Chapter 1 : Pertemuan

466 12 5
                                    

Chapter 1 : Pertemuan ---------------------------------------------------------------------------------------

 Sore hari di sebuah tempat pelatihan yang sedang kosong dan dibersihkan oleh 2 orang yang terlihat sibuk saling menyapu dan mengepel lantai. Keduanya adalah Ryo dan Rine kecil, mereka bekerja bersama satu sama lain hingga akhirnya tugas itu selesai mereka kerjakan. Setelah itu mereka keluar dan duduk di teras tempat latihan tersebut.

“Hah...aku benar-benar lelah,” Eluh Ryo sambil duduk dan meletakaan pel nya di lantai.

“Baru seperti itu saja kau sudah mengeluh, Ryo!”

“Tapi ini benar melelahkan, tugas yang diberikan kakekmu itu.”

“Anggap saja ini untuk latihanmu dan juga biaya karena kau dibiarkan tinggal di sini.” Rine duduk di samping Ryo sambil menaruh sapunya.“untuk membuatmu lebih baik, makanan apa yang kau inginkan, aku akan memasakannya untumu.”

“Ehhh...apa saja tak masalah...” Ryo terpaku lalu memerah pada wajahnya.

Mereka kemudian saling mengobrol menghabiskan waktu sambil menikmati sore hari yang indah itu.

“Ryo, kau tahu mengapa aku menutup mata kiriku?”

“Ahh...karena kau telah menyebutnya, kau sudah memakai itu sejak beberapa bulan yang lalu. Kami semua sering bertanya-tanya, apa sesuatu terjadi pada matamu?”

“Sebenarnya mataku sedikit berubah...aku mendapat mata turunan dari keluargaku. Kakek bilang ini mata yang spesial karena itu lah aku harus menutupnya.”

“Spesial???...ke..keren! tak heran kau sangat kuat sampai bisa mengalahkan semua murid di sini.”

“Hei..itu hanya keberuntunganku saja.” Rine terdiam sebentar lalu melanjutkan ucapannya kembali.“karena ini spesial, aku ingin menggunakannya untuk kebaikan dunia ini, aku ingin menggunakannya untuk menolong orang-orang.”

“Wahh...itu sangat cocok untukmu, kau pasti menjadi orang yang menyelamatkan banyak orang, Rine!”

“Jadi...maukah kau membantuku mewujudkan itu, Ryo? Maukah kau melindungiku sampai itu terwujud?”

Ryo terdiam dengan ucapan Rine sedangkan Rine hanya tertunduk menghadap ke bawah. Namun jawaban yang diberikan Ryo akhirnya membuatnya menegakkan kepalanya dengan penuh kesenangan.

“Te...tentu saja aku akan membantu dan menolongmu, teman-teman yang lain juga akan seperti itu.”

Sambil tersenyum Rine mengucapkan rasa terima kasihnya. “Terima kasih, Ryo! Kalau begitu aku masuk ke rumah dulu untuk menyiapkan makanan.”

Rine tegak dan berlari meninggalkan Ryo di teras tersebut. Wajahnya ceria dan senang begitu pula dengan Ryo. Tak lama kemudian, dia berhenti lalu mengucapkan sesuatu lagi pada Ryo.

13 GEISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang