Jangan lupa voment ya 😍😍
Lima
"Glen! Sini dulu!" teriak Sima dari pinggir lapangan, Risha sudah akan pergi tetapi Ochi dengan cepat menahan tangannya.
"Kenapa, Sim?" tanya Glen setelah tepat berada di hadapan Sima.
"Risha mau ngomong sesuatu sama lo," jawab Sima sambil mengedik ke arah Risha.
Dalam diam Risha merutuki Sima. Kenapa sahabatnya itu melakukan ini? Risha kan jadi sensi, dia tidak mau minta maaf tetapi dipaksa untuk meminta maaf.
"Ngomong apa Rish?" tanya Glen, wajahnya biasa saja, seperti tidak terjadi apapun tadi.
"Nggak ada, gue nggak mau ngomong apapun. Sima tuh," balas Risha.
Sima menginjak kaki Risha dengan kuat hingga cewek itu memekik.
"Risha kenapa?" tanya Glen dengan khawatir, cowok itu langsung membawa Risha ke tangga agar dia bisa duduk.
Risha menatap Glen dengan pandangan aneh, dia hanya terkejut sehingga reflek berteriak, walaupun kakinya nyut-nyutan, tetapi tidak sesakit itu sehingga Glen membuatnya duduk.
"Nggak apa-apa, sih," jawab Risha dengan kikuk, sungguh dia bingung harus merespon bagaimana. Risha tidak pernah diperhatikan seperti ini oleh orang asing.
"Dasar bucin!" gumam Sima.
"Aelah lebay lo," cibir Ochi pada Glen, menurutnya cowok itu berlebihan, walaupun dia menyukai Risha tetapi tidak harus berlebihan seperti itu.
"Kalau iri bilang."
Ochi menatap jijik ke arah Glen, iri darimananya? Untuk urusan perhatian, Ochi tidak kekurangan, dia memiliki kembaran dan juga kakak laki-laki, orang tuanya juga sangat perhatian. Jadi, Ochi akan iri untuk apa?
"Udahlah, kalian malah ribut," lerai Sima, memang di situ Sima seperti seorang ibu yang menjaga anak-anaknya, Risha dan Ochi pasti akan selalu membuat ulah.
"Glen, Risha mau minta maaf, tapi dia gengsi."
Glen menatap Risha yang mengalihkan pandangannya, tidak mau menatap Glen. Risha malu.
"Minta maaf untuk apa?" Glen yang sudah melupakan perbuatan Risha tentu tidak tau alasan Risha meminta maaf.
"Karena dia udah nampar lo." Tetap Sima yang menjawab karena Risha masih memilih untuk diam.
"Nggak apa-apa, santai aja kali."
"Santai aja kali, kalau gue yang nampar lo, nggak apa-apa juga?" Karena iseng Ochi bertanya seperti itu.
"Gue laporin ke guru, lo."
Ochi mendengus. "Kayak bocah lo, dikit-dikit ngadu, dikit-dikit ngadu."
"Ochi lo belum makan, ayo ikut gue, gue nggak mau ya kalau nanti mag lo kambuh terus ngerengek ke gue."
Ogya baru datang langsung menarik tangan Ochi.
"Kami duluan, ya," pamit Ogya pada teman-teman adiknya itu.
"Ogya abangable, ya. Jadi pengen punya abang kayak gitu," ucap Sima penuh harap. Sima adalah anak sulung, tidak ada kakak yang bisa memanjakannya, bahkan Risha menganggap bahwa dia adalah adik Sima, bukan kakak. Bertambah saja orang yang harus dimanjakannya.
"Jadi pacarnya aja, lo. Pasti dia perhatian."
"Apaan, sih?!"
🐇🐇🐇
![](https://img.wattpad.com/cover/251003550-288-k731202.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
You are back?
Teen FictionSequel My Daughter Aku sarankan untuk baca cerita 'My daughter' dulu ya 😁 🐇🐇🐇 Ketika Risha sedang liburan bersama keluarganya ke tempat yang dia tidak tau sama sekali apa namanya, gadis itu bertemu dengan Cakra...