💐22💐

97 15 8
                                    

SELAMAT MALAM, AUTHOR UPDATE LAGI LAPAK INI. SEBENERNYA AUTHOR MAU CEPET TAMATIN SEMUA CERITA SEBELUM AUTHOR SIBUK KKN

TAKUT GAK BISA HANDLE CERITANYA NANTI PAS SIBUK KKN. JADI MAU DI TAMATIN. TAPI BUAT LAPAK SEBELAH AGAK SUSAH KALO DITAMATI BURU-BURU

JADI KITA FOKUS KE LAPAK INI DULU. SEMOGA GAK BOSEN YA. ENJOY AND HAPPY READING GUYS





















Arsha saat ini berada di balkon lantai dua. Sehabis makan malam ia langsung pamit dan menghabiskan waktunya disini. Walaupun angin cukup dingin ia mengabaikannya. Ia memikirkan kejadian lima hari lalu saat Sava menangis. Sejak hari itu sampai sekarang Arsha tak bisa menghubungi Sava, bahkan sejak hari itu Sava tak datang ke sekolah

Lebih parahnya Anggi mengaku sebagai korban yg dibully Sava saat SMP dan menunjukkan foto yg sempat tersebar sebelumnya saat di acara festival. Arsha tidak tau mencari Sava kemana, di apartement pun tidak ada. Nazwa pun dihubungi tidak bisa. Arsha sudah mendatang cafe Nazwa namun pekerja bilang Nazwa sudah tidak datang lima hari

Flashback 5 days ago

Setelah Sava selesai menangis, Sava tak ada mengucapkan apapun. Ia hanya menatap Arsha dan dari tatapan itu Arsha sudah tau sebesar apa rasa sakit dan takut di diri Sava. Hal itu membuatnya marah diri sendiri karena tak mengerti apa yg Sava butuhkan malah ia seperti mengacuhkannya

Sava tidak menolak saat Arsha mengantarnya pulang namun Sava tak ada bicara sama sekali. Saat sampai di apartement pun Sava tak bicara apapun dia hanya mengucapkan terimakasih

"Makasih" ucap Sava dan ntah kenapa Arsha tak bisa membalasnya lalu Sava berlalu masuk ke apartementnya

Malam harinya Arsha kembali mendatangi apartement Sava dan mengirimkan pesan pada Sava jika ia menunggu di taman. Pesan tersebut hanya di baca oleh Sava namun Arsha tetap menunggu sampai setengah jam kemudian Sava datang

"Udah berapa lama kakak nunggu disini?" Tanya Sava

"Aku mikirin banyak hal. Gkpp setidaknya kamu disini sekarang. Aku mau nanya banyak hal ke kamu, tapi aku akan nanya ini. Kamu udah siap?" Ujar Arsha

"Siap untuk?" Tanya Sava

"Memberitahuku apa yg mau kamu katakan" jawab Arsha

"Sava merasa bersalah atas semua kejadian yg terjadi karena Sava" ucap Sava

"Ada lagi?" Tanya Arsha dan Sava terdiam sesaat

"Gak. Sava tau kakak gak akan mengatakannya, tapi kakak udah bosen" ujar Sava

"Saat insiden itu terjadi dan semua orang membahasnya, situasi di tim klub penyiaran pasti juga jadi kacau dan juga Sava gak mau jadi...." Lanjut Sava namun terhenti saat mendengar ucapan Arsha meninggi

"Alsava!" Ujar Arsha dengan nada yg lebih tinggi dari biasanya

"Cuma itu yg bisa kamu katakan ke seseorang yg menunggumu? Aku nunggu kamu ngirim pesan, khawatir setengah mati sesuatu mungkin terjadi sama kamu. Dan cuma itu yg ingin kamu katakan?" Ujar Arsha lagi dengan mata yg memerah dan Sava yg berusaha menahan air matanya

"Semua orang sibuk ngomongin kamu, tapi kamu diam aja. Gimana aku bisa mempercayai kamu saat kamu sendiri gak ngomong apa-apa. Kalo semua itu benar, aku bahkan berpikir buat mempertemukan kalian berdua supaya kamu bisa minta maaf. Saat kamu menghindar dan mengabaikan pesanku, aku mikirin banyak hal. Tapi aku masih bertahan karena kamu bilang akan ngasih tau aku semuanya" lanjut Arsha

Their Story [Arshava]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang