Part #1

1.7K 225 55
                                    

Hai semuanya sebelum kita masuk ke story nya. Aku mau minta maaf sama kalian yang nunggu story horor yang pernah aku janjikan sama kalian sebelumnya.

Sebenarnya gua udah mikir konsep nya dan siap untuk di publish tapi gua merasa masih ada yang kurang deh wkwkw.

Sambil nunggu story nya up gua beri aja kalian asupan cerita haitani brother. Karna kemarin story gua yang kawata twins banyak yg suka jadi gua kepikiran buat nih story tentang nih dua saudara btw ada yang request juga sih wkwkwk.

Sekali lagi gua minta Maaf yah gua ingkar janji sama kalian :D

-Lala✨

_____________________________

Suara loker dibuka dengan perlahan membuat seorang pria bersurai kuning biru dengan kacamata bulat nya dan buku di tangan sedang meneguk ludah. Pasalnya di seberang sana beberapa gerombolan anak anak yang bisa di bilang sangat populer sedang memantau nya.

Dengan cepat tanpa basa basi ia pun pergi dari sana dan tak mau menatap gerombolan itu lebih lama lagi. Haitani rindou seorang kutu buku di kampus nya menjadi bahan bully-an karna selalu membaca dan tak bisa lepas dari buku nya.

Akhirnya banyak dari mereka yang dikatakan populer itu mengambil kesempatan ini untuk membully rindou hanya untuk sekedar bermain main dan membuat orang-orang disekitarnya takut padanya.

Rindou menunduk sambil mendekap dua buah buku di dadanya. Orang orang menatap nya dengan tatapan aneh dan jijik. Sesekali bisikan juga mereka lontarkan untuk pria bersurai kuning biru ini.

Sesaat ingin masuk kelas. dua orang mencegah rindou lalu mendorong dan membuat pria itu jatuh terduduk. Buku nya pun ikut terlempar tak jauh darinya.

"Selamat pagi kutu buku kesayangan kita" ucap salah satu pria itu yang perlahan mendekati rindou.

Rindou yang tidak mau berurusan pun dengan cepat mengambil buku nya dan segera pergi. Tapi salah satu dari dua pria itu menendang jauh buku yang rindou ingin ambil.

Rindou yang melihat itu pun akhirnya berdiri lalu menatap lekat pada pria yang menendang buku nya tadi. Satu pukulan yang bisa di bilang lemah itu ia ajukan pada pria yang menendang buku nya itu.

Dengan ekspresi ingin menangis rindou memberanikan dirinya untuk memukuli dua pria itu tapi karna rindou Sangat lemah ia pun kalah dengan dua tinjuan saja rindou pun tumbang.

Darah dari mulut nya bercucuran keluar. Orang orang di sana menatap nya dan tertawa terbahak-bahak melihat rindou.
Ia pun dengan segera pergi ke toilet dan enggan mengikuti kelas hari ini.

Rindou menangis sejadi-jadinya di toilet itu. Menatap kacamata nya yang sudah patah dan ini yang ke empat kalinya. "Astaga apa yang akan ku katakan pada kakak kalo kacamata ku patah lagi?" Ucap rindou.

Tiba tiba pintu toilet di dobrak membuat rindou yang di dalamnya menutup dengan cepat mulutnya. "Tadi si kutu buku itu ke sini kan?" Tanya salah satu pria itu.

"Iya aku melihatnya ke sini" jawab salah satu wanita di sana.

Pria yang memukuli nya tadi sedang ada di sini. Apa yang mereka lagi lagi inginkan membuat rindou ingin mati saja jika seperti ini. Tidak ada rasa kenyamanan dalam dirinya dalam menghadapi masa kuliah.

"Kumohon tuhan jangan sampai mereka menemukan ku, kumohon" gumam rindou dalam hati.

Pintu toilet satu pun dihempas membuat Rindou merasa ketakutan setengah mati. Kemudian pintu toilet dua. Lalu yang terakhir pintu toilet tiga yang di mana tempat rindou mengurung diri.

Rindou membelalakkan matanya ketika melihat kaki pria itu tepat di depan toilet yang ia tempati sekarang. Rindou pun pasrah dan menutup matanya
"Aku harap ini adalah akhir nya" gumam nya dalam hati sambil tersenyum dengan air mata yang masih mengalir.

Dan saat ingin di buka tiba tiba..

"Hey! cepatlah dosen kita sudah datang, kau tidak mau di hukum kan?" Ucap salah seorang yang berteriak di luar toilet.

Pria itu pun akhirnya mengurungkan niatnya untuk membuka pintu dan lekas pergi dari sana.

Mata pun di buka perlahan oleh rindou. Ia pun menghela nafas panjang nya dan bersyukur karna ia tidak jadi di pukuli lagi.

Rindou dengan segera keluar dari toilet itu dan perlahan mengintip kanan dan kirinya memastikan tidak ada orang di sana.

"Sepi, syukurlah" ucap nya.

Ia lalu dengan berlari menuju gerbang kampus dan mengurungkan niatnya untuk tidak mengikuti kelas lagi hari ini.

Di sepanjang perjalanan rindou hanya menunduk dengan mata yang merah dan sembab. Ia berpikir apa sih salahnya menjadi kutu buku? Dia hanya ingin membaca dengan tenang apakah itu salah?

****

Kemudian tak lama setelah itu ia pun sampai di rumah.

Seorang pria dengan Surai coklatnya tengah asik membersihkan mobilnya nya sesekali bersenandung. Ia pun menatap dari balik kaca mobil.

"Rin? Kenapa kau pulang lebih awal?" Tanya seorang pria yang tak lain adalah kakaknya rindou yaitu haitani ran.

Rindou pun segera mendongak dan mendapati kakaknya tengah berdiri di hadapannya "kakak tanya padamu, kenapa kau pulang lebih awal lagi dan mana kacamata mu?" Tanya ran sekali lagi.

Rindou pun menghela napasnya dan tidak menjawab kakaknya lalu segera masuk ke dalam rumah.

Ran pun berbalik dan menatap bingung sang adik. Dia pun membanting kain lap nya dan segera ikut masuk ke dalam mengikuti adiknya.

"Rin! Kakak tanya kenapa kamu gak jawab?" Ran kemudian menarik lengan sang adik.

Ia menatap lekat pada adiknya itu. Rindou hanya menunduk menatap lantai putih itu "haitani rindou Jawab kakak!" Ran pun membentak adiknya untuk membuka suara.

"Kakak, hari ini aku tidak enak badan jadi aku memutuskan untuk pulang saja" jawab rindou dengan lembut.

Akhirnya sang kakak pun menghela nafas dan menepuk punggung sang adik "ohh seperti itu, baiklah kau jangan lupa istirahat yah" ujar ran

Saat rindou ingin pergi masuk kamar ran pun mencegah nya lagi "mana kacamata mu?" Tanya nya.

Rindou pun tersenyum lembut dan hanya mengatakan bahwa kacamatanya ada di tas. Rindou sengaja tidak memakainya saja.

"Baiklah setelah ini aku akan membuatkan mu bubur dan membeli obat, kau istirahat lah di kamar. Tidak usa nyalakan AC!" Tegas sang kakak

Rindou pun tersenyum dan segera menutup pintu kamarnya.

Dalam ruangan itu dia menekuk lututnya dan menangis dalam diam. "astaga kapan aku tenang menghadapi masa remaja ku jika seperti ini? Tidak ada yang mau berteman dengan ku. Hanya kakak saja yang selalu ada untukku" ucap rindou sambil menangis sesekali menatap ke arah langit langit kamarnya.

***

Ran diluar sedang mendengar suara tangis adiknya. Dia pun sedikit curiga apa yang sebenarnya terjadi pada adiknya.

Beberapa hari ini ran sering menemukan kacamata rindou selalu patah. Padahal rindou termasuk anak yang selalu menjaga barang barang nya agar tetap terjaga.

Dengan kecurigaannya itu ran mempunyai sebuah ide untuk mengikuti adiknya secara diam diam.

.
.
.
TBC?

𝐇𝐀𝐈𝐓𝐀𝐍𝐈 𝐚𝐧𝐝 𝐬𝐞𝐯𝐞𝐧 𝐟𝐮𝐧 𝐥𝐢𝐬𝐭𝐬  [TAMAT ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang