✨✨✨
Beberapa hari ini setelah kejadian itu, aku dan Hyeji bisa dibilang sedang perang dingin. Kami tidak banyak berbicara, tidak mau saling menatap, bahkan tidurpun saling membelakangi.
Aku sengaja bersikap seperti itu. Sedikit bertingkah karena jujur akupun patah hati dengan tingkah istriku yang seenaknya itu. Aku bahkan tidak dibiarkan untuk menolak, tidak bisa menyuarakan apa yang sebenarnya aku inginkan; tidak mau memiliki dua istri. Padahal aku bisa bertanggung jawab dengan cara lain, misalnya mencukupi kebutuhan hidup wanita itu dengan uang yang aku miliki. Memberikannya fasilitas yang layak, atau apapun yang ia inginkan asal jangan menikah.
Dan pagi ini, kulihat, Hyeji sedang sibuk di dapur. Seperti biasa, memasak sarapan untuk kami berdua. Sebenarnya aku mampu untuk mempekerjakan asisten rumah tangga— ya, tapi, begitu, Istriku menolak dengan keras. Lagi-lagi karena ia ingin belajar hidup mandiri. Agar uang tak habis, dipergunakan untuk masa depan keluarga kecil kami saja.
Sebenarnya, pemikirannya yang ajaib itu kadang membuatku takjub. Sejauh yang aku rasa, aku tidak salah menerima perjodohan ini. Memang awalnya kami tidak ada kemistri sama sekali, bisa dikatakan akan hancur dengan mudah. Namun, karena cinta itu datang karena terbiasa. Ya jadi seperti ini hasilnya.
"Kak, makanan sudah siap di meja ya."
Aku yang sedang asik meminum secangkir kopi pahitku itupun hanya mengiyakannya. "Kau tidak ikut makan?" Tanyaku ketika kami berpapasan saat aku akan menuju ruang makan.
Ia menggeleng, "aku sudah ada janji." Katanya.
"Dengan?"
"Kak Sunny."
Bibirku langsung membulat, meng-oh-kannya saja. Tak mau sedikitpun tanya apapun tentang Sunny. "Hati-hati." ucapku sambil mengelus puncak kepalanya sekilas, dan kemudian pergi tanpa mau menatapnya.
Lalu, belum ada 1 menit aku berlalu, tiba-tiba Hyeji menubruk tubuhku; lebih tepatnya, memelukku dari belakang. Aku hanya menghela napasku panjang, tidak merespon pelukannya sama sekali. "Ada apa?"
Ia semakin mengeratkan pelukan sepihaknya, "rindu."
Aku menyembunyikan senyumanku. Namun tetap mendiamkannya.
"Jangan marah lagi yaa?" ujarnya lembut.
"Aku tidak marah."
"Bohong! Mana ada orang marah tapi mengaku. Dari sikapmu saja sudah terlihat marah."
Aku memutar bola mataku malas, "ya kalau sudah tahu, kenapa masih bertanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ ILYSB.
Fanfic[COMPLETED] [MIN YOONGI] "I love you so bad, Min Yoongi." Nandd_ 2021.