part #2

1K 212 31
                                    

Dua hari setelahnya.

Rindou hendak berangkat pergi kuliah karna dia sudah merasa enak dan mood nya baik.

Sang kakak yang sedang menyiapkan sarapan di dapur memanggil sang adik yang masih ada di kamarnya.

"Rin ayo turun, waktunya sarapan!" Teriak sang kakak dari dapur.

***

Tak lama setelah itu rindou pun turun ke bawa dan segera menghampiri meja makan.

Kakaknya menghidangkan roti bakar dan sereal gandum untuk rindou. "Rin, mau bawa bekal gak? Kakak buatin" tanya sang kakak.

Rindou yang asik dengan susu nya pun hanya mengangguk "iya, buatin aja nasi goreng jangan lupa pakai sosis yah" jawab rindou.

Selagi menunggu. Ran pun menyempatkan dirinya untuk mengobrol dengan adiknya.

"Rin, kakak mau tanya?" Tanya ran yang asik dengan memotong bawang nya.

Sang adik pun hanya berdehem dan mengisyaratkan bahwa dia akan siap menjawab pertanyaan kakaknya.

"Kamu itu gak di bully kan?"

Saat mendengar itu pun rindou pun tersedak. Membuat susu nya hampir tumpah ke baju nya.

"Kok kakak nanya begitu?" Tanya rindou balik.

Ran pun menghentikan aktifitasnya lalu menatap ke arah adiknya

"Kenapa kalo kakak nanya gitu? Kakak cuman mau mastiin kamu gak kenapa-kenapa" ujar ran.

Sang adik pun memainkan jari nya seperti gelisah ketika kakaknya melontarkan pertanyaan itu.

"Rin, kamu gak sembunyikan apa-apa kan dari kakak? Kalo ada apa apa kamu kasih tau aja ke kakak, gausa di pendam" ucap ran.

***

Tak menghiraukan rindou pun dengan segera mengambil tas nya dan segera pergi dari dapur. merasa terkejut akhirnya ran melepaskan celemek nya dan segera mengejar rindou.

"Rin! Sarapannya belum selesai, jangan pergi dulu" teriak ran.

Ia melihat rindou masuk ke bus  tanpa berbalik menatap kakaknya yang memanggil nya.

***
Tanpa pikir panjang. Ran masuk ke dalam rumah mengambil kunci mobil nya dan segera mengikuti adiknya dari belakang tanpa di ketahui olehnya.

Sesaat di kampus dan dari jauh menatap adiknya yang turun terakhir. Terlihat tidak ada yang mendekati rindou untuk mengajak nya masuk ke kampus bersama sama.

Dengan curiga nya ran pun mendekati mobilnya  dengan perlahan. Ran melihat adiknya masuk ke sana tapi semua orang menghindari nya.

***
Tak lama itu ran pun menyamar untuk masuk ke kampus itu menyusul adiknya. Ia menguntit adiknya hingga menuju tempat loker berada.

Di sana dia melihat beberapa gerombolan remaja yang menertawakan nya sambil menunjuk nunjuk ke arah rindou

"Apa yang mereka tertawakan?" Tanya ran dalam hati.

Ran semakin menatap fokus ke arah adiknya itu. Sesaat beberapa menit menunggu ada yang mulai tidak beres.

Saat rindou ingin membuka loker. Remaja-remaja itu menutup tiba tiba loker rindou membuat sang pemilik terkejut.

Hingga pada saat rindou ingin pergi. Rindou pun di dorong dari belakang hingga jatuh ke bawah

***

Ran mulai naik pitam. Dengan segera dia berlari ke arah gerombolan remaja itu dan menghempaskan kepala mereka ke loker besi itu hingga darah bercucuran.

"Beraninya kalian menyakiti adikku, brensek kalian!" Ujar ran.

Rindou yang menyadari itu menatap ke arah kakaknya yang tidak terkendali. Ran membabi buta para remaja yang menyakiti adiknya selama ini.

"Jadi karna kalian adikku sering menangis yah? Akan ku bunuh kalian semua!"

Di sana menjadi sangat ramai karna ran yang terus menerus memukuli para remaja yang membully adiknya hingga salah satunya ada yang pingsan.

"Kak!! sudahlah dia sudah pingsan, kendalikan dirimu" teriak rindou sambil menahan kedua tangan kakaknya yang tak terkendali.

Ran pun akhirnya berhenti lalu tatapan horor nya menatap ke semua orang yang menyaksikan nya di sana. Menunjuk semua yang ada di sana memperingati mereka semua

"Aku peringatkan kalian semua yang ada di sini dan kau! Jika aku mendapati satu saja luka di tubuh adikku. Akan ku bunuh Kalian semua, aku tidak takut jika masuk penjara. Camkan itu semua, ayo Rin! Kita pulang" setelah berpidato singkat ran pun menarik tangan adiknya keluar dari kampus itu dan masuk ke mobil.

Orang orang di sana pun merasa gemetaran ketika melihat saudara dari yang mereka bully selama ini adalah petarung yang kuat. Tak lama setelah itu mereka pun membubarkan diri dari tempat itu meninggalkan para pemuda yang hampir saja terbunuh karena sikap membabi buta ran.

***
"Masuk! cepat!" Bentak ran.

Dalam mobil ran menatap marah pada adiknya itu. "Katakan padaku Rin! Kenapa kau tidak cerita selama ini kau di bully hah? Kau anggap aku ini apa? Aku sudah bilang padamu untuk menceritakan semua yang kau alami agar kau tidak merasa terbebani. Kita ini Saudara dan kau adikku. Aku berhak tau!" Ran berpidato lagi di depan adiknya.

Tak lama itu mata rindou panas dan kemudian menangis keras. Membuat ran merasa iba dan dengan segera memeluk adiknya.

"Kau ini, ada apa sih denganmu hah? Kau tau kan hanya kau yang aku punya sekarang. Aku tidak berharap ayah dan ibu kembali setelah kecelakaan pesawat itu, jadi aku mohon jangan seperti ini Rin, kakak sayang padamu"

Rindou meremas baju kakaknya dan terus saja menangis "sudah tidak usa menangis, mulai sekarang aku akan melindungi mu" ujar ran sambil mengelus kepala sang adik.

"Maafkan aku kak, aku hanya takut memberitahu mu. Aku tidak punya keberanian" ucap rindou sesekali terisak.

"Bodoh! Jangan bawa sikap takut mu seperti ini, katakan semua yang kau alami padaku walaupun hanya sepele maka akan aku dengar kan"

***
Mulai dari hari itu ran memutuskan untuk membuat rindou kuliah online di rumah untuk mengobati rasa traumanya dan tak lupa juga ran menuntut beberapa remaja yang membully adiknya.

Pihak kampus di sana sangat meminta maaf dan dengan segera mengeluarkan remaja itu dari kampus. Tapi meskipun begitu rindou masih takut pergi ke kampus.

Mungkin karna trauma yang di alaminya. Ran merasa sangat tertekan melihat adiknya yang jadi pendiam dan jarang keluar kamar

Bagaimana caranya agar rindou kembali tersenyum?
.
.
.
.
.
TBC?

𝐇𝐀𝐈𝐓𝐀𝐍𝐈 𝐚𝐧𝐝 𝐬𝐞𝐯𝐞𝐧 𝐟𝐮𝐧 𝐥𝐢𝐬𝐭𝐬  [TAMAT ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang