✨✨✨
"K-kak, ini sudah jam berapa dan kenapa kau juga tak membangunkanku? Ah, kepalaku masih pusing sekali..."
Tanyaku sedikit menggerutu pada kak Yoongi yang telah sibuk di dapur pagi-pagi begini, kebetulan aku baru saja tersadar sejak semalam terkapar karena mabuk. Entah bagaimana ceritanya, anak magang itu berhasil membawaku pulang ke apartemen, padahal aku sama sekali belum memberitahunya tentang di mana letak dan nomor apartemen ini. Tapi ajaibnya, aku sudah sampai dengan selamat meskipun kepalaku masih sangat berat.
"Jam 9." Kata kak Yoongi dengan nada bicara yang tak seperti biasanya.
"Hah? Jam 9! Aduh, bagaimana ini, aku harus berangkat kerja, tapi ini juga sudah sangat terlambat! Aku—"
"Sssst— Duduk saja. Makan dulu sup pereda pengar ini. Aku sudah telpon kantormu agar kau di izinkan sakit satu hari." Ia menjelaskan kembali padaku, tanpa mau menatapku padahal ia sedang menyiapkan sup itu padaku.
"Lalu kenapa kau juga tidak berangkat?" tanyaku takut-takut.
"Aku juga izin sakit." setelah selesai menyiapkan sup pereda pengar itu, ia lalu meninggalkanku sendiri, semakin membuatku bingung sebenarnya apa yang terjadi semalam ketika aku mabuk. Aku benar-benar tak ingat apapun, ah sial sekali.
Kenapa juga kak Yoongi begitu dingin padaku pagi ini. Bahkan menatapku saja tidak mau.
Aku lalu menyuap sup yang dibuatkan oleh kak Yoongi dengan perlahan. Supnya enak. Tangan suamiku itu memang berbakat sekali. Bisa segala hal. Hanya yang tidak bisa adalah membuatku nyaman—maksudnya, masih belum. "Kak, kau sakit sungguhan atau kesiangan juga?" teriakku, memberanikan diri karena sangat penasaran alasannya kenapa tidak berangkat kerja juga.
Ia yang sedang duduk santai di sofa sembari menonton acara di tv itu lalu bersuara sedikit, "aku bahkan belum tidur."
"Kenapa? Apa kau membawa pekerjaanmu pulang lagi?" tebakku asal karena ia memang tipe yang suka begadang dengan bermacam pekerjaannya.
"Apa kau tidak ingat sama sekali, Ji?" Ia bangkit dari duduk santainya, menghampiriku yang masih memakan sup buatannya dan lalu duduk di depanku.
"Ingat apa?" Tanyaku polos.
Garis senyum remehnya nampak samar terlihat di mataku, "aku tidak bisa tidur karena kau." katanya pelan.
Aku melongo dibuatnya, "memang aku kenapa? Aku biasanya kalau mabuk tidak aneh-aneh kok, hanya pingsan semalaman saja, lalu sakit kepala seperti saat ini." Jelasku padanya.
"Bisa tolong jelaskan padaku lebih dulu? Lelaki yang kau bawa pulang itu sebenarnya ingin apa darimu?"
"Lelaki sia—oh, anak magang itu?"
"Ya siapapun itu yang sudah membuatmu mabuk."
Aku menghela napas panjang, "memang kenapa dengan anak itu? Jungkook anak baik kak. Dia hanya murni mengantarkanku dan membelikanku makan karena kami lapar. Kalau mabuk, aku yang salah, memang kemarin aku hilang kendali, alkohol di restoran itu sangat enak, jadi aku tidak bisa mengendalikannya lagi sampai seperti ini."
"Bukan itu yang aku mau dengar, Hyeji."
Aku semakin mengerutkan keningku, sebenarnya apa yang ia ingin dengar sih? "Lalu apa? Itu cerita yang sebenarnya terjadi."
"Hah—lelaki itu kemarin meneleponku dengan nomormu. Ia tanya di mana letak detail apartemenmu, ia juga bertanya passcode rumah ini dengan alasan jika kau sudah tidak sadarkan diri. Ia bahkan sampai mengancamku, kalau tidak aku beritahu, ia akan membawamu menginap di rumahnya. Lalu setelah itu, ia datang kesini sambil menggendongmu." Yoongi mulai bercerita perihal kegelisahannya tadi malam.
Aku pun terkekeh geli. "Wah, memang badan besarnya itu berguna sekali ya."
Mendengar responku yang tidak pada intinya itu membuat ia semakin marah, "Ji, kau suka padanya ya? Kau bahkan sampai mengenalkanku padanya jika kita adalah kakak adik yang kebetulan satu apartemen saja?"
Aku menggelengkan kepalaku dengan cepat, "tidak! Aku belum mengatakan tentang kita padanya kak. Aku tidak tahu jika ia menganggapmu sebagai kakakku saja. Sungguh, aku tidak setega itu!"
"Fakta di lapangan berbeda, Ji. Ia sudah terlanjur menganggapmu masih sendiri dan belum bersuami. Dari tatapan matanya saat membawamu kemari, ia terlihat sangat berseri-seri. Menyuruhku untuk menjagamu dan membuatkanmu sup pereda mabuk di pagi hari. Ia juga menyuruhku jika kau sudah sadar agar segera mengabarinya." Lanjut kak Yoongi yang masih sibuk menjelaskan.
Aku lalu terkekeh kecil, sangat senang mengetahui jika anak magang yang bernama Jungkook itu benar-benar sangat lucu dan juga polos. "Kak, tenang saja, ia anak baik, ia tak akan macam-macam denganku."
"Ya seharusnya aku memang tidak harus takut. Tapi jujur saja, aku sekarang merasa sangat terganggu dengan kehadirannya, Ji. Rasanya ia seperti ingin merebutmu dariku mengingat ia menganggapku hanya sebatas kakakmu saja." Ia berbicara sangat pelan. Hampir berbisik. Entah kenapa begitu, tapi kurasa ia memang sedang gelisah karena khawatir ada orang ketiga dihubungan kami yang baru seumur jagung ini.
"Wah, kau sedang cemburu padaku ya?" tanyaku dengan rasa percaya diri yang tinggi.
Ia lalu mengangguk yakin sembari menatap mataku dengan tajam. "Ya, kau bisa menganggapnya begitu." jawabnya tanpa berpikir.
Aku pun terdiam mendengarnya. Niatnya mau menggoda namun malah aku yang tergoda.
"Bisa berjanji padaku, Ji?" tanyanya balik.
"Apa, kak?"
"Eum—" kak Yoongi terdiam sebentar, ia lalu menggeleng kecil, "—maaf, tidak jadi, aku tidak bisa mengatakannya karena suatu hal."
Setelah itu seperti biasa, ia meninggalkanku dengan perasaan yang campur aduk tak menentu. Dan setelah lelaki itu pergi entah kemana, ada pesan masuk di ponselku; dari anak magang itu—Jeon Jungkook.
Jeon Jungkook;
Sunbae, katanya kau izin sakit? Apa kau sakit karena mabuk semalam itu? Nanti sore aku datang ke apartemenmu ya, aku mau meminta maaf secara langsung dan ada sedikit yang mau aku berikan. Kali ini, tolong jangan menolak, Sunbae.
Oke.
Terserah kau saja, Jung.Sungguh.
Aku tak pernah menyangka jika balasan oke yang aku berikan akan menjadi malapetaka untukku sendiri. Karena pada dasarnya, semua oke tidak bisa menyelesaikan masalah dengan semudah itu.
[]
/Jungkook ya gaes jawabannya hahahaha si sama-sama 97L.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ ILYSB.
Fanfiction[COMPLETED] [MIN YOONGI] "I love you so bad, Min Yoongi." Nandd_ 2021.