"Hiks hiks. Apa kalian benar-benar akan pindah dari sini?" Tanya Wira sambil mengusap air matanya dengan tissue.
"Iya Wir. Kami merasa tidak enak jika terus tinggal disini. Terimakasih banyak atas kebaikan keluarga kalian selama ini. Maaf karena kami telah merepotkan kalian"
"Tidak ada yg merasa direpotkan. Kalian sudah seperti keluarga kami"
"Istriku benar. Sejak Gamon meninggal, aku dan Wira merasa kasihan dengan kalian. Kita semua sudah seperti keluarga. Jika kalian pergi, aku akan merasa bersalah lagi dengan Gamon. Aku bukan sahabat yg baik untuknya. Aku tidak bisa menjaga kalian dengan baik"
"Jangan seperti itu Om. Ini keputusan kami dan juga bukan karena kesalahan om dan tante. Om sudah melakukan yg terbaik kemarin. Pasti papa bangga dengan Om di atas sana"
Semua terdiam. New mengedarkan pandangan merasa 2 orang lainnya tidak ikut menyambut kepergiannya.
"Dan juga... selama disini aku banyak merepotkan Tay dan Nanon. Tolong katakan permintaan maafku untuk mereka ya om, tante. Maaf karena selama ini kehadiranku membuat kesal mereka" lanjut New dengan menunduk.
"Hiks. Hiks. Ini bukan salahmu, New. Tapi mereka yg keras kepala. Mereka yg tidak ingin berbaur dan melihat kebaikan hatimu" sahut Wira. Wanita paruh baya itu benar-benar sedang bersedih hati. Ia menyenderkan kepalanya pada bahu suaminya.
"Sekali lagi. Kami mengucapkan terimakasih banyak atas kebaikan kalian. Semoga kita bisa bertemu di lain waktu lagi" pamit Narya.
"Ayo New" ajaknya.
New membungkukkan badannya pada Bian dan Wira.
"Sampai berjumpa lagi om, tante. Terimakasih" pamit New.
Kemudian Narya dan New masuk ke dalam pick up yg telah mereka sewa.
"Hati-hati dijalan. Hiks" ucap Wira. Ibu dan anak itu tersenyum menanggapinya.
Sang supir mulai menyalakan mesin. Untuk sejenak, New menatap ke arah lantai dua rumah itu.
'Selamat tinggal Tay' batinnya.
Pick up pun mulai melaju membawa keduanya ke rumah baru mereka.
Disisi lain...
"Kak Tay. Dia sudah pergi. Akhirnya kita tidak terganggu olehnya lagi dan aku bisa tidur dikamarku. Yuhuu" pekik Nanon keriangan. Ia berputar-putar dan berlari menuju kamarnya.
Tak ada jawaban dari kakaknya. Dari jendela kamarnya, pria itu masih asik mengamati sebuah mobil yg melaju perlahan menjauh dari rumahnya.
***
New dan mamanya telah sampai di rumah baru mereka. New mengamati keadaan rumahnya. Hanya 1 lantai. Rumah itu memiliki ruang tamu yg cukup kecil, 1 kamar tidur, 1 kamar mandi, dan 1 dapur.
"Maaf New. Hanya rumah ini yg bisa kita tinggali. Meski tidak sebesar rumah kita yg dulu, tapi ini cukup nyaman" ucap Narya.
New tersenyum.
"Asal mama tetap bersamaku, tinggal dimanapun aku tidak peduli bagaimana kondisinya" New memeluk mamanya dengan penuh rasa sayang.
'Aku harus mencari pekerjaan untuk membantu mama' batin New.
***
Beberapa hari kemudian.
New berkumpul dengan kedua sahabatnya di dalam kelas. New belum kuliah. Mereka masih menunggu hasil keputusan penerimaan siswa di universitas.
"Jadi kau sudah pindah ke rumah baru?" Tanya Krist sambil menyomot camilannya.
"Hmm. Tidak terlalu besar tapi cukup untuk kutinggali bersama mamaku"
KAMU SEDANG MEMBACA
ILY Now & Forever END ✅
Novela JuvenilTay dan New teman sekaligus tetangga sejak kecil. New menyukai Tay pada pandangan pertama dan hatinya terus mengarah pada pria itu meski ia tau usahanya akan sia-sia. Akankah ia bisa mendapatkan hati Tay? _________________________________________ Wa...