Prolog 13 Geist

321 11 0
                                    

Kilatan petir menyambar memenuhi langit malam pada tanah dan bangunan di kota. Angin bertiup kencang bersamaan dengan guncangan gempa yang makin memperparah keadaan. Rumah, gedung serta pohon hancur dan terbakar karena sambaran petir itu, tanah-tanah juga retak akibat gempa. Malam itu telah terjadi bencana yang tak pernah terduga oleh semua orang.

Tak berbeda dengan keadaan kota, di dalam wilayah istana juga terkena sambaran petir dan gempa. Disana banyak sekali prajurit istana yang tewas tergeletak di atas tanah. Seluruh dinding hancur beserta beberapa menara dan bangunan istana yang lainnya. Keadaan istana benar-benar kacau dan tak terlihat lagi tanda-tanda orang yang selamat disana.

"Cari orang-orang yang masih selamat dan pastikan kalian memeriksa semua tempat yang ada di istana ini" teriak seseorang yang memerintah pasukan yang ada di sekitarnya.

Semua prajurit mengikuti instruksi darinya, mereka segera berpencar untuk mencari orang-orang yang bisa diselamatkan.

Pria yang memberi instruksi melihat kerja anak buahnya sambil mencoba menghalau sambaran petir yang menyambar. Dengan kekuatannya dia melindungi agar tak ada lagi petir yang menyambar disana.

"Ini aneh! Petir-petir ini terus menyambar tanpa henti bahkan angin dan gempa juga tak ada habisnya. Apa yang sebenarnya terjadi di sini?"

Selagi pria itu berpikir mengenai bencana yang mendadak terjadi saat malam ini, beberapa anak buahnya datang menghampiri dirinya. Anak buahnya itu baru saja datang dari kota yang ada di sekitar istana.

"Jenderal, kami sudah mengungsikan sebagian penduduk di kota ini. Kota bagian barat dan timur juga sudah banyak penduduk yang diungsikan."

"Cari lagi di sekitar kota dan awasi tempat perlindungan. Pastikan semuanya benar-benar terlindungi."

"Baik Jenderal!"

Beberapa anak buah itu pergi setelah memberi laporan dan pria yang dipanggil jenderal itu melangkah untuk mencari orang-orang di sekitar istana yang sudah jadi reruntuhan. Saat sedang mencari, tiba-tiba dia merasakan sebuah aura yang besar berada jauh dari tempatnya.

"Aura ini...satu...tidak, ada dua aura besar di sekitar sini."

Dia memperhatikan sekitarnya lalu memejamkan matanya untuk lebih fokus dalam merasakan aura itu. Suasana dan suara berisik dari sambaran petir seakan menghilang saat dia fokus seperti itu.

"Satu dari dalam istana, sepertinya aura ini terlalu besar hingga penggunannya menjadi tidak stabil. Dan satu lagi dari arah bukit namun sepertinya dia sedang bergerak menuju kemari... aura ini, mungkinkah...."

GUUAARR

Sebuah ledakan besar membuat konsentrasinya menghilang.

"Kekuatan ini...," dia melihat ke arah istana dimana salah satu menaranya hancur.

Saat sedang memperhatikan, dia kemudian merasakan kehadiran dari aura yang ada di dalam istana bergerak dengan sangat cepat.

"Hah... dia bergerak dengan cepat menuju kemari."

Menyadari akan hal itu, dia kemudian langsung berteriak pada pasukan yang ada di dekatnya.

"Kalian semua berhati-hatilah!"

Guncangan terjadi bersamaan dengan runtuhnya menara istana. Pasukan itu telah berlindung dengan menggunakan aura yang mereka miliki. Asap putih dan debu-debu bertaburan di udara membuat pandangan menjadi tertutupi.

"Jenderal, mungkinkah ini akibat bencana yang terjadi disini?" tanya salah satu pasukan pada pemimpinnya..

"Tidak, ini perbuatan seseorang. Dan sepertinya bencana ini juga akibat orang tersebut."

13 GEISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang