12.WEEDING WITH YOU

32 6 0
                                    

Vote and Comment.


°°°

12.WEEDING WITH YOU.

2 bulan kemudian.

Hari berganti hari. Bulan berganti bulan. Saat ini akad nikah yang Pandu jalani belum juga kunjung selesai.

"Bagaimana sodara Pandu? Apakah anda siap?" Tanya pak penghulu berjabat tangan.

Cowo itu belum membalas jabatan tangan pak penghulu. Entah kenapa tiba-tiba saja hawa Badmood menghantui dirinya.

"Pandu..." Bisik hendra yang berada disamping Pandu.

Pandu tersadar. Cowo itu menarik nafas sebanyak-banyaknya. Jujur saja dirinya juga belum siap saat ini. Tapi mengapa waktu itu ngebet banget?

Kemudian tangan kekarnya itu membalas jabatan pak penghulu.

"Saya ulangi lagi ya? Saya nikahkan Engkau dengan Airish Geraldine Yuvana Binti Indra hermawan dengan seperangkat emas kawin sebesar 50 juta, dan Seperangkat alat sholat dibayar tunai!"

Pandu memejam. "Saya terima nikahnya Airish Geraldine Yuvana binti Indra Hermawan dengan emas kawin sebesar 50 juta, dan seperangkat alat sholat dibayar tunai" 

"Bagaimana para saksi? Sah?" Ucap Pak penghulu.

"SAH!" Jawab semua tamu undangan serempak.

"S-sah?" Beo Airish tak percaya.

Pandu melihat kearah Airish. Gadia itu memejamkan matanya. Tetesan Air mata itu membanjiri Pipi Airish. Dia nangis? Bantin Pandu.

"Kenapa Lo nangis?" Tanya Pandu lirih.

"Siapa yang nangis? Enggak kok"

Kini tangan Pandu mengusap air mata yang menetes di Pipi Airish.

"Udah jangan nangis"

°°°

Malam ini Kedua remaja yang kini sudah sah menjadi Suami Istri itu Tengah berada Dirumah Hendra atau sama juga Masih tinggal dirumah Pandu.

Gadis berambut panjang itu. Menaiki satu-persatu anak tangga. Menuju kamar Pandu.

Sesampainya Airish segera membuka gagang pintu. Dan masuk kedalamnya. Melihat Ada Pandu yang tengah duduk ditepi ranjang memainkan ponselnya disana membuat dirinya mengernyit heran.

"Pandu, Lo kok disini?" Tanya Airish berjalan mendekat.

Pandu mendongakan kepalanya saat mendapati Airish.

"Ya disini lah orang ini kamar gue" Jawab Pandu Dingin.

"Kita seranjang?" Pandu mengangguk.

"Kenapa kalo kita seranjang?"

Airish membelak kaget saat Suaminya itu terus berjalan maju kearahnya. Sontak kaki mungilnya berjalan mundur.

Tubuh Airish menabrak dinding tembok. Yang artinya sudah tidak ada langkahan untuk memundur.

Pandu tersenyum puas. Tubuh kekarnya kini mengunci tubuh Istrinya yang hanya sebatas dadanya.

"P-Pandu gue teriak ya?" Ancam Airish.

"Teriak aja, Orang rumah udah pada tidur. Kalo lo teriak Nanti Ayah bakal marahin lo Yang ada" Ucapnya menakut-nakuti Airish.

"Ih mana ada" Tutur Airish cemberut.

"Bisa aja kan?" Alis Pandu ter-angkat satu.

"Lo katanya sayang sama gue? Udah gue duga pasti Lo terpaksa ngomong kaya gitu" Duga Airish, Waktu itu Airish masih mengingat kejadian Tentang Pandu yang membuka perasaan nya untuk dirinya.

"Kapan gue ngomong kaya gitu?" Tanya Pandu pura-pura lupa.

Airish berdecih. Apakah Pandu benar-benar tidak mengingetnya?

"Sekarang gue tanya sama Lo" Ucap cowo itu.

"Apa?"

"Waktu perjodohan itu, Lo bener-bener nerima gue secara ikhlas kan? Gak terpaksa?" Pandu Masih Bingung dengan Airish yang tiba-tiba menerimanya se-enteng itu.

"Ikhlas lah"

"Atas dasar apa lo?" Kini Airish menghela nafasnya kasar. Dia jadi diterjang pertanyaan-pertanyaan banyak Dari Pandu.

"Karena gue sewaktu itu udah mulai buka perasaan buat lo juga" Jujur Airish namun Masih canggung.

Mati-matian Pandu menahan tawanya. Apa tadi? Membuka perasaan untuknya?

"Kenapa Lo?" Airish menatap wajah Pandu tanpa minat.

"Buka perasaan apaan? Tiap hari aja lo selalu ngehukum gue, Ini apalagi? Buka perasaan 'mulut lo!" Ucap Pandu dengan nada mengejek.

"Lo juga gitu ya, Dulu lo selalu gangguin gue, belum puas kalo gue marah' kan? Itu yang dinamakan modus secara tidak baik-baik" Ketus Airish terlewat jengkel. Benar saja dulu memang sifat Pandu seperti itu. Dan sekarang? Tidak ada Perubahan sama sekali. Sifat Pandu yang sekarang dengan dulu masih saja menempel.

"Sampe rumah lo Baper kan?" Duga Pandu meng-ngangkat alis satu.

Airish menggeleng kuat. Apa yang Dikatakan Pandu tidak ada benarnya sama sekali. Seorang Airish baper? Oh tidak semudah itu.

"Udah Minggir Ah!, Gue mau tidur udah ngantuk banget" Airish mendorong tubuh Pandu. Namun tetap saja tenaganya tidak sekuat tenaga Laki-laki.

"Nggak akan gue Lepasin, Sebelum gue nge-lakuin satu hal yang gue mau"

"Terus lo mau apa?" Tanya Airish.

Keduanya saling diam, mata netra Pandu menatap bagian bibir tebal milik Airish.

Namun disisi itu Airish benar-benar tidak menyadari apa yang telah Pandu lihati.

"Pandu Mau Ap--"

Cup
°


°
°
°

°°°

T b c

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA!

See u next part

PANDU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang