terus melamun.

"Beneran lu gapapa?" tanya Layla untuk kedua kalinya, yang dibalas Ayla dengan anggukan singkat dan bibirnya yang tersenyum sedikit.

"Kalau lu ada masalah lu bisa cerita ko sama gue, kali aja gue bisa ngasi sarankan?" kata Layla sambil mengunyah keripik kentang miliknya.

"Yang namanya hidup pasti ada aja masalahnya, dan lagi ada beberapa hal yang kita ga bisa cerita sama orang kan?" ucap Ayla dia ikut mulai memakan keripik singkong miliknya.

Layla diam untuk beberapa saat. "Ya lu bener, gue juga punya masalah yang ga bakal bisa gue ceritain ke orang lain." bibirnya menunjukan senyum tipis.

Ayla melirik sekilas Layla yang ada disebelahnya. "Gue juga punya ko...karna masing-masing orang pasti punya masalah yang ga bisa diceritain ke orang lain." dia menepuk bahu Layla untuk menyemangatinya.

"Lo bener, dan gue ragu masalah gue bakal selesai."

"Yang namanya hidup yang pasti ada ujian, yang kita bisa ya jalanin aja." kata Ayla, sekarang dia juga sudah pasrah dengan nasibnya.

Layla tersenyum tipis. "Omongan lu Bener kita memang tinggal jalanin aja."

Saat mereka sedang asik dengan bercerita, Alvin datang dan langsung menyandarkan kepalanya dibahu Ayla.

Yang membuat Ayla dan Layla kaget, oh Layla kaget bukan karna Alvin tapi karna rasa dingin di pipinya. Penyebabnya? siapa lagi kalau bukan Arga.

"Suapin." pinta (perintah) Alvin pada Ayla, yang langsung dituruti oleh Ayla.

"Minum buat lo." ucap Arga pada Layla, Layla mengambil minuman itu dalam diam.

Ayla memberhentikan interaksi keduanya dengan senyum tipis  di bibirnya.

"Nih buat lo." Alvin memberikan minumannya, sikapnya seolah tidak mau kalah dari Arga.

Ayla memutar bola mata bosan namun diluar dia tersenyum, "makasih Vin." padahal sebenarnya ia tak haus sama sekali.

Layla menatap Ayla dengan pandangan halus, "ngomong ga ya?" batin Layla.

"Kenapa hm?" ucap Arga saat memperhatikan gelagat kekasihnya itu.

"Ar, aku mau ngomong, tapi kamu janji dulu ga boleh marah."

Arga menaikan alisnya sebelah. "Kalau mau ngomong, ngomong aja. Gue ga akan bisa marah sama lo." Arga tersenyum tipis.

"Aku bakal pindah sekolah."
















Hening~



Empat orang yang ada dimeja tidak ada yang berbicara.

"Ga," Suara Arga sarat akan kemarahan meskipun ekspresinya datar. "Gue ga ijinin."

Suasana terasa mencengkram, membuat siapapun akan merasa sesak bila ada di meja yang sama. Namun lain lagi dengan empat orang ini.

Alvin tidak terlalu peduli urusan Arga dan Layla sementara Ayla merasa akan bagus bagi Layla untuk pergi dari Arga.

"Hah." Layla menghembuskan napas pelan. "Ar, ini impian aku selama ini, aku dapat biaya siswa sekolah ke korea." Layla menatap Arga dengan lembut penuh kasih.

"Kamu ngerti kan Arga?"

Arga terlihat berpikir, Ayla tak bisa menahan diri untuk berkata. "Aku juga bakal pindah sekolah ke korea." Alvin yang mendengar itu merasa jantungnya seolah berhenti.

Ekspresinya pun ikut berubah, "kenapa mendadak?"

"Ga mendadak kok." Ayla menggeleng pelan. "Aku sama Layla udah rencanain ini sejak tau Arga tunangan sama Riri, aku rasa ga baik buat Layla deket sama Arga untuk sekarang." penjelasan Ayla menyulut emosi Arga seketika.

"APA HAH LO BUAT IKUT CAMPUR SOAL HUBUNGAN GUE HAH!?" bentak Arga dengan keras sampai berdiri dari duduknya.

"TERUS APA HAK LO BUAT NGBENTAK PACAR GUE!?" Alvin juga ikut berdiri.

Layla dan Ayla yang melihat itu semua merasa pusing seketika, apa yang salah dari penjelasan mereka berdua? Meski tadi Ayla memang sedikit langsung tapi yang dia bicarakan itu kenyataan!

"Arga, ini bukan kesalahan Adel, aku sendiri yang pengen sekolah ke korea. Adel cuma nawarin bantuan, dan lagi yang dibilang Ayla itu benar adanya." Jelas Layla tegas.

"Layla, kita pindah aja yuk. Dari tadi banyak yang lihatin kita."

Ya, sejak Arga yang berteriak mendadak sekarang mereka menjadi pusat perhatian.

Arga terduduk lemas saat mendengar ucapan pacarnya, pikirannya benar-benar kalut. Lalu ucapan Arga selanjutnya membuat jantung Layla seperti berhenti berdetak.

"Kalau lo sampai pergi, besok lo pasti bakal dapat berita kalau gue udah mati."

Tbc.

20 vote 2 komen

figuran or antagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang