ILY 1

6.7K 260 7
                                    

Ting Nong.

"Permisi" panggil seseorang dari luar rumah.

Sang pemilik rumah membuka pintu.

"Iya. Ada apa ya?"

"Kami pemilik rumah di depan situ. Baru pindah hari ini. Ini ada sebuah bingkisan. Semoga kita menjadi tetangga yg baik"

"Oh begitu. Iya iya terimakasih"

"Tante. Apa aku boleh main? Sepertinya rumah tante lebih besar daripada rumah mama" ucap seorang pria kecil yg putih manis berumur 8 tahunan.

Sang pemilik rumah berjongkok menyejajarkan tubuhnya pada anak kecil itu.

"Anak manis. Boleh kok. Ayo masuk. Didalam ada adik bayi yg lucu"

"Ma. Aku main kerumah tante dulu ya. Nanti aku pulang sendiri"

"Iya sayang. Hati-hati ya. Ga boleh nakal" pesan sang mama pada anaknya.

"Aku titip anakku padamu ya..."

"Wira. Namaku Wira"

"Ah ya. Aku Narya. Adukan padaku kalau anakku nakal"

Anak kecil itu mengerucutkan bibir mendengar ucapan mamanya.

"Tidak kok. Sepertinya dia anak yg baik. Dia bisa berteman dengan putra sulungku"

"Yasudah kalau begitu. Aku tinggal ya"

"Dadah ma" sang anak melambaikan tangan pada mamanya.

"Kalau tante boleh tau, namamu siapa?"

"Namaku Newwiee tan"

"Newwiee? Nama yg manis. Ayo masuk"

Wira mengajak New masuk kedalam rumahnya.

"Bang Bang. Dor. Haha kena kau" suara seorang pria kecil pada teman bermainnya.

"Tay, Off. Ini ada teman baru kalian. Sana ajak dia bermain juga"

Kedua anak kecil itu menoleh sekilas kemudian melanjutkan bermainnya tanpa berniat mengajak New ikut bermain.

"Ck. Anak anak itu"

"Tidak apa-apa tante. Aku bisa bermain sendiri"

"Maafkan mereka ya New. Dia memang seperti itu dengan orang baru. Kau bisa bermain disitu"

New hanya tersenyum. Wira menuju dapur kembali berkutat pada masakannya.

"Ahahaha... kena kau kena kau... rasakan ini" New melihat salah satu dari mereka terus menembaki temannya dengan peluru mainan mengenai seluruh tubuhnya.

"Cukup. Berhenti. Aww. Sakit" temannya terus merintih kesakitan namun tak membuatnya berhenti menembaki teman mainnya itu.

New bangkit dari duduknya mendekati keduanya. Sang penembak terus berlarian tanpa menyadari New telah ada dibelakangnya.

"Hei ka... aaahhhh"

New menghentikan ucapannya karena penembak kecil itu menabrak tubuhnya hingga tubuhnya sempoyongan. Tanpa sadar tangannya menarik baju pria kecil didepannya dan mereka pun terjatuh bersama.

BRUKKK. New dan lelaki kecil itu sama sama membolakan mata. Mereka terjatuh saling tumpang tindih dengan posisi saling berhadapan. Dan parahnya lagi bibir mereka bersentuhan.

"Tay!" Pekik temannya yg berdiri sambil menutup mulutnya.

Anak bernama Tay bangkit dari posisinya mengusap bibirnya kasar berulang kali.

"Cuih. Ihhh. Bibirku. Cuih!" Tay berludah kecil berharap sensasi itu hilang dari bibirnya.

New juga ikut bangkit menyentuh bibir kecilnya.

"Ada apa Off? Kenapa kau berteriak?" tanya Wira yg terburu-buru keluar dari dapur.

"Ehhmmm itu tante... tadi... Tay... menc... ehhmmmpp"

"Tidak ada apa-apa, Ma. Kami hanya bermain" potong Tay sambil membungkam bibir Off.

"Oh. Mama kira ada apa. Tay. Ajak New bermain juga. Kasihan dia"

Tay melirik New sekilas. Pria manis itu masih menyentuh bibirnya dengan tatapan kosong.

"Ya ma" jawab Tay.

Wira kembali ke dapur.

"Off. Ayo kita ke kamar. Mungkin adikku sudah bangun" ajak Tay kemudian meninggalkan tempatnya. Tak lupa ia masih melirik New dari ekor matanya.

Sedangkan New sendiri. Ia sibuk bergulat dengan pikirannya.

"Bibirku... apakah aku baru saja dicium? Mama papa juga menciumku setiap hari. Tapi kenapa rasanya berbeda. Dadaku berdebar" gumam New.

***

Keesokan harinya. New bertemu dengan temannya disekolah. Perlu diketahui saat ini New masih duduk di bangku ke-2 sekolah dasar.

"Gun. Menurutmu, kenapa dadamu berdebar?"

"Kata kakakku, kalau dadamu tidak berdebar berarti kau mati"

New mengangguk. Benar juga. Ia menyentuh dadanya lagi. Berbeda seperti kemarin. Debarannya tidak sekuat kemarin.

"Aku merasa beda, Gun. Kemarin dadaku berdebar kencang saat kejadian itu"

"Kejadian apa?"

"Kejadian saat dia mencium bibirku"

"Apa?! Kita ini masih kecil. Kau belum mengerti apa-apa tentang ciuman"

"Jadi kalau bukan ciuman. Namanya apa? Bibirku dan bibirnya bersentuhan saat itu" jelas New sambil mempraktekkan tangannya.

"Benarkah? Hmmm kata kakakku kalau dadamu berdebar dengan lawan jenismu, artinya kau sedang jatuh cinta. Siapa dia? Apa cantik?"

New menggeleng.

"Dia sama sepertiku. Dia laki-laki" jawab New lemas. Gun ikut berhembus nafas lemas.

"Laki-laki? Tidak asik. Kalau itu namanya kecelakaan. Itu terjadi tidak sengaja kan?" New mengangguk.

Gun semakin lemas tak seperti yg diharapkannya.

New berkutat pada pikirannya.

"Apa aku menyukainya? Tapi dia laki-laki sama sepertiku. Lalu, kenapa dadaku berdebar?"

TBC
Yuk baca wp ketigaku.
Thanks buat yg udah baca ceritaku sebelumnya.
Baca juga yg ini ya.
Vote and coment please 💙

ILY Now & Forever END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang